Mohon tunggu...
fauzi fakhriralibi
fauzi fakhriralibi Mohon Tunggu... mahasiswa

apa aja

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengenal Teater Lenong

27 Oktober 2024   05:23 Diperbarui: 27 Oktober 2024   06:28 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input sumber gambarhttps://www.senibudayabetawi.com/8898/representasi-masyarakat-betawi-dalam-lenong-preman.html

Pada zaman dahulu diperuntukkan untuk stratifikasi sosial tertentu yaitu raja dan bangsawan sehingga penyajiannya pun hanya berkutat pada lingkaran kaum tersebut sehingga timbul ungkapan "kaya raja lenong"untuk menunjukkan orang yang bergaya Feodal.dalam perkembangan lenong itu sendiri terdapat beberapa jenis macam lenong sesuai dengan tema dan realitas yang mau diangkat diantaranya adalah Lenong Denes dan Lenong Preman 

     Lenong adalah salah satu kesenian tradisional yang berkembang di kawasan Bekasi dan sekitarnya sebagai bagian dari budaya Betawi. Kesenian ini memadukan unsur drama, komedi, dan musik tradisional yang disajikan secara spontan dengan dialog-dialog jenaka. Dalam setiap pementasan lenong, para pemain tidak hanya menyuguhkan hiburan, tetapi juga menyampaikan pesan moral dan kritik sosial secara ringan dan menghibur.  

     Secara umum, lenong terbagi menjadi dua jenis, yaitu Lenong Preman dan Lenong Denes.Lenong Preman berfokus pada cerita-cerita kehidupan sehari-hari, seperti persoalan sosial, ekonomi, atau interaksi masyarakat lokal. Di sisi lain, Lenong Denea mengangkat kisah-kisah kerajaan atau legenda, yang sering menampilkan karakter seperti raja, putri, dan pahlawan. Kedua jenis ini tetap mengutamakan unsur komedi, sehingga pesan moral dan kritik sosial yang disampaikan mudah diterima oleh Berikut foto Lenong preman dan Lenong Denes.

Input sumber gambarhttps://www.panjimas.com/news/2018/04/06/wow-haji-lulung-main-lenong-denes-bernafaskan-islam/
Input sumber gambarhttps://www.panjimas.com/news/2018/04/06/wow-haji-lulung-main-lenong-denes-bernafaskan-islam/

     Musik pengiring dalam lenong menggunakan alat musik tradisional, terutama gambang kromong, yang menjadi ciri khas seni Betawi. Selain itu, suara tambur dan kecrek juga sering digunakan untuk menambah semarak dan menciptakan ritme yang dinamis. Musik tidak hanya berfungsi sebagai latar, tetapi juga menandai pergantian adegan dan memberi isyarat bagi para pemain saat berimprovisasi.  

     Salah satu keunikan lenong adalah dialog dan adegan yang banyak mengandalkan spontanitas atau improvisasi. Hal ini memungkinkan para pemain berinteraksi langsung dengan penonton, membuat suasana pertunjukan lebih hidup dan interaktif. Humor yang dihadirkan sering kali berupa sindiran tentang isu-isu sosial, seperti ketimpangan ekonomi, budaya konsumtif, atau perilaku pejabat, yang disampaikan dengan cara menghibur.  

     Pada masa lalu, lenong biasanya dipentaskan di acara-acara adat, pesta pernikahan, atau perayaan tertentu di masyarakat. Panggungnya sederhana, kadang hanya berupa hamparan tikar atau panggung kecil, namun antusiasme penonton selalu tinggi. Seiring dengan perkembangan zaman, popularitas lenong sempat menurun karena masyarakat mulai beralih ke bentuk hiburan modern.  

     Namun, beberapa komunitas seni di Bekasi dan sekitarnya terus berupaya melestarikan lenong agar tidak hilang ditelan waktu. Berbagai kegiatan seperti festival seni, pertunjukan di ruang publik, hingga program pelatihan lenong untuk anak muda mulai digalakkan. Pemerintah daerah dan lembaga kebudayaan juga berperan aktif dalam mempromosikan dan mengembangkan lenong sebagai bagian dari identitas budaya lokal.  

     Lenong bukan sekadar hiburan, tetapi juga bentuk ekspresi budaya dan cerminan kehidupan masyarakat Bekasi. Melalui lenong, masyarakat dapat menyampaikan pesan sosial dan kritik secara santai namun tajam. Kehadiran kesenian ini menjadi penting sebagai pengingat bahwa seni tradisional masih relevan dalam kehidupan modern. Dengan terus melibatkan generasi muda dan mengadaptasi tema-tema kekinian, lenong diharapkan dapat terus hidup dan menjadi warisan budaya yang lestari.  

     Sebagai salah satu ikon budaya Bekasi, lenong bukan hanya sebuah pertunjukan, tetapi juga wujud dari kearifan lokal dan nilai-nilai kebersamaan. Kehangatan dan humor yang tersaji dalam setiap pertunjukan mengajarkan bahwa seni memiliki kekuatan untuk menyatukan, menghibur, dan memberikan pelajaran hidup.Tentu saja bukan hanya ini saja semoga masih banyak lagi budaya dan wujud kearifan lokal dari berbagai daerah yang masih terjaga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun