Mohon tunggu...
Fazlur Ansyari
Fazlur Ansyari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Founder Muda Membangun Indonesia

Pemuda Sumatera Utara yang tertarik dalam bidang Social Entrepreneurship, Kepemimpinan, Pendidikan, dan Perkembangan Budaya serta Pariwisata

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ketika Lilin Harus Segera Menyala untuk Indonesia

23 Maret 2021   19:10 Diperbarui: 23 Maret 2021   19:25 537
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Indonesia adalah negara dengan hamparan laut luas yang ditaburi pulau-pulau di atasnya. Indonesia adalah negara kepulauan, 17.508 pulau besar dan kecil yang menyebar di sekitar khatulistiwa. Indonesia adalah salah satu negara dengan jumlah desa terbanyak di dunia. Betapa penting keberadaan desa bagi sebuah negara besar seperti Indonesia yang dirajut dalam bingkai nusantara. Tetapi begitu paradoks dan mirisnya kondisi desa saat ini. 

Di satu sisi desa memiliki potensi yang besar di berbagai sumber, namun pengelolaan pembangunan di pedesaan masih begitu minim. Sehingga tak jarang desa semakin tertinggal. Bahkan ditinggal oleh beberapa penghuninya yang pergi merantau ke perkotaan demi mencari penghidupan yang lebih "layak". 

Ada juga orang-orang dari desa yang pergi belajar ke luar kota, pulau, bahkan ke luar negeri dengan alasan belajar setinggi-tingginya agar nanti dapat membangun desanya, namun apa daya setelah mereka sukses, desa tempat mereka lahir dilupakan dengan sengaja bahkan desa hanya dijadikan sebagai tempat lahir dan tempat untuk menunggu panggilan Ilahi. 

Betapa mirisnya nasib yang harus diterima oleh wilayah administrasi yang disebut desa ini, tertinggal akan garis pembangunan dan ditinggal oleh para penghuninya. Saya jadi teringat dengan apa yang pernah dikatakan oleh bapak Mohammad Hatta:

Indonesia tidak akan bercahaya karena obor besar di Jakarta,

Indonesia baru akan bercahaya karena lilin-lilin kecil di desa

Dari kalimat sederhana itu sebenarnya banyak yang dapat kita ambil pelajaran, pelajaran pertama adalah ketika semakin gemerlapnya ibu kota Jakarta, ternyata desa masih dalam keadaan gelap, ketika semakin mewahnya ibu kota Jakarta, ternyata desa masih jauh dari keadaan layak, ketika semakin pesatnya teknologi di ibu kota Jakarta, ternyata desa masih belum tersentuh sama sekali, sungguh miris keadaan ini. 

Pelajaran kedua yang dapat kita ambil adalah ternyata permasalahan pembangunan desa sudah ada dari saat Indonesia merdeka, 71 tahun lamanya permasalahan ini belum kunjung selesai. 

Berarti ada yang perlu diubah, ada yang perlu dikaji, ada yang perlu dilakukan. Suatu gerakan pembangunan yang berbeda, jangan hanya berharap kepada peta politik yang berkuasa, kita harus terjun langsung ke masyarakat, terutama ke desa, terutama panggilan ini kepada pemuda-pemuda Indonesia, negarawan-negarawan muda yang rela berkorban demi tanah air tercinta. 

Meski pergerakan pemuda sering kali hanya bersifat lokal, sporadis, kurang pertimbangan, dan "berani mati", namun pada kenyataannya pergerakan yang konsisten akan semakin matang memperjuangkan idealismenya. Gerakan kepemudaan ini tidak hanya memberi manfaat untuk masyarakat sekitarnya, namun juga membangun mental dan idealisme pemuda yang ikut terlibat di dalamnya (dikutip dari guide book sekolah Tjokro)

Namun hari ini banyak pemuda yang terlena akan kemewahan, kemodernan, dan semangat untuk merubah kegagalan itu sudah padam dalam jiwa raga, dan yang perlu dilakukan adalah menyadarkan para pemuda, sampai benar-benar sadar, bahwa Indonesia sedang membutuhkan semangat, gerakan cepat, dan ide-ide cemerlang mereka. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun