Mohon tunggu...
Sri Wahyuni Saraswati
Sri Wahyuni Saraswati Mohon Tunggu... Dosen - Freelance Writer

Menulis itu Mengobati. Membaca itu menghidupkan.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Pentingnya Pendidikan Seksual

9 Desember 2018   17:05 Diperbarui: 26 Desember 2018   22:50 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Pentingnya Pendidikan Seksual

Oleh: Sri Wahyuni  

Sesak. Itulah perasaan yang menyergap ketika semua media memberitakan kasus kekerasan seksual. Sebagaimana kita tahu, akhir-akhir ini publik dikejutkan dengan peristiwa kekerasan seksual di berbagai tempat. Seperti kasus mahasiswi UGM, kasus Baiq Nuril, kasus seorang perempuan pemandu lagu yang mayatnya dimasukkan dalam lemari baju, serta kisah seorang gadis yang ditusuk pisau oleh kekasihnya karena menolak diajak berhubungan badan. 

Saat ini Indonesia darurat kekerasan seksual. Jumlah laporan kasus kekerasan seksual di Indonesia terus meningkat tahun demi tahun. Kejadian masa lalu belum menjadi pelajaran bagi Indonesia. Jika tahun lalu kasus kekerasan seksual sudah begitu banyak seharusnya tahun ini hal tersebut bisa menjadi lebih baik. Namun, kenyataanya tidak. 

Kekerasan seksual disebabkan oleh beberapa hal, salah satunya karena rendahnya pengetahuan masyarakat mengenai pendidikan seksual. Pendidikan seksual sering dianggap tabu oleh para guru dan orangtua. Mereka menganggap bahwa pendidikan seksual hanya untuk orang dewasa. Sehingga mereka merasa enggan untuk memberikannya pada anak. Padahal seharusnya diajarkan kepada anak sejak dini, sehingga anak akan mengerti dan bisa menjaga diri, bahkan bisa terhindar dari kekerasan seksual. Tapi realitanya, anak-anak tidak pernah mendapat pendidikan seksual sejak dini, sementara orang yang mengincar anak ada di sekelilingnya. Jika kita mau mengamati lebih jeli, para pelaku kekerasan seksual adalah orang-orang terdekat seperti keluarga, teman, kekasih, bahkan tetangga. Namun, sayangnya hal ini seringkali tidak dipahami oleh masyarakat kita.

Berbicara pendidikan seksual, sesungguhnya itu bukanlah hal yang tabu dan harus ditutup-tutupi. Tetapi sebaliknya, itu adalah salah satu pendidikan penting yang harus diberikan kepada anak agar mereka tahu dan bisa terhindar dari tragedi kemanusiaan bernama  kekerasan seksual. Tidak hanya guru tapi orangtua juga wajib memberikan pendidikan ini kepada anak. Jika pendidikan seksual ditanamkan sejak dini maka kekerasan seksual dapat diminimalisir.

Sebenarnya, di sinilah peran guru dan orangtua yang sesungguhnya. Guru sebagai orangtua di sekolah wajib mendidik dan mengajarkan semua hal yang berkaitan dengan kehidupan anak didiknya, salah satunya pendidikan seksual. Memang pendidikan ini tidak tercantum secara terang-terangan di dalam kurikulum pendidikan akan tetapi masuk dalam kurikulum tersembunyi (hidden curriculum). Jadi, guru tidak hanya mengajarkan pelajaran formal tapi juga yang informal. Jika guru dapat melakukan hal semacam ini maka bisa dikatakan bahwa ia adalah guru yang sempurna.

Jika guru adalah aktor utama di sekolah, maka orangtua adalah aktor utama dalam keluarga. Sesama aktor maka sudah sewajarnya jika mereka melakukan kerjasama. Harus ada sinergi antara guru dan orangtua, sehingga tujuan yang diharapakan bisa tercapai. Kesinergisan ini bisa berupa adanya komunikasi anatara orangtua dengan guru. Sehingga dengan adanya komunikasi ini bisa mempermudah tugas kedua pihak. Orangtua bisa mengatahui perkembangan anak di sekolah. Begitu pula sebaliknya, guru dapat mengetahui perkembangan anak di rumah. Guru dan orangtua bisa bertukar informasi yang berkaitan dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan anak.

Disinilah pentingnya pendidikan seksual. Melalui pendidikan seksual diharapakan kasus kekerasan seksual dapat berkurang. Sehingga tidak akan ada lagi korban kekerasan seksual yang tersiksa atau bahkan meregang nyawa dengan sia-sia. Namun, jika pendidikan seksual masih tetap rendah, maka dapat dipastikan kekerasan seksual di tahun 2018 tak ubahnya seperti tahun sebelumnya. Peristiwa masa lalu haruslah jadi pelajaran bagi kita semua. Tahun ini kita memiliki tantangan baru, yakni tantangan meredam kekerasan seksual. Pertanyaanya, mampukah kita menaklukkan tantangan ini?

Harapan terindah, semoga masyarakat Indonesia semakin sadar akan pentingnya pendidikan seksual sehingga ke depannya darurat kekerasan seksual di Indonesia dapat segera teratasi. Semoga!

***

Penulis adalah Mahasiswi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Ponorogo.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun