Di era digital saat ini, tingkat orisinil suatu karya dapat dipertanyakan. Dengan adanya AI atau kecerdasan buatan, seseorang dapat membuat sebuah karyanya dengan usaha yang sedikit. Selain itu, AI bahkan memungkinkan penggunanya untuk menghasilkan karya digital baru hanya dengan memasukkan prompt kepada AI , di mana teknologi tersebut disebut sebagai text-to-image. Namun, banyak berpendapat bahwa karya yang dihasilkan dengan bantuan AI tidak bisa dianggap sebagai “karya” karena tidak ada atau minimnya sentuhan manusia di dalamnya. Tetapi, satu pertanyaan pun muncul. Menolak AI apakah termasuk menolak kemajuan teknologi?
Dilansir dari AIRPM pada artikel AI In Art Statistics 2024, lebih dari setengah (53,6%) seniman digital merasa mereka tetap memberikan input penting dalam proses pembentukan karya mereka walaupun dibantu oleh AI. Selain itu, 11,2% seniman menggunakan text-to-image untuk menciptakan karya digital mereka sendiri. Walaupun angka ini seperti tidak signifikan, namun ini menunjukkan bahwa beberapa seniman mulai menggunakan kecerdasan buatan (AI) untuk menciptakan karyanya secara keseluruhan, mengakibatkan munculnya kekhawatiran bahwa karya buatan AI akan menggantikan karya buatan manusia sepenuhnya.
Dalam penelitian di tahun 2023 yang berjudul Understanding Generative AI In Art: An Interview Study with Artists on G=AI from an HCI Perspective, 25 seniman diwawancarai mengenai dampak penggunaan AI terhadap karir mereka, dan pandangan mereka terhadap penggunaan AI dalam penciptaan karya seni. Dan hasilnya menyatakan bahwa para seniman ingin memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan, tetapi takut kehilangan unsur sentuhan manusia di dalamnya. Selain itu, sebagian seniman menganggap bahwa AI tidak mengerti seni itu sendiri dan adanya kecenderungan penolakan terhadap penggunaan AI dalam proses pembuatan karya seni.
Di Indonesia sendiri sudah ada gerakan yang menolak penggunaan AI di dunia seni, dengan adanya tagar #TolakGambarAI yang sempat populer di platform X pada bulan Desember tahun 2023. Tagar ini menunjukkan kekhawatiran atas maraknya penggunaan AI terhadap karya orisinil manusia. Tetapi, hal ini sudah mulai jarang dibicarakan oleh masyarakat banyak kecuali oleh mereka yang memiliki passion di bidang seni.
Secara keseluruhan, penggunaan AI di bidang seni tidak dapat dihindari seiring perkembangan teknologi. Penolakan terhadap penggunaan AI bukan berarti menolak perkembangan teknologi, melainkan kekhawatiran terhadap hilangnya sentuhan manusia. Selain itu, beberapa seniman menganggap AI tidak mengerti esensi dari seni itu sendiri.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI