Mohon tunggu...
Tieni Feranica
Tieni Feranica Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Analisis Artikel: "Cerita di Balik Kiamat yang Tak Jadi Datang"

6 Februari 2018   22:54 Diperbarui: 6 Februari 2018   23:06 465
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Artikel: "Cerita di Balik Kiamat yang Tak Jadi Datang"

Berbicara mengenai teknologi, kita tentu bisa melihat banyaknya perkembangan yang muncul. Hal paling sederhana  yang dapat kita lihat dari kehidupan kita sehari-hari adalah adanya internet. Dilansir dari BBC.com, kehadiran internet semakin memudahkan kita untuk memperoleh informasi yang kita inginkan (Wijaya, 2010). Adanya perkembangan yang sedemikian rupa tentu menjadi kesempatan bagi siapapun, seperti media cetak yang kemudian beralih menjadi media online, maupun individu yang sekedar ingin membagikan pengalaman atau ilmu mereka kepada individu lain melalui sebuah blog.

Oleh karena itu, kita dapat melihat hadirnya berbagai macam tulisan maupun artikel di internet. ketika kita hendak mencari suatu informasi tentang tempat wisata di Yogyakarta, melalui Google misalnya, aka nada banyak artikel yang bisa kita temukan. Mulai dari media online yang terpercaya hingga individu-individu yang gemar membagi cerita di blog pribadi mereka. Dengan banyaknya artikel tersebut akhirnya membuat kita memilih artikel mana yang ingin kita baca. Tentu saja kita akan memilih artikel yang menurut kita menarik untuk dibaca.

Setiap orang tentu memiliki karakteristik yang beberda dalam menilai apakah sebuah artikel atau tulisan yang mereka baca itu menarik atau tidak. Pada sebuah artikel yang diterbitkan oleh Kumparan.com dengan judul "Cerita di Balik Kiamat yang Tak Jadi Datang", di sini saya mencoba melihat apakah artikel tersebut menarik atau tidak, berdasarkan apa yang saya pelajari dan beberapa kategori dalam 50 Writing Tools yang ditulis oleh Roy Peter Clark.

Secara umum, ketika membaca judul artikel tersebut, saya cukup tertarik untuk mengetahui lebih lanjut mengenai apa isi dari judul tersebut. Judul tersebut berhasil membuat saya penasaran dan akhirnya memutuskan untuk membacanya. Keseluruhan dari artikel tersebut membahas mengenai rudal yang akan mengenai Hawaii, namun ternyata hal tersebut hanyalah kesalahan oleh salah satu petugas Hawaii Emergency Management Agency (HI-EMA). Di samping itu, artikel ini cukup panjang, namun ketika paragraf demi paragraf saya baca, menurut saya artikel ini cukup menarik untuk dibaca.

Menurut saya, penulis artikel cukup cerdas. Sebenarnya penulis bisa memilih kata lain sebagai judul artikelnya, misalnya "Kesalahan Teknis Membuat Warga Hawaii Panik". Akan tetapi di sini penulis memilih untuk menulis "...Kiamat yang  Tak Jadi Datang" sebagai judul artikelnnya. "...Tak Jadi Datang", jika dilihat dari judul tersebut, saya mempersepsikan bahwa kiamat tersebut tidak jadi terjadi. Dengan demikian, saya sebagai pembaca menjadi penasaran dan menyempatkan untuk membuka artikel tersebut.

Ketika membuka artikel tersebut, kalimat pertama yang saya baca ternyata sesuai dengan ekspektasi. Pada kalimat pertama, penulis artikel menuliskan hal yang sesuai dengan judul artikel yaitu "Cerita di Balik Kiamat yang Tak Jadi Datang" dengan menjelaskan bahwa "Kiamat datang lebih cepat bagi 1,5 juta penduduk Hawai". 

Hal ini tertulis dalam 50 Writing Tools pada bagian Writing Tool #4: Period As a Stop Sign, yang menjelaskan mengenai penggunaan kata yang tepat/baik di awal dan di akhir paragraf. Kalimat pertama tersebut menurut saya cukup kuat, menarik dan membuat saya bertanya-tanya, "Kenapa bisa begitu?", sehingga saya ingin melanjutkan membaca artikel tersebut. Tidak hanya di awal saja, menurut saya, kalimat terakhir artikel juga cukup menarik yaitu berupa kutipan dari salah satu narasumber. Pada bagian itu, saya yang awalnya telah berpikir bahwa yang salah adalah petugas tersebut, akhirnya membuat saya berpikir kembali mengenai siapa sebenarnya yang salah.

Selain itu, artikel tersebut juga memenuhi Writing Tool #5: Observe Word Territory, yang menjelaskan agar menghindari pengulangan kata dalam satu kalimat yang sama. Ketika membaca artikel tersebut, saya merasa nyaman, tidak ada kata-kata yang mengganjal pada kalimat-kalimat yang ada. Artikel tersebut tidak mengulang kata yang sama pada kalimat yang ada. Sehingga kata-kata yang ada dalam setiap kalimat tidak aneh dan tidak membingungkan ketika dibaca.

Kemudian pada Writing Tool #35: Use Punctuation, dijelaskan mengenai penggunaan tanda baca pada setiap kalimat, seperti titik, koma, dan lain-lain. Dengan demikian dapat mengatur kecepatan membaca, dan membagi kata maupun frasa agar menjadi nyaman untuk dibaca. Menurut saya, artikel tersebut memenuhi kriteria ini. Meskipun artikel tersebut cukup panjang, namun saya nyaman membacanya hingga selesai. Saya tidak kesulitan, melainkan dimudahkan dalam membaca artikel terebut dari awal hingga akhir. Hal ini karena tanda baca yang digunakan sudah sesuai.

Artikel ini juga memenuhi kriteria Writing Tool #21:Quotes and Dialogue. Dengan menyajikan kutipan wawancara dari narasumber yang mengalami kejadian tersebut. Adanya kutipan, membuat artikel tersebut menjadi terpercaya. Saya sebagai pembaca tidak akan berprasangka, apakah ini kejadian nyata atau hanya karangan semata.

Secara keseluruhan, menurut saya artikel ini sudah baik dari segi teknis penulisannya. Hal ini membuat saya sebagai pembaca yang tidak terlalu menyukai artikel yang terlalu panjang, menjadi betah membaca artikel ini sampai akhir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun