Mohon tunggu...
Fentika Rahmawati
Fentika Rahmawati Mohon Tunggu... Aspiring writer

Terus gerakkan jari hingga berkeringat hasil

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Raut Muram di Wajah Baru Situ Ciburuy: Kisah Pilu di Balik Proyek Revitalisasi

23 September 2025   07:00 Diperbarui: 23 September 2025   03:22 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Situ Ciburuy, sebuah danau legendaris di Kabupaten Bandung Barat, tengah mengalami perubahan besar. Proyek revitalisasi dan penataan kawasan yang digagas oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat bertujuan mengembalikan fungsi danau ini.

Namun, di balik wajah baru yang dijanjikan, tersimpan kisah pilu warga yang harus kehilangan tempat tinggal dan mata pencaharian.

Pembongkaran Tanpa Ganti Rugi: Sebuah Dilema

Pada 18 hingga 19 September 2025, alat berat mulai merobohkan ratusan bangunan di area situ. Tindakan ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk menertibkan bangunan liar yang dianggap menyalahi aturan. 

Ninda, perwakilan dari Dinas Sumber Daya Air (DSDA) Jawa Barat, menegaskan bahwa tidak ada kompensasi ganti rugi karena bangunan tersebut didirikan secara ilegal di atas lahan milik pemerintah.

Keputusan ini menjadi pukulan telak bagi ratusan keluarga yang telah lama menetap di sana. Di antara mereka, terdapat cerita-cerita memilukan, seperti yang dialami oleh Nyi Wartisah, seorang lansia tunanetra berusia 83 tahun yang sudah 17 tahun tinggal di kawasan tersebut. Tanpa uang dan tempat untuk pindah, ia hanya bisa pasrah melihat rumahnya diratakan. Cerita Nyi Wartisah menjadi simbol penderitaan yang tak terelakkan dari sebuah proyek pembangunan.

Solusi Jangka Pendek dan Harapan yang Menggantung

Menanggapi gejolak sosial ini, beberapa tokoh, termasuk Dedi Mulyadi, memberikan perhatian khusus. Dalam sebuah video yang ia unggah pada 21 September, Dedi menyatakan bahwa Pemprov Jawa Barat akan menyediakan dana untuk menyewa hunian sementara selama setahun bagi 12 keluarga yang paling terdampak. Kades Ciburuy, Firmansyah, mengonfirmasi adanya bantuan tersebut dan memastikan warga akan menerima bantuan ini sambil mencari solusi jangka panjang yang permanen.

Langkah ini menunjukkan upaya pemerintah untuk memberikan perlindungan kepada warga. Namun, bagi sebagian besar warga yang terkena dampak, solusi sementara ini belum memberikan kepastian. Mereka masih menunggu kabar mengenai masa depan mereka, apakah akan ada lahan baru atau solusi permanen lainnya.

Konflik Abadi Antara Pembangunan dan Rakyat

Kasus Situ Ciburuy ini sekali lagi menjadi cerminan dari konflik sosial yang sering terjadi di Indonesia, di mana proyek pembangunan sering kali berbenturan dengan hak dan kesejahteraan rakyat kecil. Revitalisasi ini memang penting untuk mengembalikan fungsi lingkungan Situ Ciburuy, namun bagaimana menanganinya dengan cara yang manusiawi, tanpa merenggut hak-hak dasar warga, tetap menjadi pekerjaan rumah besar bagi pemerintah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun