Assalamu'alaikum Ramadan yaa Kariim,
Aku harap tatkala kamu membaca surat ini, sedang dalam keadaan tersenyum.Â
Sebagaimana senyumku ketika sudah bertemu dengan Rajab, maka tak lama lagi akan bertemu denganmu setelah Sya'ban berlalu.
Dari Kecil hingga Dewasa tentangku akan Ramadan
Tahu tidak Ramadan,
ketika kecil saat menunggu kedatanganmu, aku memang tidak antusias, karena yang kupikirkan saat itu adalah bagaimana dapat angpao THR dan baju lebaran dari orang-orang dewasa.
Begitupun tatkala menyantap hidangan lebaran entah itu ketupat, rendang, sambal goreng ati-kentang, ayam bakar, biskuit, minum sirup yang dingin, dan camilan lebaran lainnya. Maaf, aku lalai mengingatmu, huhu.
Kemudian saat beranjak remaja, aku sedikit mengerti akan kehadiranmu, wahai Ramadan.
Aku mulai memikirkan untuk rajin tarawih dan membaca Al-Quran hingga khatam.
Perlahan, pemikiranku saat kecil tentang hidangan lebaran dan angpao THR mulai luntur.
Walau ya tetap saja, aku kan masih ngarep dapat THR, karena aku terlahir sebagai anak bungsu alias paling kecil hehe.