Mohon tunggu...
Febrianti
Febrianti Mohon Tunggu... Mahasiswa

Menulis adalah di mana saya menemukan berbagai dunia berbeda.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Rasyid Ridho: Pelopor Reformasi Islam yang Terlupakan

27 Mei 2025   09:08 Diperbarui: 27 Mei 2025   09:08 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Rasyid Ridho | sumber: G-PT AI 

"Islam tidak akan bangkit dengan taklid, tapi dengan ijtihad." -- Rasyid Ridha

Di tengah arus modernisasi dan tantangan kolonialisme di awal abad ke-20, muncul seorang ulama reformis yang mencoba menjembatani antara tradisi Islam dan tuntutan zaman modern. Dialah Muhammad Rasyid Ridha, seorang pemikir asal Suriah yang tak hanya mewarisi semangat gurunya, Muhammad Abduh, tetapi juga melebarkannya menjadi sebuah gerakan intelektual dan sosial.

Sayangnya, nama Rasyid Ridha kerap tenggelam di antara tokoh-tokoh kontemporer lain. Padahal, gagasan-gagasannya memberi pengaruh besar pada wacana pembaruan Islam, bahkan sampai ke dunia Islam modern, termasuk Indonesia.

Siapa Rasyid Ridha?

Muhammad Rasyid Ridha, lahir pada 27 Jumadil Awal 1282 H (8 Oktober 1865 M) di Qalamun, Tripoli, Lebanon. Ia berasal dari keluarga keturunan al-Husain bin Ali bin Abi Thalib dan Fatimah, putri Rasulullah, dan sering mengutip tokoh-tokoh Ahlul Bait seperti Ali bin Abi Thalib. Ia menempuh pendidikan di Madrasah al-Rasyidiyah Tripoli, sekolah negeri yang mengajarkan ilmu bumi, matematika, tata bahasa Arab, dan ilmu agama. Namun, ia hanya belajar selama satu tahun karena sekolah tersebut ditujukan bagi calon pegawai negeri, sedangkan ia tidak berminat bekerja di pemerintahan. Ia tumbuh dalam lingkungan religius dan menimba ilmu di berbagai pesantren lokal. Namun, titik balik pemikirannya datang ketika ia berkenalan dengan pemikiran Jamaluddin al-Afghani dan terutama Muhammad Abduh---dua tokoh reformis Mesir yang menyerukan perlunya pembaruan dalam pemahaman Islam.

Ridha kemudian pindah ke Mesir dan menjadi murid dekat Abduh. Di sanalah ia mulai aktif menulis di majalah Al-Manar, sebuah media yang kelak menjadi corong pembaruan Islam paling berpengaruh di dunia Arab.

Gagasan Utama: Ijtihad, Anti-Taklid, dan Politik Islam

Rasyid Ridha mewarisi semangat ijtihad dari gurunya. Ia menolak taklid membabi buta terhadap mazhab-mazhab lama. Menurutnya, umat Islam harus kembali kepada Al-Qur'an dan Sunnah, namun dengan pemahaman yang kontekstual dan rasional.

Beberapa pemikiran pentingnya antara lain:

1. Reformasi Pemikiran Islam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun