Mohon tunggu...
Fauzaan Satrianto
Fauzaan Satrianto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Bermain musik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh G20 terhadap Perekonomian

8 Desember 2022   13:00 Diperbarui: 8 Desember 2022   13:02 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Penunjukan Indonesia sebagai presiden G20 (Group of Twenty) atau forum kerjasama multilateral 19 negara utama dan Uni Eropa sebenarnya merupakan apresiasi dan pengakuan negara-negara terbesar di dunia terhadap Indonesia. Terpilihnya Indonesia juga menjadi tonggak sejarah baru karena Indonesia memegang Presidensi G20 untuk pertama kalinya sejak Forum G20 berdiri pada tahun 1999.

G20 merupakan forum yang terdiri dari 19 negara dengan ekonomi terbesar dunia dan Uni Eropa. Faktanya, Asia Tenggara mewakili 85 persen ekonomi dunia, 80 persen investasi global, 75 persen perdagangan internasional, dan 66 persen populasi dunia.

Memilih Indonesia untuk memegang Presidensi G20 memiliki nilai strategis bagi pemulihan ekonomi dan terwujudnya Indonesia Maju jika kita mampu memanfaatkan peluang dan tantangan sebaik-baiknya untuk kepentingan Indonesia.

Dengan tema G20 2022 "Memulihkan bersama, berjuang kembali lebih kuat", berarti menciptakan pertumbuhan ekonomi yang terintegrasi, berpusat pada masyarakat, ramah lingkungan, dan berkelanjutan. Secara lebih khusus, Presidensi G20 Indonesia dapat menjadi pendorong untuk meningkatkan kontribusi guna mendukung pemulihan ekonomi domestik, karena menjadi tuan rumah beberapa pertemuan kumulatif antara 1 Desember 2021 hingga 30 November 2022 dengan ribuan perwakilan dari semua negara anggota dan berbagai organisasi internasional.

Mobilitas para delegasi dan pendukungnya akan semakin meningkat, karena akan ada 150 event berupa pertemuan yang terbagi dalam dua kelompok kegiatan yang berbeda yaitu Sherpa Track dan Financial Track yang akan diselenggarakan secara marathon yang dimulai dengan pertemuan tingkat menteri dari pertemuan kelompok yang terlibat hingga pertemuan Tingkat I, yang berpuncak pada Kepresidenan KTT Pemimpin G20. 

Melalui rangkaian kegiatan yang panjang ini, kehadiran perwakilan bisnis Indonesia dapat bermanfaat baik secara langsung maupun di sektor jasa. Transportasi, perhotelan, UMKM dan sektor terkait lainnya, maupun secara tidak langsung melalui dampak pada persepsi investor dan pelaku ekonomi.

Presidensi G20 menjadi arena untuk menunjukkan bahwa Indonesia berada di tengah pandemi. Ketahanan ekonomi Indonesia terhadap krisis terus ditanggapi positif oleh dunia internasional. Oleh karena itu, momentum unik Presidensi G20 ini harus dimanfaatkan sebaik mungkin untuk meningkatkan nilai tambah pemulihan Indonesia, baik dari segi kegiatan ekonomi maupun kepercayaan masyarakat nasional dan internasional.

Presidensi G20 dapat menjadikan Indonesia sebagai target perhatian global, terutama di kalangan pelaku ekonomi dan keuangan. Peluang ini harus dimanfaatkan untuk menunjukkan kepada dunia kemajuan multifaset Indonesia saat ini dan menjadi titik awal untuk mengembalikan kepercayaan pelaku ekonomi di dalam dan luar negeri pasca pandemi. Selain itu, pertemuan G20 di Indonesia juga berfungsi untuk memperkenalkan pariwisata dan produk unggulan Indonesia ke dunia internasional, sehingga diharapkan juga akan mempercepat pemulihan perekonomian Indonesia, misalnya untuk mempercepat kemajuan Indonesia.

Dalam mempercepat pemulihan ekonomi, kelompok G20 berperan sangat strategis dalam membahas berbagai isu global terkait pertumbuhan dan ekonomi, serta stabilitas ekonomi dan keuangan, karena keanggotaannya terdiri dari campuran negara maju dan negara berkembang yang mencapai 66 persen dari populasi dunia yang menguasai 85 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) dunia.

Kunjungan delegasi negara-negara G20 secara langsung dapat merasakan manfaat dari segi ekonomi yaitu dapat meningkatkan devisa, meningkatnya kembali industri pariwisata, khususnya Bali, dan Indonesia yang sangat tertekan di era pandemi. Secara umum Meningkatkan konsumsi dalam negeri dengan mengoptimalkan peran usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), meningkatkan PDB dan penyerapan tenaga kerja.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun