Mohon tunggu...
Fawwaz Ibrahim
Fawwaz Ibrahim Mohon Tunggu... Lainnya - Aktivis Pendidikan

Belajar untuk menulis kembali

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Sepinya Pasar Dadakan Sore Ini

27 Mei 2018   21:54 Diperbarui: 27 Mei 2018   22:05 487
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok.Pri | Pedagang yang sudah biasa ada di pasar kaget

Selama saya menjalani bulan ramadan, rasanya dipastikan memiliki sensasi berbeda setiap tahunnya. Namun dari pelbagai perbedaan yang ada, satu hal yang cukup seragam yang selalu ada pada bulan ramadan selain unsur-unsur ritual. Unsur yang tidak bisa terlepas dari bulan ramadan setiap tahunnya ialah, hadirnya pasar dadakan dibeberapa titik keramaian.

Entah siapa yang memulai, namun dalam pemantauan saya selama menjalani bulan ramadan, pasar dadakan pada bulan ramadan selalu hadir. Mulai dari pedagang kudapan berbuka puasa kelas mikro, hingga pedagang kelas industri. Mulai dari yang hanya berjualan dengan satu meja, hingga yang berjualan dengan jumlah meja yang banyak. Biasanya semua tumplek blek di sebuah kawasan, untuk menjajakan produk yang telah dibuat.

Biasanya kawasan yang menjadi tempat berjualan, bisa dipelataran sebuah alun-alun kota, depan perkantoran, pintu keluar pabrik, pelataran masjid-masjid besar atau kecil. Tak jarang pula para penjaja kudapan tersebut membuka dagangan di depan swalayan atau pasar konvensional. Tak jarang pula hadir di sebuah gang ternama di daerah, dipinggir jalan atau titik keramaian masyarakat lainnya.

Adapun pasar dadakan di tempat saya tinggal, kini bertambah disalah satu titik yaitu di pelataran masjid yang berada di samping jalan raya. Saya kurang paham kenapa kawasan tersebut menjadi pasar dadakan, entah siapa yang memulai, namun pasar dadakan tersebut miliki ciri khas tersendiri, dimana para penjual kudapan berbuka berbaur dengan penjualan yang sudah memiliki tempat tetap dalam berjualan.

Setiap harinya tempat ini makin ramai pembeli, dan makin ramai penjual. Bahkan kalau saya perhatikan, hanya ada beberapa saja penjual yang secara kontinyu berjualan. Selebihnya terus bergantian, hal tersebut sebenarnya bagi saya tak masalah. Namun bermasalah kala saya sudah cocok dengan sebuah kudapan berbuka, namun pada keesokan harinya sang penjual tidak nampak berjualan.

Naaaah, yang asyik bagi saya, pasar dadakan ini memberikan penawaran makanan berat, yang sebenarnya pada selain bulan ramadan masuk pun sudah ada. Biasanya apabila saya datang terlalu sore dan penjual kudapan sudah tiada lagi jualannya, dengan ringan saya memiliki alternatif makanan berat macam nasi uduk, pecel lele, mie ayam, nasi goreng, hingga sajian warung tegal.

Dok.Pri | Salah satu pedagang di pasar dadakan
Dok.Pri | Salah satu pedagang di pasar dadakan
Setelah masuk malam ke-12 puasa, tak jarang titik pasar dadakan memberikan kontribusi macet yang cukup menjengkelkan bagi para pengguna jalan. Namun menariknya, para pemuda sekitar memiliki kesadaran cukup baik yang pada akhirnya menjadi relawan dalam mengatur lalu lintas sekitar pasar dadakan, tak jarang mereka menegur pengendara motor yang berhenti seenak sehingga menghalangi laju kendaraan lain.

Oh ya, di pasar dadakan ini pun hadir dua sajian minuman yang cukup ramai di beli, yaitu es kelapa muda dan susu jahe. Pada hari biasa seingat saya penjual minuman tersebut menjual bubur kacang hijau, entah mengapa pada saat ramadan ini sang pedagang banting setir dengan menjual sajian minuman yang berbeda dari biasanya, tapi boleh dikatakan minuman yang dijajakan menyegarkan dan enak!.

Dok.Pri | Suasana sepi di pasar dadakan
Dok.Pri | Suasana sepi di pasar dadakan
Namun sayang dan bikin nyesek pada hari ini, karena seharian daerah kami di guyur hujan, dan tak terlihat tanda berhenti kala magrib tiba, sehingga keramaian yang biasanya tercipta hilang begitu saja. Hanya ada beberapa penjaja makanan berat yang biasa menggunakan tenda, adapun para penjual kudapan berbuka tak terlihat kehadiran. Hujan kali ini, memberikan rasa sepi di pasar dadakan yang biasa ramai tersebut. Dan akhirnya, saya pun berbuka puasa di warung tegal langganan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun