Kenapa Seluruh Bahasa Daerah Harus Ada Kamus Lengkapnya
Latar Belakang
Nusantara adalah rumah bagi ratusan bahasa daerah---menurut data, ada lebih dari 700 bahasa yang hidup dan pernah hidup di kepulauan Indonesia. Dari Aceh hingga Papua, bahasa-bahasa itu bukan sekadar alat komunikasi, melainkan penyimpan memori kolektif dari tiap komunitas. Di balik sebuah kata, ada filosofi, sejarah, cara pandang terhadap dunia, hingga cara manusia memahami alam dan Tuhannya.
Namun realitas hari ini sungguh mencemaskan. Banyak bahasa daerah yang kian terpinggirkan, hanya dipakai oleh generasi tua, sementara anak muda lebih akrab dengan bahasa Indonesia dan bahasa global seperti Inggris. Tidak sedikit bahasa daerah yang sudah tergolong "nyaris punah" karena penuturnya tinggal ratusan orang. Jika tidak ada upaya serius mendokumentasikan, maka hilanglah satu demi satu bahasa, bersama dengan kearifan yang terkandung di dalamnya.
Karena itu, seluruh bahasa daerah harus memiliki kamus lengkapnya. Kamus adalah "rumah penyelamatan" sebuah bahasa---bukan hanya arsip kata, tetapi benteng identitas.
1. Bahasa sebagai Penjaga Identitas dan Jati Diri
Bahasa adalah pembeda utama identitas suatu bangsa atau suku. Kata-kata yang unik dalam bahasa daerah menyimpan cara berpikir khas masyarakatnya.
Dalam bahasa Jawa ada kata "ngeli nanging ora keli" (ikut arus tapi tidak hanyut), sebuah falsafah hidup yang sulit diterjemahkan penuh ke bahasa lain.
Dalam bahasa Minang ada kata "bakaua" yang bukan sekadar "berdoa", melainkan sebuah ritual kolektif sebelum membuka sawah atau ladang.
Dalam bahasa Bugis ada konsep "siri'" yang berarti harga diri yang melibatkan aspek moral, sosial, dan spiritual sekaligus.
Semua ini sulit dipahami tanpa kamus lengkap yang mendokumentasikan arti, konteks, dan contoh pemakaiannya.