Pernahkah terbersit dalam pikiran kita mengapa negara-negara seperti Amerika Serikat, Inggris, Finlandia, Jepang, dan Singapore dikategorikan sebagai negara maju dan memiliki peradaban yang modern. Mungkin kebanyakan dari kita akan beranggapan bahwa itu bisa terjadi karena orang-orang disana genius dan pekerja keras.Â
Dan memang betul, secara logis itulah jawaban yang paling tepat mengenai pertanyaan tersebut. Lalu pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana bisa orang-orang di negara tersebut memilki kemampuan intelektual yang luar biasa. Apakah kemampuan intelektual muncul secara natural pada diri kita, atau karena terbentuk dari aktivitas keseharian kita? Saya pribadi percaya bahwa kecerdasan adalah sesuatu yang terbentuk dari proses belajar. Seperti ada pepatah mengatakan "Tidak ada orang yang bodoh, yang ada hanyalah orang yang tidak mau belajar."
Salah satu inti dari proses belajar adalah kemampuan literasi. Apa itu literasi, dan mengapa kemampuan literasi sangat penting dalam proses belajar? Menurut Elizabeth Sulzby (1986), literasi ialah kemampuan berbahasa yang dimiliki oleh seseorang dalam berkomunikasi membaca, berbicara, menyimak dan menulis dengan cara yang berbeda sesuai dengan tujuannya. Jika didefinisikan secara singkat, definisi literasi yaitu kemampuan menulis dan membaca. Literasi sangat penting dalam proses belajar karena jika dianalogikan literasi adalah suatu alat yang digunakan para pembelajar untuk menggali lebih dalam tentang suatu topik keilmuan.
Menyinggung kembali pernyataan diatas mengenai suatu negara bisa maju karena masyarakatnya memiliki kemampuan intelektual yang baik. Kemampuan intelektual yang baik sangat dipengaruhi oleh kemampuan literasi yang baik juga, karena pada dasarnya kemampuan literasi bukan hanya sesimple kemampuan membaca dan menulis huruf atau angka, tetapi secara luas literasi adalah kemampuan untuk memahami suatu topik secara komprehensif. "Ah, si penulis ngawur. Kemampuan literasi sama sekali tidak kaitannya dengan maju atau tidaknya suatu bangsa." Baik, mari kita buktikan dengan melihat data di atas:
Data diatas dirilis oleh The World's Most Literate Nations (WMLN) dan merupakan daftar peringkat negara-negara dengan tingkat literasi paling tinggi di dunia. Dalam penelitiannya, The World's Most Literate Nations (WMLN) menggunakan dua variabel penelitian, yaitu yang pertama adalah hal-hal yang terkait dengan pencapaian literasi yang tengah diuji, sedangkan variable ke dua adalah dengan mengambil sampel dari orang-orang yang dianggap memiliki kebiasaan literasi.Â
Seperti yang kita bisa lihat diatas, 10 besar negara dengan tingkat literasi paling tinggi di dunia didominasi oleh 9 negara-negara eropa dan satu negara dari benua Amerika yaitu Amerika Serikat, dan 10 negara dengan tingkat literasi paling rendah di dunia didominasi oleh negara-negara Asia, Afrika, dan Amerika Selatan. Lalu apa kaitannya data tersebut dengan maju atau tidaknya suatu bangsa? Kaitannya adalah 10 negara dengan tingkat literasi paling tinggi di dunia dikategorikan sebagai negara maju, sedangkan 10 negara dengan tingkat literasi paling rendah di dunia dikategorikan sebagai negara berkembang berdasarkan data yang dilansir oleh International Monetary Fund (IMF).
Indonesia saat ini berada pada kelompok 10 negara dengan tingkat literasi paling rendah di dunia dengan menduduki peringkat kedua dari bawah. Ini merupakan sebuah fakta yang sangat miris dan membutuhkan perhatian khusus dari pemerintah serta masyarakat Indonesia.Â
Mengingat sangat krusialnya permasalahan krisis literasi di Indonesia, dengan ini Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) ikut berperan serta dalam upaya meningkatkan literasi anak bangsa pada program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik. Kegiatan KKN ini berlangsung pada tanggal 26 Agustus 2021 sampai dengan 26 September 2021 dan secara khusus bertujuan untuk mengembangkan literasi (Literasi Baca, Tulis, Numerasi, Sains, Digital, Finansial, Budaya dan Kewargaan.
Fedri Anwari, salah satu mahasiswa UPI dari program studi Bahasa dan Sastra Inggris, yang ikut serta melaksanakan kegiatan KKN Tematik gelombang 2 yang diselenggarakan di SDN 030 Cirateun yang berlokasi di Kecamatan Cidadap, Kota Bandung. Kegiatan ini dibimbing langsung oleh bapak Dr. Warlim, M. Pd, yang betujuan untuk meningkatkan kemampuan literasi anak Indonesia melalui program KKN Tematik ini.
Adapun salah satu kegiatan dari KKN Tematik ini adalah membantu guru dan para orang tua siswa dalam membimbing para murid belajar mengenali dan mendalami tentang literasi dalam bidang baca tulis, numerasi, dan sains. Kegiatan ini diwujudkan dengan pembuatan media pembelajaran berupa video ataupun poster mengenai literasi baca tulis, numerasi, dan sains yang kemudian dibagikan langsung di grup belajar para siswa. Tak lupa pula, para orang tua siswa diberikan pengarahan dan informasi seputar cara yang efektif dalam membimbing anaknya untuk meningkatkan kemampuan literasi anak-anak