Mohon tunggu...
Faza Nailun
Faza Nailun Mohon Tunggu... Psikolog - Younger Mom

Merubah hobi sambat menjadi hobi baca dan nulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Apakah Emosi danTemperamen Sama?

17 Februari 2019   23:30 Diperbarui: 18 Februari 2019   00:00 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sebelum mengetahui apakah temperamen itu, maka kita harus mengetahui terlebih dahulu apasih emosi itu? Emosi adalah perasaan atau afek yang terjadi ketika seseorang berada dalam suatu kondisi atau sedang terlibat dalam interaksi penting baginya, emosi ditandai oleh perilaku yang mencerminkan (mengekspresikan) rasa senang atau tidak senang dari seseorang yang sedang berada dalam suatu kondisi. 

Komponen emosi itu ada 3 yaitu, yang pertama adalah psikologis respon yang diberikan tubuh atau gairah tubuh, yang kedua yaitu kognitif perasaan yang dialami secara subjektif, yan terakhir behavioral yakni karakteristik perilaku yang terlihat.

Sedangkan yang dinamakan temperamen yakni gaya perilaku dan cara berespons yang sifatnya individual. Sesuai hubungan nya dengan emosi, temperamen mendeskripsikan perbedaan individual mengenai cepat atau lambatnya kemunculan emosi, seberapa kuatnya, seberapa lamanya, dan seberapa cepat menghilangnya. (Campos, 2009). 

Menurut Chess dan Thomas ada 3 klasifikasi dari temperamen itu sendiri. Yang pertama anak bertemperamen mudah adalah anak yang pada umumnya memiliki suasana hati yang postif, yang mudah beradaptasi dengan lingkungan baru dan pengalaman baru, yang kedua anak bertemperamen sulit yakni bereaksi secara negatif dan mudah menangis, dan cenderung lebih sulit untuk beradaptasi dengan hal yang baru dan lingkungan yang baru, yang terakhir anak bertemperamen lambat yakni anak yang  memiliki tingkat aktivitas rendah dan agak memperlihatkan suasana hati yang intensitasnya rendah. Sejumlah karakteristik temperamen dapat menimbulkan tantangan lebih besar kepada orang tua, dan sebagai orang tua harus pandai memahami atau mengerti model anak pada hal ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun