Dosen dan Mahasiswa merupakan elemen penting di dalam kampus untuk penyelenggaraan pendidikan, namun sadarkah kita kalau Dosen dan Mahasiswa itu sering mengalami konflik laten atau yang lebi sering dikenal dengan konflik tertutup.
Hal tersebut dalam kita lihat di dalam keseharian mahasiswa ketika mengikuti proses belajar di kampus, mahasiswa sering bersungu-sungut dibelakang dosen karena tidak sesuai dengan pemahaman mereka.
Beda pemahaman tersebut tidak langsng diungkapkan, selalu disimpan dan semakin hari melahirkan konflik laten antara si Mahasiswa dan Dosen.
Dosen lebih sering menggunkan standartnya sendiri, dan sering mengabaikan bahwa mahasiswa itu bukan bejana yang kosong.
Idealnya mahasiswa juga tidak bermental ngomong dibelakang, tetapi berani membucarakan bentuk ketidak sepemahaman dengan dosen tersebut, agar tidak ada lagi permasalahan yang didiamkan.
Konflik laten sangat berdampak negatif bagi pertumbuhan mutu pendidikan di kampus, karena dosen dan mahasiswa sudah tak satu arah tujuan lagi.Â
Konflik laten akan melahirkan mahasiswa yang pengecut dan dosen yang seperti bos, oleh karena itu setiap kampus yang sudah mulai merasakan dosen dan mahasiswanya mengalami konflik laten segeralah lakukan rekonsiliasi.
Rekonsiliasi dapat dilakukan dengan mendialogkan kedua belah pihak, memberikan kesempatan kepada kedua belah pihak untuk jujur dan saling bercerita apa yang mereka rasakan dalam proses belajar mengajar.
Ketika pihak kampus malah bersikap bodoh amat, akan sangat berbahaya, bisa jadi eskalasi konfliknya semakin besar dan dapat berdampak pada konflik terbuka, dan itu sangat berbahaya bagi kelangsungan sebuah kampus.
Ketika di konflik laten si Mahasiswa masih mau mendengarkan seorang dosen, dan ketiakaukannya dipendam, tetapi jika sudah menjadi konflik terbuka, si Mahasiswa sudah tidak mau lagi mendengarkan dosen dalam proses belajar mengajar dan bahkan dapat membuat mahasiswa membangun gerakan besar untuk melawan pihak kampus yang masih mempekerjaan dosen-dosen yang tidak berkompeten.