Mohon tunggu...
Feby Risyal
Feby Risyal Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Totalitas dan Loyalitas

10 Mei 2019   00:09 Diperbarui: 10 Mei 2019   00:50 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

02 Maret 2009 awal saya bekerja di Bank OCBC NISP, 4 tahun jatuh bangun bersama unit mikro banking dengan 11 rekan kerja mulai bekerja sebagai Sales Officer pernah juga sebagai Credit Analyst dan terakhir posisi sebagai Collector Mikro Banking Cabang Tegal. Suka duka dalam menjalani pekerjaan ini sangat luar biasa, hampir tiap hari pagi dan sore harus mempersiapkan pipeline berapa nasabah yang akan di prospek dan berapa pencairan pada hari ini belum lagi jika ada nasabah yang belum setor dan menunggak benar - benar sangat kompleks  dan dengan preasure yang amat berat..namun dengan niat, doa dan semangat tidak ada yang tidak bisa #TAYTB saya mampu menjalani sampai akhir dan menjadi penghuni terakhir karena sudah ditinggal resign oleh teman - teman seperjuangan...hikhikhik (jadi sedih)

Dikarenakan priuk kapal unit mikro banking mulai oleng dan ditutup, masih ingat tanggalnya 16 desember 2013 saya mulai pengalaman baru dengan mutasi dari collector mikro banking ke unit facility services (FS) dan ditempatkan di kantor Pekalongan, bukan hal yang mudah dalam menjalani pekerjaan FS ini. Sulit rasanya membayangkan dengan pekerjaan yang semuanya "super baru" mulai dari temen, lingkungan kerja dan belum lagi belum ada gambaran kerja sama sekali tentang pekerjaan FS.

Semangat untuk beradaptasi dan kerjasama dengan semuanya harus segera saya lakukan, belum lagi untuk menjalani pekerjaan ini saya tidak tinggal di Pekalongan, dikarenakan keluarga kecilku tinggal di kota Tegal, sehingga mau tidak mau, suka tidak suka  tiap hari harus bolak balik Tegal - Pekalongan dengan jarak 70 km sekali jalan dengan menggunakan transportasi bis.

Hampir tiap hari, setelah sholat subuh dan anak pun belum bangun dari tidurnya saya harus sudah siap untuk berangkat kerja (gelap ketemu gelap..hehehe..) paling lambat jam 05.30 saya harus sudah naik bis, perjalanan ke pekalongan dengan menggunakan bis ini memakan waktu 1,5 jam - 2 jam dan paling lambat harus sampai Pekalongan jam 07.15 WIB.

Pernah saat bulan juli 2014 pas bulan puasa (ramadhan) H-7 sebelum lebaran, seperti biasa sudah menunggu bis dari jam 05.00 - 05.30 pagi namun tidak seperti biasanya belum ada bis yang lewat, ternyata calo bis memberi kabar kalo jembatan comal ambles dan tidak bisa dilewati semua jenis kendaraan. 

google
google

Dengan tidak  pikir panjang dan dengan semangat tidak ada yang tidak bisa #TAYTB saya langsung ambil motor yang telah terparkir di tempat parkir dan langsung tancap gas menuju kantor Pekalongan. Benar saja setelah saya sampai di depan jembatan comal yang ambles, rasa bimbang, bingung (campur aduk) tapi dengan tekad kuat tidak memadamkan semangat untuk sampai ke kantor, dan sejenak saya pun berpikir  bagaimana caranya biar bisa sampai pekalongan??

Karena saat itu benar-benar sangat crowded,  banyak warga yang memberi tahu kalo mau sampai ke Pekalongan harus muter ke arah selatan dengan jarak ekstra 17 km dan pastinya semakin jauh dan ada lagi warga yang memberi tahu bisa nyebrang/lewat dengan menggunakan perahu penyeberangan di desa sekandang sejauh 2 km dari jembatan comal, Whaattt??? naik perahu (sempat berpikir lama) dengan alternatif naik Perahu inilah keputusan yang saya ambil.

dokpri
dokpri

Setelah sampai anjungan dan melihat Perahu dengan banyaknya sepeda motor yang ikut naik diatasnya dengan perasaan deg-degan karena baru kali ini saya naik Perahu beserta motornya, benar - benar pengalaman berangkat kerja yang tidak bisa dilupakan. Alhamdulillah dengan keputusan naik motor dan menyeberang pakai Perahu, saya pun dapat cepat sampai kantor dan masuk kerja dengan on time dan perjalanan berangkat naik motor ini saya jalani sampai menjelang lebaran (1 minggu) setelah jembatan comal dapat dilalui oleh kendaraan bis maka rutinintas biasa berangkat kerja dengan menggunakan bis .

Dan saya pun percaya bekerja dengan totalitas akan membawa suatu kebaikan bagi dirinya baik materi ataupun lainnya. Jadi teringat sebuah ungkapan "bekerjalah dengan penuh cinta dan totalitas dan lihatlah apa yang akan terjadi"  ungkapan ini sangatlah dalam artinya, kita mengetahui orang - orang besar yang telah sukses di puncak karirnya, mereka yang bekerja dengan totalitas tidak mengenal lelah dan waktu dan yang pasti dengan penuh cinta untuk menjalani pekerjaannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun