Mohon tunggu...
Muhammad Fauzi Rais
Muhammad Fauzi Rais Mohon Tunggu... Dosen - Master of Law at University of Indonesia

Memikirkan Masa Depan Itu Perlu, Tetapi Jangan Lupa Dengan Hari Ini Yang Perlu Anda Syukuri.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Memahami Syi'ah secara Karakteristik

3 Agustus 2020   16:01 Diperbarui: 3 Agustus 2020   16:24 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Melanjutkan tulisan sebelumnya, kali ini penulis membahas mengenai pemahaman syi'ah lebih dalam yaitu mencangkup pencemaran pemahaman syi'ah, doktrinisasi syi'ah dan juga tentang penyebaran syi'ah itu sendiri.

Kita ketahui bahwa syi'ah ini awalnya di kategorikan sebagai suatu kelompok yang mengikuti dan membela khalifah Ali Radhiyallahu 'anhu tetapi perbuatan-perbuatan serta perkataan yang tidak mencerminkan agama Islam, bahkan dari kalangan syi'ah itu sendiri banyak yang memutarbalikkan tafsiran dari Al-Qur'an dan Hadits dengan merekayasa bahwa turunnya firman Allah Swt itu merupakan kasih sayang dari Allah terhadap golongan syi'ah sehingga banyak ayat-ayat Al-Qur'an dipahami difirmankan untuk mereka.

Golongan Syi'ah yang ekstream merupakan golongan yang tidak mengikuti sama sekali sunnah-sunnah Nabi Muhammad Saw, bahkan dari golongan mereka ini merubah lafadz Adzan yang sering kita dengar dengan "Asyhadu Anna Muhammadar Rasulullah", dirubah dengan kalimat "Asyhadu Anna Aliyya Rasulullah", dengan landasan bahwa Khalifah Ali lebih mulia dan lebih pantas menjadi Rasulullah dari pada Nabi kita Nabi Muhammad Saw.

Bahkan lebih daripada itu, mereka berkeyakinan bahwa adanya petir dari langit itu merupakan cambuknya dan marahnya dari Khalifah Ali Radhiyaallahu 'anhu. Dengan berpemahaman bahwa adanya ketidakadilan dalam masyarakat maka itu akan datangnya petir dan hujan dari langit.

Dari golongan syi'ah yang ekstream ini juga mereka berkayakinan bahwa orang-orang yang tidak berbuat keadilan dan merusak tatanan dari muka bumi ini dikategorikan darahnya halal untuk dibunuh, karena adanya keyakinan bahwa keadilan harus selalu ditegakkan dan barangsiapa yang berbuat ketidakadilan harus dibunuh. Padahal pada dasarnya golongan syi'ah itu sendiri lah yang berbuat ketidakadilan dengan melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak dengan tuntunan dari Rasulullah Saw.

Sehingga sikap berlebih-lebihan ini semakin menjadi yang awalnya golongan syi'ah merupakan perjuangan politik dengan mengedepankan Ali dan keturunannya adalah orang yang harus menjadi imamah (pemimpin), berubah menjadi paham doktrin agama yang ekstream dan diluar dari paham Islam yang sesungguhnya.

Golongan syi'ah yang ekstream ini juga memiliki sifat kedengkian dan kebencian terhadap umat Islam atau kaum Muslimin itu sendiri, dengan mereka menjelek-jelekkan kaum muslimin yang tidak berpemahaman Syi'ah bahkan mereka mengolok-olok sahabat-sahabat Nabi termasuk Khalifah-khalifah Allah (Abu-bakar, Umar dan Utsman), dengan landasan bahwa mereka berkayakinan khalifah-khalifah sebelum Ali telah merampas kepemimpinan Ali dengan tidak menjadikan Ali sebagai Khalifah langsung setelah Nabi Muhammad Saw.

Salah satu tokoh Syi'ah yang bernama Ja'far bin Muhammad, merupakan tokoh yang cerdik dalam memanfaatkan keadaan-keadaan simpang siur dari golongan syi'ah itu sendiri, dengan ia membuat kelompok yang merupakan kelompok pengagum Ali serta menciptakan bahwa karena sudah semakin luasnya pengikut Ali maka dikategorikan golongan syi'ah ini adalah sebagai Madzhab.

Wallahu A'lam Bis Showabb..

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun