Mohon tunggu...
Ferra Shirly A.
Ferra Shirly A. Mohon Tunggu... istri yang suka menulis dan minum kopi

senang bekerja dan belajar dari rumah

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Self Sabotage: Bahaya Duri dalam Diri Sendiri

28 Mei 2025   11:44 Diperbarui: 28 Mei 2025   11:52 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pernahkah kamu merasa seperti sudah berjuang, tapi tak pernah maju? Tabungan tak kunjung terkumpul, rencana hidup sering berantakan, dan niat baik justru kandas karena keputusan-keputusan yang kamu buat sendiri.

Jika iya, bisa jadi duri yang selalu merintangi itu ada dalam dirimu sendiri. Inilah yang disebut self-sabotage, yaitu sebuah kondisi ketika tanpa sadar, kita sendiri yang menghambat langkah kita menuju kehidupan yang lebih baik.

Self-sabotage bukan berarti seseorang tidak ingin berhasil. Bahkan ia sangat ingin berubah, sukses, dan lebih baik tentunya. Namun ada pola pikir atau kebiasaan yang membuat dirinya terus terjebak dalam lingkaran yang sama dan itu datang dari dalam dirinya sendiri.

Contoh Kekinian yang Kerap Terjadi

1. Self-reward yang Melampaui Batas

Kamu mungkin pernah berpikir,
"Aku sudah kerja keras. Aku pantas belanja ini-itu."
Seketika uang pun tergerus habis demi barang-barang yang tidak benar-benar dibutuhkan. Nongkrong berulang kali, pesan makanan setiap hari, ikut tren gadget, dan menyebutnya sebagai "penghargaan untuk diri sendiri".

Padahal masih banyak utang, bahkan persiapan dana darurat untuk kebutuhan mendesakpun belum ada. Maka, ini bukanlah bentuk cinta pada diri sendiri, tapi justru lari dari tanggung jawab jangka panjang yang lambat laun bisa menjadi masalah baru.

2. Menolak Kesempatan karena Merasa Tidak Pantas

Saat ada peluang berkembang seperti dapat promosi, ajakan kolaborasi, atau undangan belajar ianya justru mundur. Merasa belum pantas, takut jika gagal, atau khawatir tidak bisa memenuhi harapan. Padahal, diusahakan dan dibuktikan saja belum.

Sikap ini terlihat seperti rendah hati, padahal bisa jadi itu bentuk perlawanan terhadap perubahan. Bukan karena tidak mampu, tapi karena takut meninggalkan zona nyaman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun