Setiap Peradaban Butuh Tokoh, Setiap Tokoh Butuh Guru
Setiap peradaban besar dalam sejarah manusia selalu ditopang oleh tokoh-tokoh besar. Peradaban tidak pernah tumbuh hanya karena geografi, sumber daya alam, atau teknologi. Yang membuat sebuah bangsa melonjak ke panggung sejarah adalah kehadiran tokoh, pemimpin, dan pemikir yang memberi arah.
Namun, di balik setiap tokoh selalu ada sosok lain: seorang guru, pembimbing, atau mentor yang menyalakan api pengetahuan dan kebijaksanaan. Guru adalah mata air yang mengalirkan energi keilmuan dan moral. Seorang tokoh boleh saja berdiri gagah di panggung dunia, tetapi ia berdiri di atas bahu gurunya.
Maka, jika kita bertanya: bagaimana peradaban lahir? Jawabannya sederhana: peradaban lahir dari hubungan guru--murid.
1. Nabi dan Rasul: Guru Umat Manusia
Nabi Muhammad SAW adalah tokoh utama peradaban Islam. Namun dalam masa mudanya, beliau dibimbing oleh kakeknya Abdul Muthalib, kemudian pamannya Abu Thalib, dan guru spiritualnya adalah Jibril 'alaihis-salam yang menurunkan wahyu.
Nabi Musa AS memiliki gurunya, yaitu Nabi Khidir AS, yang mengajarkan ilmu ladunni.
Nabi Isa AS membimbing para hawariyyun (murid-muridnya), tetapi beliau sendiri juga belajar dari wahyu Allah melalui malaikat.
Setiap nabi adalah guru bagi umatnya, tetapi mereka juga murid dari wahyu dan bimbingan Ilahi.
2. Ulama dan Cendekia Muslim
Islam sebagai peradaban lahir dari sanad keilmuan: rantai guru-murid yang tidak pernah terputus.