Mohon tunggu...
Fenni Bungsu
Fenni Bungsu Mohon Tunggu... Freelancer - Suka menulis

Penyuka warna biru yang senang menulis || Komiker Teraktif 2022 (Komunitas Film Kompasiana)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Gunakan Drone, Zipline Kirim Bantuan Medis Hingga ke Pelosok

9 Januari 2018   15:43 Diperbarui: 9 Januari 2018   15:47 415
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Banyak cara yang dapat dilakukan untuk memberikan bantuan medis kepada yang membutuhkan, misalnya dengan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K). Di sini setidaknya ada hal  hal yang patut kita ketahui agar bantuan medis bisa diberikan dengan penanganan yang tepat dan cepat, seperti :

- Pahami keadaan di sekeliling Anda, misalnya adakah ancaman api atau hawa beracun, putusnya kabel listrik, dan hal berbahaya lain. Tujuannya agar saat memberi bantuan, korban dan si penolong sama-sama tidak dalam kondisi yang berbahaya, sehingga penanganan akan cepat dilakukan.

- Lekas cari layanan penting, seperti polisi, pemadam kebakaran, atau petugas rumah sakit. Dengan begitu pasien atau korban tidak menunggu lama.

Selain itu, dalam menangani kesehatan, hendaklah dilakukan secara tepat sasaran, dan tentunya jangka waktu yang cepat. Tepat sasaran berarti cara pengobatan yang disesuaikan dengan jenis penyakitnya. Sedangkan jangka waktu, dapat diartikan penanganan yang cepat ketika kondisi darurat kesehatan. Masalah yang kerap dialami adalah jarak yang tidak terjangkau ataupun lokasi yang berada jauh di pedalaman.

Tidak terjangkau di sini adalah medan yang berat. Biasanya jalur tersebut tidak dapat dilalui dengan menggunakan kendaraan seperti mobil atau motor. Sebab bisa memakan banyak waktu, sedangkan dalam memberikan bantuan medis penanganannya haruslah cepat. Belum lagi kendala cuaca yang bisa menjadi hambatan, jika bantuan diberikan melalui jalur udara.

Kini seiring berkembangnya teknologi, pemikiran untuk memudahkan penanganan kesehatan semakin cepat. Contohnya seperti yang dilakukan oleh startup Zipline dengan mengandalkan pesawat drone. Ide yang dikembangkan oleh Zipline bisa membantu pengiriman bantuan medis seperti obat-obatan ke wilayah pelosok yang tidak terjangkau.

Saat ini, Zipline sedang mengembangkan layanannya di Tanzania, dimana sebelumnya telah membantu untuk di Rwanda. Pesawat drone yang digunakan bisa mengantisipasi segala cuaca yang terjadi, entah itu panas, hujan, atau cuaca buruk lainnya. Tidak peduli dengan lokasi yang menantang, drone dapat diterbangkan tanpa awak pesawat dengan kelengkapan parasut untuk mendarat, baterai, motor penggerak, dan tentunya GPS.  

Drone sendiri acap kali disebut dengan unmanned aerial vehicle (UAV), yang merupakan pesawat tanpa awak yang dikendalikan dengan remote. Penggunaan drone pertama kali oleh Austria tercatat pada saat perang dunia pertama, pada tahun 1849 dengan bentuknya seperti balon udara. Kemudian rancangan tanpa awak terjadi menjelang perang dunia pertama usai.

Seiring perkembangannya, di era teknologi saat ini drone pun bisa dikendalikan melalui smartphone, dan kini dapat dimanfaatkan untuk membantu masyarakat yang salah satunya adalah dengan memberikan bantuan medis hingga ke pelosok dunia.

Sumber berita : flyzipline.com dan wikipedia.org

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun