Mohon tunggu...
Fauziyyah Fitriani Heryanti
Fauziyyah Fitriani Heryanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa PGSD UPI Kampus Cibiru

Seorang mahasiswa pendidikan yang tertarik pada filsafat, gender, dan politik.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Semangat SD Klasikal Terang Nusantara dalam Menjalankan Pembelajaran di Masa Pandemi

18 September 2021   22:46 Diperbarui: 18 September 2021   22:50 318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Adanya pandemi Covid 19 telah merubah keadaan dunia. Kehidupan yang semula berjalan normal seolah direset ulang. Hingga akhirnya seluruh elemen yang ada di muka bumi harus melakukan adaptasi ulang. Salah satu elemen yang cukup sulit dalam melakukan adaptasi tersebut adalah elemen pendidikan. 

Pembelajaran yang semula dilakukan secara langsung, tiba-tiba berubah menjadi pembelajaran tidak langsung. Seolah mengalami shock culture, banyak siswa yang kaget dengan perubahan tersebut. Hingga akhirnya banyak dari mereka mengalami berbagai masalah.

Masalah-masalah tersebut seperti demotivasi belajar, nilai yang terus menurun, banyaknya siswa yang tidak bisa mengikuti pembelajaran karena tidak memiliki fasilitas, dan masih banyak lagi. Di antara masalah-masalah tersebut, beberapa siswa di SD Klasikal Terang Nusantara pernah mengalaminya. 

Di kelas 5A, terdapat beberapa siswa yang mengalami demotivasi belajar. Hal tersebut disebabkan oleh waktu pembelajaran yang menjadi lebih singkat, sehingga anak menjadi memiliki waktu yang lebih lama untuk bermain dibanding ketika pembelajaran secara langsung dilaksanakan. 

Jika pembelajaran secara langsung dimulai pada pukul 07.00, maka pembelajaran secara tatap maya biasanya dimulai pukul 08.00. Selain itu, semenjak pembelajaran tatap maya dilaksanakan, pembelajaran menjadi lebih fleksibel dari sebelumnya, sehingga anak bisa saja untu tidak mengerjakan tugasnya dan memilih bermain bersama temannya.

dokpri
dokpri

Permasalahan lain yang ditemukan di SD Klasikal Terang Nusantara adalah adanya beberapa siswa yang tidak memiliki fasilitas untuk melaksanakan pembelajaran secara daring. Karena permasalahan ini, siswa-siswa tersebut kesulitan untuk mengejar siswa lainnya. Ditambah, orang tua yang bersikap pasrah terhadap keadaan membuat siswa-siswa tersebut memilih untuk tidak mengikuti pembelajaran. Alhasil, banyak dari mereka yang memilih untuk bermain dengan teman di rumahnya, ketimbang harus belajar di rumah.

Berdasarkan fakta-fakta tersebut pada akhirnya SD Klasikal Terang Nusantara menerapkan sistem baru untuk pembelajaran selama masa pandemi. Di mana siswa yang dianggap memiliki nilai kurang dan tidak memiliki fasilitas untuk belajar secara daring, diundang ke sekolah untuk melaksanakan pembelajaran tatap muka. 

Setiap harinya hanya dua sampai tiga orang saja yang diperkenankan untuk datang ke sekolah. Selain itu, pembelajaran tatap muka yang dilakukan pun dilaksankan sesuai protokol kesehatan yang sudah ditentukan. Di mana siswa harus dicek suhu terlebih dahulu, memakai hand sanitizer, dan disemprot desinfektan sebelum masuk ke dalam sekolah. Lalu di ruangan siswa tidak boleh melepaskan masker yang dikenakan selama pembelajaran berlangsung.

Penerapan sistem ini sangat bagus untuk pembelajaran di SD Klasikal Terang Nusantara. Hal tersebut dikarenakan siswa yang tertinggal dapat mencapai target pembelajaran yang sudah ditetapkan secara perlahan. Maskipun sedikit terlambat, tapi setidaknya terdapat sedikit perubahan baik dari motivasi belajar dan hasil belajar itu sendiri.

Sejujurnya, pembelajaran yang menerapkan dua metode seperti ini sangat merepotkan. Terlebih bagi para guru yang harus mengajar. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa semangat guru-guru di SD Klasikal Terang Nusantara begitu besar untuk merubah pendidikan di Indonesia. Sehingga sesulit apapun rintangan yang mereka hadapi, mereka mencoba untuk menemukan solusi terbaik bagi para siswa. Semoga semangat memajukan pendidikan di SD Klasikal Terang Nusantara ini tidak luntur dan dapat bertahan lama, serta mungkin dapat dijadikan contoh untuk sekolah-sekolah lainnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun