Mohon tunggu...
Pekik Aulia Rochman
Pekik Aulia Rochman Mohon Tunggu... Petualang Kehidupan Dimensi Manusia yang diabadikan dalam https://theopenlearner333.blogspot.com/

I can't do anything, I don't know anything, and I am nobody. But, I am An Enthusiast in learning of anything.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Bawalah Aku Pergi dari Distraksi: Menulis sebagai Jalan Keluar dari Godaan

20 Maret 2025   10:46 Diperbarui: 20 Maret 2025   11:11 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image by StockSnap from Pixabay 

Pendahuluan: Distraksi dan Panggilan untuk Berubah

Di zaman digital yang serba cepat ini, manusia dihadapkan pada tantangan baru yang sering kali tidak disadari: distraksi tanpa batas. Dari notifikasi media sosial yang tiada henti, video pendek yang selalu menarik perhatian, hingga berbagai aplikasi hiburan yang mudah diakses kapan saja---semua ini menciptakan lingkungan yang membuat kita sulit fokus pada hal-hal yang lebih bermakna.

Namun, ada satu distraksi yang lebih kompleks dan sering kali menjadi dilema besar bagi banyak orang: dorongan biologis yang diperkuat oleh teknologi. Internet telah memudahkan akses ke berbagai bentuk hiburan instan, termasuk yang memicu hasrat impulsif. Di satu sisi, keinginan itu adalah sesuatu yang alami, tetapi di sisi lain, tanpa pengelolaan yang baik, hal ini bisa menjadi hambatan besar dalam produktivitas dan perkembangan diri.

Seperti dalam lirik lagu Bawalah Aku dari Boomerang:

"Oh bawalah aku, selalu ke langit biru..."

Lirik ini menggambarkan kerinduan akan kebebasan dari belenggu kebiasaan yang tidak produktif. Banyak orang yang sadar bahwa mereka terjebak dalam siklus distraksi, tetapi sulit menemukan cara untuk melepaskan diri. Seolah ingin "dibawa pergi" ke tempat yang lebih baik, tetapi tetap berada dalam zona nyaman yang sulit ditinggalkan.

Di sisi lain, lirik berikut ini menggambarkan dilema tersebut:

"Tinggalkan aku di sini, biarkan aku nikmati..."

Distraksi digital dan hiburan instan sering kali memberikan kenyamanan sesaat, membuat seseorang ragu untuk benar-benar keluar dari kebiasaan yang menghambat perkembangan dirinya. Ada keinginan untuk berkembang, tetapi juga godaan untuk tetap tinggal dalam kenyamanan yang semu.

Namun, meninggalkan distraksi bukan soal menekan diri secara paksa, melainkan tentang menggantikannya dengan sesuatu yang lebih bernilai. Salah satu cara yang paling efektif adalah menulis.

Menulis bukan hanya sekadar menuangkan kata-kata, tetapi juga alat untuk mengelola energi mental, mengarahkan fokus, dan bahkan menjadi bentuk sublimasi dari dorongan biologis yang sulit dikendalikan. Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi bagaimana menulis bisa menjadi jalan keluar dari distraksi dan godaan, serta bagaimana energi yang selama ini terbuang bisa diarahkan ke sesuatu yang lebih bermakna.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun