Mohon tunggu...
Fawaz Muhammad Sidiqi
Fawaz Muhammad Sidiqi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

"Nun, Demi Kalam dan Apa yang mereka tulis..."

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Membangun Syurga yang Tak Dirindukan

9 Agustus 2015   15:48 Diperbarui: 9 Agustus 2015   16:40 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber gambar : http://www.mongabay.co.id/2015/02/10/masyarakat-kampung-laut-sambut-baik-program-desa-inovasi-nelayan/ 

Indonesia merupakan tanah syurga, tanah dimana tongkat kayu dan batu dapat tumbuh menjadi tanaman, negeri yang tidak ada badai ataupun topan, serta negeri dimana ikan dan udang tersedia setiap waktu. Hanya saja, adagium bahwa Indonesia merupakan tanah syurga tidak cukup membuat masyarakat yang tinggal didalamnya merasakan kenikmatan syurga yang digambarkan. Sumberdaya alam yang terkandung di dalam bumi maupun yang ada di permukaan pun dieksploitasi secara besar-besaran bukan untuk kepentingan masyarakat Indonesia, melainkan untuk kepentingan asing.

Sementara sumberdaya alam Indonesia dieksploitasi untuk kepentingan asing, orang Indonesia seakan lupa dengan karunia yang telah Tuhan berikan untuk negerinya.  Saat ini, hanya sedikit saja yang mau tinggal di desa dan membangun kampung halamannya sendiri. Orang seakan hanya menggantungkan nasib di perkotaan (terutama di Jakarta) yang bahkan tidak lebih luas dan subur dibandingkan kampung halamannya.

Tidak sedikit yang lebih memilih menjadi sahaya dan tinggal di daerah kumuh perkotaan, daripada bekerja di desa ataupun kampung halaman. Padahal, jika saja sumberdaya alam yang ada di desa dikelola dengan baik, tentu mereka bisa mendapat keuntungan yang lebih besar.

Salah satu contoh sumberdaya yang belum termanfaatkan dengan baik ialah sumberdaya perikanan tangkap. Potensi lestari perikanan nasional mencapai 6,4 juta ton pertahun dan telah dapat dimanfaatkan hingga 80 % nya atau sekitar 5,12 juta ton pertahun. Hanya saja, terjadi ketidakseimbangan tingkat pemanfaatan sumberdaya perikanan antarkawasan dan antarjenis sumberdaya,  dimana terjadi gejala lebih tangkap di laut Jawa dan Selat Malaka, namun di sebagian wilayah Timur Indonesia, tingkat pemanfaatannya masih di bawah potensi lestari.

Penyebab rendahnya pemanfaatan sumberdaya kelautan tersebut salah satunya ialah karena intensitas dan produktivitas riset serta relevansi riset dengan pengelolaan sumberdaya laut Indonesia yang rendah. Keengganan untuk berhubungan dengan alam (misalnya menjadi petani atau nelayan), menjadikan sumberdaya yang dimiliki pun seakan dilupakan.

Belajar dari Negara Jepang yang menempatkan para sarjana untuk kembali dan membangun kampung halamanya bahkan dengan menjadi seorang nelayan atau petani, sudah bukan saatnya lagi menggantungkan nasib di perkotaan yang toh belum tentu memberikan hasil lebih baik dibandingkan di pedesaan. Sudah saatnya membangun kampung halaman dan kembali membangun syurga yang telah lama dilupakan.

 

Fawaz Muhammad Sidiqi

Mahasiswa Ilmu kelautan Universitas Diponegoro

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun