Mohon tunggu...
Faya Nabila Athallah
Faya Nabila Athallah Mohon Tunggu... Lainnya - .....

.....

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pandemi Covid-19: Harga Saham Anjlok, Jumlah Investor Saham Terus Meningkat

1 Desember 2020   07:00 Diperbarui: 1 Desember 2020   07:10 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sejak Covid-19 ditetapkan menjadi pandemi oleh World Health Organization (WHO) pada Maret lalu, seluruh pilar utama tiap negara merasakan guncangan yang begitu dahsyat. Mulai dari sektor wisata, dampak dari adanya covid-19 ini yaitu penutupan tempat wisata yang membuat turis mancanegara maupun domestik dilarang untuk berpergian ke tempat wisata. 

Selanjutnya, sektor yang paling mengalami penurunan drastis adalah sektor ekonomi. Pertumbuhan ekonomi di tiap negara mengalami penurunan karena adanya wabah ini. Mulai dari melemahnya permintaan dari dalam maupun luar negeri dibarengi dengan peningkatan inflasi, jutaan pekerja yang mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK) dan dirumahkan sehingga tidak lagi mempunyai pemasukan tetap sampai menurunnya nilai saham yang sangat drastis.

Dilansir dari CNN Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan bahwa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merosot tajam hingga menyentuh level terendah dalam sejarah akibat adanya pandemi ini. 

Namun, di balik turunnya pasar saham ini membuka kesempatan emas bagi para investor karena akan mendapat keuntungan yang besar saat pandemi ini berakhir. Benar saja, menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI) jumlah investor di pasar saham Indonesia berdasarkan Single Investor Identification (SID) mengalami peningkatan sebanyak 194.685 investor atau 7,84% sejak awal tahun 2020.

Jumlah Investor Generasi Milenial Melonjak

Lockdown yang digencangkan seluruh negara salah satunya Indonesia, untuk meminimalisir penyebaran wabah ini ternyata membawa dampak positif. Misalnya saja pertumbuhan jumlah investor yang terus meningkat akibat banyaknya kegiatan edukasi pasar modal yang dilakukan secara online gencar dilakukan di mana-mana. 

Mulai dari seminar sampai dengan webinar tentang investor dilakukan oleh banyak pihak guna memberikan pemahaman dan menarik calon investor untuk sadar berinvestasi sejak dini. Apalagi dengan adanya wabah ini pasar saham terus menurun. Dibarengi dengan pasar saham yang terus menurun dan edukasi tentang pasar modal yang semakin banyak ternyata membuat pertumbuhan investor pada usia muda yaitu generasi milenial terus meningkat. Bahkan, pertumbuhan investor pada usia muda lebih cepat dibandingkan dengan investor usia lainnya.

Ancaman Resesi Jadi Alasan Berinvestasi

Penurunan signifikan dalam kegiatan ekonomi yang berlangsung dalam jangka waktu yang panjang atau disebut resesi. Saat resesi terjadi para pekerja kehilangan pekerjaannya, produksi atas barang dan jasa merosot sehingga menurunkan PDB negara dan tentunya ekonomi negara ikut menurun. Resesi kini mulai menjadi momok bagi perekonomian dunia sebagai akibat dari adanya pandemi Covid-19 ini. 

Maka dari itu, sebagai persiapan sebelum terjadinya resesi banyak generasi milenial yang berbondong-bondong mulai melirik dunia investasi. Alasannya sederhana apalagi kalau bukan untuk dana darurat dan sebagai persiapan untuk menghadapi resesi yang semakin dekat di depan mata juga sebagai investasi jangka pendek maupun panjang. 

Namun, bukan berarti berinvestasi saat resesi adalah kunci utamanya karena, saat resesi berlangsung dalam waktu yang cukup panjang, aset yang dibeli masih akan terus mengalami penurunan nilai. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun