Mohon tunggu...
FAUZIAH AMIR
FAUZIAH AMIR Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

I am a learner

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

8 Kebiasaan: Generasi Milenial Siap Hadapi Bonus Demografi

11 November 2020   06:07 Diperbarui: 11 November 2020   06:44 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: https://gelorasriwijaya.co/blog/5-peranan-pemuda-indonesia-sebagai-generasi-penerus-bangsa/

Jumlah penduduk Indonesia terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan bahwa Indonesia akan menghadapi bonus demografi pada tahun 2020-2035. Bonus demografi diartikan sebagai kondisi dimana jumlah penduduk usia produktif (usia 15-64 tahun) lebih banyak dibanding penduduk usia non produktif. Berdasarkan survei "Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2019" yang dilakukan oleh BPS menunjukkan bahwa penduduk usia produktif mencapai 68% dari total keseluruhan penduduk sebesar 268.074,6 ribu. Hal tersebut menunjukkan bahwa di tahun 2019, Indonesia sudah mengalami masa bonus demografi.

Banyaknya penduduk usia produktif harus diimbangi dengan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni. Peningkatan kualitas SDM dapat dicapai dengan meningkatnya mutu pendidikan. Salah satu program prioritas pembangunan nasional yang tertuang dalam rencana kerja pemerintah 2020 yaitu pemerataan layanan pendidikan berkualitas dan pengembangan iptek-inovasi. Namun, peningkatan kualitas SDM bukan hanya tugas dari pemerintah. Setiap orang mempunyai andil yang besar dalam upaya meningkatkan kualitas dirinya. Hal tersebut dapat kita mulai dengan kebiasaan-kebiasaan kecil dalam kehidupan keseharian kita. Stephen R. Cophey memperkenalkan 8 Habits from Effectiveness to Greatness yang merupakan penyempurnaan dari 7 Habits of Highly Effective People. Kedua habits tersebut secara umum tidak ada yang berubah, penambahan kebiasaan ke-8 meminta kita untuk tidak lupa menginspirasi orang lain sehingga semakin meluas manfaat yang bisa dirasakan.

Apa aja si 8 Habits from Effectiveness to Greatness yang dikenalkan oleh Stephen R. Cophey, Let's check this out!

  • Be proactive
    Setiap orang memiliki kebebasan untuk memilih tindakan yang akan diambil. Namun, perlu diingat bahwa setiap tindakan memiliki konsekuensinya masing-masing. Seseorang yang proaktif memiliki cara pandang dalam memutuskan tindakan yang akan diambil berdasarkan pikiran yang logis, tidak berdasarkan emosi sesaatnya. Titik ini merupakan titik yang krusial dimana ketika kita terpancing dengan emosi maka akan memberikan dampak buruk yang terus berkelanjutan.
  • Begin with the end in mind
    Tetapkan tujuan sebagai garis finish yang ingin dicapai. Setelah mengetahui tujuannya, kita dapat menentukan langkah yang harus ditempuh. Contohnya ketika kita hendak bepergian, tentu kita harus tau kita mau pergi kemana, baru kita tahu jalan mana yang harus kita lewati.
  • Put first thing first
    Mencapai tujuan itu bukanlah hal yang mudah, perlu perjuangan dan kekuatan tekad. Seringkali banyak ujian yang menghadang. Entah kemalasan kita atau hal-hal lainnya. Fokus pada tujuan yang ingin dicapai serta prioritaskan kegiatan penting dan mendesak untuk dilakukan terlebih dahulu.
  • Think win-win
    Kita adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lain. Terkadang apa yang kita inginkan berbenturan dengan kepentingan orang lain. Kebiasaan think win-win mengajarkan kepada kita untuk mendahulukan kepentingan bersama.
  • Seek first to understand, then to be understood
    Memahami adalah kewajiban dan dipahami adalah bonus kita. Kita harus memposisikan diri sebagai orang lain untuk dapat memahaminya. Dengan begitu, kita mengetahui apa yang dirasakan orang lain dan kita mengetahui cara untuk menghadapi keadaan tersebut.
  • Synergize
    Sinergi merupakan kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama. Pekerjaan yang dilakukan dengan bersinergi akan selesai dengan cepat. Selain itu, dengan bersinergi kita juga dapat menciptakan peluang besar dari peluang kecil yang ada. Gotong royong merupakan contoh dari sinergisitas.
  • Sharpen the saw
    Manusia memiliki 4 dimensi, yaitu dimensi fisik, dimensi mental, dimensi emosional, dan dimensi spiritual. Dimensi fisik diasah dengan cara makan makanan sehat, tidur yang cukup, dan berolahraga. Dimensi mental diasah dengan cara membaca, menempuh pendidikan, menulis dan belajar keahlian-keahlian (skills) baru. Dimensi emosional diasah dengan cara berbagi dengan sesama, bercanda dengan teman, ataupun membangun percintaan. Dimensi spiritual diasah dengan cara selalu beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa. Keempat dimensi tersebut harus berjalan seimbang agar kita menjadi pribadi unggul dan kuat.
  • Find your voice and inspire others to find theirs
    Kebiasaan terakhir yang perlu kita lakukan adalah tidak lupa berbagi inspirasi sehingga kesuksesan kita nantinya dapat menular kepada orang lain juga. Sebaik-baiknya orang adalah orang yang bisa bermanfaat untuk orang lain. 

Bagaimana si implementasi dari 8 kebiasan tersebut, keep on reading guys!

Ana adalah seorang pelajar SMA X. Gurunya sering memberikan tugas kepadanya. Ana selalu mengerjakan tugasnya dengan segera, tanpa menunda-nunda lagi (be proactive). Ketika berselancar di internet mencari sumber untuk mengerjakan tugasnya, muncul video acara wisuda sebuah universitas. Ana berkeinginan untuk bisa berada diposisi itu juga (begin with the end in mind). Universitas dambakan Ana ternyata merupakan dambaan ratusan ribu pelajar SMA se-Indonesia. Kesehariannya dihiasi dengan tumpukan kertas-kertas latihan soal. Ana memprioritaskan belajar daripada melihat film drakor kesukaannya (put first thing first). Ayahnya merasa keberatan dengan keinginan Ana untuk melanjutkan sekolah di tempat yang jauh dari keluarga. Ana menjelaskan secara baik-baik sehingga ayahnya pun menyetujui keinginannya dengan syarat bahwa Ana harus menjaga pergaulannya (think win-win). Ana merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Ayahnya juga harus membiayai pendidikan adik-adiknya. Selama menempuh pendidikan, Ana menggunakan uang yang diberikan ayahnya sesuai dengan keperluannya saja. Ketika memperoleh rezeki lebih, ayahnya akan menambah uang kiriman untuknya (seek first to understand, than to be understood). Ana sering mengajak temannya untuk belajar kelompok agar lebih mudah memahami pelajaran (synergize). Tak terasa kini Ana sudah lulus kuliah. Pengalamannya merantau dan jauh dari orang tua, membuatnya menjadi pribadi yang lebih baik. Selama merantau, Ana selalu menjaga kesehatan dengan melakukan pola hidup sehat. Ana selalu berpikir positif akan setiap hal. Ana juga memiliki keluarga baru yaitu teman-teman seperjuangannya. Tak henti-hentinya Ana mensyukuri begitu banyaknya nikmat Tuhan yang ia rasakan. Ana selalu melibatkan Tuhan dalam setiap suka dukanya (sharpen the saw). Setelah menjadi orang yang sukses, Ana tak lupa berbagi kisah untuk pelajar SMA di desanya (find your voice and inspire others to find theirs).

Pancasila adalah dasar negara Indonesia. Panca berarti lima dan sila berarti prinsip atau asas. Kelima sila tersebut merupakan satu kesatuan sehingga harus dimaknai secara menyeluruh. Selain sebagai dasar negara, pancasila memiliki fungsi lain seperti pancasila sebagai sumber hukum, perjanjian luhur bangsa, pandangan hidup, dsb. Namun, yang sangat berkaitan dengan 8 kebiasaan yang kita bahas adalah pancasila sebagai pandangan hidup bangsa. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa diartikan bahwa semua aktivitas kehidupan bangsa Indonesia harus sesuai dengan sila-sila pancasila.

Cuplikan cerita si Ana yang merupakan contoh dari implementasi 8 kebiasaan mengandung implementasi dari pancasila sebagai pandangan hidup bangsa. Penerapkan sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa, dengan cara melibatkan Tuhan dalam keadaan suka maupun duka yang merupakan implementasi dari kebiasaan ke-7. Penerapkan sila kedua, kemanusiaan yang adil dan beradab, dengan cara memahami bahwa setiap orang memiliki hak dan kewajiban yang sama yang merupakan implementasi dari kebiasaan ke-5. Penerapkan sila ketiga, persatuan Indonesia, dengan cara menjelaskan secara baik-baik ketika terjadi pertentangan yang merupakan implementasi dari kebiasaan ke-4. Selain itu, kebiasaan ke-4 ini juga merupakan contoh dari penerapan sila keempat, Ana dan ayahnya saling mengungkapkan apa yang ada dalam pikirannya dan mencari jalan tengah dengan cara bermusyawarah. Penerapan sila kelima, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, dengan cara memberikan inspirasi kepada para pelajar SMA di desanya agar tercipta kemajuan Indonesia yang merata yang merupakan implementasi dari kebiasaan ke-8.

Momentum peringatan hari pahlawan mengingatkan betapa besarnya perjuangan para pahlawan menggapai kemerdekaan Indonesia. Kini, sudah giliran para pemuda bangsa yang melanjutkan perjuangan para pahlawan. Perjuangan bukan lagi memerangi penjajahan, melainkan memerangi kebodohan. Bonus demografi menjadi peluang besar bagi kita untuk saling bersinergi mendorong Indonesia menjadi negara maju. Urgensi pancasila bukan hanya sebagai lambang negara, tapi harus dimaknai dalam hati dan pikiran, lalu tercermin dalam setiap tindak-tanduk perbuatan kita. Masa depan kita merupakan cerminan dari kebiasaan-kebiasaan yang kita lakukan saat ini. Mari benahi kebiasaan kita sejak detik ini karena waktu terus berjalan dan tidak akan pernah bisa kembali.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun