Mohon tunggu...
π”½π•–π•Ÿπ••π•£π•’ ℝ𝕖𝕀π•₯π•ͺπ•’π•¨π•’π•Ÿ
π”½π•–π•Ÿπ••π•£π•’ ℝ𝕖𝕀π•₯π•ͺπ•’π•¨π•’π•Ÿ Mohon Tunggu... Guru - Ilmuwan

Suka nulisΒ² yang ndak penting nyambi mulang siswaΒ² yatim.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Gagapnya Kearifan Lokal di Masa Pandemi

6 Oktober 2020   08:06 Diperbarui: 6 Oktober 2020   08:15 710
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Inilah yang dulu kukatakan, dalam hidup segala hal mestilah dilakukan pada batas kewajaran. Karena keselamatan berada di tengah antara dua hal yang saling berlawanan. Jadi keselamatan adalah jalan tengah, atau kewajaran atau keberimbangan. Yang kita saksikan akhir-akhir ini adalah kehidupan yang serba tidak wajar, melampaui batas. Dan kehidupan takkan kembali berimbang sebelum dia mengalami akibat ketidakwajaran itu.
Ronggeng Dukuh Paruk, Hal-238

Masyarakat menyikapi new kearifan lokal

Ngiduh, sepintas kalau kita berada disalah satu desa daerah pesisir Jawa Timur mungkin ada toto kromonya. Yah! tata krama itulah yang memberikan nilai dalam setiap aktivitas. Sepakat kita menyebut di dalam kearifan lokal ada tata krama.Β 

Kearifan lokal merupakan perangkat identitas yang patut dijaga dan dilestarikan. Aktivitasnya pun sangat menjamur dikelompok-kelompok tertentu. Aktivitas yang terukur dari pengetahuan yang dianggap benar secara turun-temurun.Β 

Ia (kearifan lokal) dianggap selalu bertentangan dengan ukuran saintisme modern yang menggunakan pendekatan positivisme atau gampangnya adalah sebuah prosedur penyusunan pengetahuan yang menggunakan dasar observasi untuk mendapatkan hukum atau kepastian yang terukur.
Tapi apakah benar demikian?

Kita sepakat bahwa adanya perkembangan sains dan teknologi justru menambah, mempermudah dan mempersingkat aktivitas yang terkendala jarak dan waktu. Aktivitas yang memiliki nilai dan tujuan sangat berpengaruh untuk diri sendiri maupun kelompok tertentu. Aktivitas berkelompok sangat terbatas saat pandemi tentu peran perkembangan sains dan teknologi sangatlah menunjang.

Ayo yasinan, mumpung malem jum'at!. Seketika hal tersebut sangat sederhana. Bermodal kumpul dengan kolega yang diikuti nyimak bacaan al-quran. Namun hal itu menjadi kurang sakral jika dilakukan melalui daring tanpa ada tatap muka. Melakukan sebuah ritual yang dulunya memiliki nilai luhur dan mampu memberikan dampak masif terhadap masyarakat justru disapih.Β 

Perlahan masyarakat mengikuti serta membenarkan upaya tersebut meskipun tidak tahu benar atau tidak. Memang upaya nyapih sejalan dengan kondisi lingkungan yang kurang kondusif ditambah mayoritas masyarakat gagap akan informasi serta disorientasi nilai luhur yang sudah terbentuk.

Aktivitas yang (seolah-olah) terstandardisasi mampu membentuk aktivitas baru dari masyarakat dan intervensi sains modern dianggap memanipulasi Β alam dan kebudayaan. Standar prosedur sains modern memandang objektif semua segi kehidupan alamiah dan batiniah. Hal tersebut berakibat hilangnya unsur nilai dan moralitas dari kehidupan. Sains Β modern menganggap unsur nilai dan moralitas sebagai unsur yang tidak sesuai untuk memahami ilmu pengetahuan.

Kearifan lokal bentuk usaha, bukan perlawanan!

Moderenisasi saat ini cukup menjamur di Indonesia. Aktivitas perkantoran, aktivitas pendidikan bahkan yang berkaitan dengan pawon pun juga tak luput dari arus moderenisasi. Moderenisasi yang pada akhirnya memengaruhi kiblat kearifan lokal. Aktivitas (kearifan lokal) yang serba dibatasi saat adanya pandemi justru menciptakan sudut pandang yang parsial.
Masyarakat yang kaffa dengan nilai-nilai luhur pada kearifan lokal akan mempertahankan yang mereka yakini. Upaya ini merupakan bentuk ikthiar lahir yang dilakukan masyarakat untuk menjaga, memelihara, dan merawat sebuah negara. Β 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun