Mohon tunggu...
Fazar Rifqi As Sidik
Fazar Rifqi As Sidik Mohon Tunggu... Dosen UIN SGD Bandung

Senang dengan dunia pendidikan berserta isinya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dari Sejarah ke Masa Depan: Pancasila Tetap Sakti

1 Oktober 2025   11:48 Diperbarui: 1 Oktober 2025   12:08 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Fazar Rifqi As Sidik, M.Pd.

Pada momentum Hari Kesaktian Pancasila tahun ini, saya diberi kesempatan mengisi seminar Empat Pilar Kebangsaan di STIT Az Zahra Tasikmalaya. Di hadapan mahasiswa, saya sampaikan bahwa cinta tanah air tidak lahir dari kata-kata kosong, melainkan dari ingatan: ingatan pada sejarah, pengorbanan, dan konsensus luhur para pendiri bangsa.

Bangsa ini pernah terguncang oleh tragedi 30 September 1965. Upaya makar G30S/PKI merenggut nyawa para jenderal, tetapi Pancasila tetap tegak. Peristiwa itu menegaskan bahwa selama Pancasila hidup dalam sanubari rakyat, ia akan selalu menjadi fondasi kokoh persatuan bangsa.

Kesaktian Pancasila juga teruji dalam perjalanan kebangsaan. Nahdlatul Ulama pada Muktamar Situbondo 1984 dengan tegas menerima Pancasila sebagai asas organisasi. KH. Achmad Shiddiq menuturkan: "Pancasila bukan agama, namun tidak bertentangan dengan agama. Ia adalah jalan tengah untuk merajut kebersamaan bangsa yang majemuk." Sejak saat itu, Pancasila dan Islam berjalan seiring, menguatkan peradaban bangsa tanpa harus dipertentangkan.

Di tengah sesi seminar, seorang mahasiswa bertanya: "Pak, apa yang paling bisa kami lakukan sebagai generasi digital agar Pancasila tidak hanya jadi slogan, tapi nyata dalam kehidupan sehari-hari?"

Pertanyaan itu sangat praksis, dan saya jawab begini: menjaga Pancasila hari ini artinya menghidupkan nilai-nilainya di ruang digital. Pertama, jadilah filter informasi, jangan mudah menyebarkan hoaks atau ujaran kebencian. Kedua, jadilah produsen konten positif, entah berupa tulisan, video, atau sekadar komentar yang menyejukkan. Ketiga, jadilah agen kerukunan, gunakan media sosial untuk merajut persahabatan lintas iman, lintas suku, lintas pandangan. Dan keempat, jadilah penggerak aksi nyata, karena solidaritas digital akan lebih bermakna bila diikuti kepedulian sosial di dunia nyata.

BPS mencatat bahwa pada tahun 2024, sebanyak 72,78 persen penduduk Indonesia telah terhubung dengan internet. Artinya, ruang maya adalah ruang peradaban baru bangsa ini. Data Kemenag pun menunjukkan bahwa Indeks Kerukunan Umat Beragama 2024 naik menjadi 76,47. Namun, laporan SETARA Institute juga mencatat adanya 260 peristiwa dan 402 tindakan pelanggaran kebebasan beragama/berkeyakinan sepanjang 2024. Fakta ini menegaskan bahwa dunia digital bisa jadi jembatan persatuan, tetapi juga potensi perpecahan bila salah digunakan.

Maka, wahai generasi muda, rawatlah kesaktian Pancasila bukan dengan senjata, melainkan dengan pena dan narasi. Gunakan jempolmu untuk merajut, bukan merobek. Gunakan media sosial sebagai ladang persatuan, bukan bara perpecahan.

Hari Kesaktian Pancasila adalah cermin perjalanan bangsa sekaligus kompas masa depan. Dari sejarah yang getir kita belajar, dan menuju masa depan yang lebih kokoh kita melangkah. Selagi Pancasila hidup dalam dada anak bangsa, ia akan tetap sakti, dari masa lalu, hari ini, hingga esok yang kita perjuangkan bersama.

Sebagaimana Gus Dur pernah berpesan: "Tidak penting apa pun agama atau sukumu, kalau kamu bisa melakukan sesuatu yang baik untuk semua orang, orang tidak akan pernah tanya apa agamamu." Membumikan Pancasila sejatinya adalah menghadirkan kebaikan bersama: menjaga kemanusiaan, menebar keadilan, dan merawat persaudaraan. Inilah jalan kebangsaan yang seirama dengan nilai agama sekaligus cita-cita kemerdekaan.

Penulis: Fazar Rifqi As Sidik, M.Pd. Dosen Muda Manajemen Pendidikan Islam UIN SGD Bandung & STIT Az Zahra Tasikmalaya, Founder Lembaga Psikotes Bidik Potensi, Penggagas forum kajian Garasi Diskusi.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun