Mohon tunggu...
Makhfud
Makhfud Mohon Tunggu... Guru - faujibadut12

bukan karang yang tahan tamparan ombak atau bergulat denga badai .. hanya insan yang hanya siap bertahan dalam kelemahan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Gurumu Bukan Lawanmu

18 Desember 2020   06:49 Diperbarui: 18 Desember 2020   06:53 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Guru adalah sesosok makhluk yang di ciptakan untuk mengangkat derajat manusia dan manjadikan manusia lebih mulia dengan ilmunya yang mereka tuangkan ke dalam kepala dan hati mereka, yang guru dapatkan ilmunya dengan jerih payahnya, rela meninggalkan kesenengan demi secarik ilmu untuk di sampaikan, dari sini kita tahu guru adalah sosok yang seharusnya digugu dan ditiru, dihormati dan diegani.

Namun dewasa ini pandangan terhadap figur mulia guru mulai luntur. Adalah guru-guru yang didudukan di bangku hukum sebagai contoh kecil rendahnya martabat guru, karena menghukum demi kebijakan masadepan muridnya, dengan alasan yang tidak masuk akal melempar tuduhan bahwa guru tidak berhak mengatur kehidupan, namun hakekatnya gurulah yang menjadikan seseorang paham dalam kinerja otaknya, tau bagaimana menggunakan otak kanan dan otak kirinya, yang menjadikan seseorang berfikir akan karirnya.

Kondisi sekarang sangat berbeda dengan masa lalu. Di masa lalu, tindakan guru menegur murid merupakan bagian dari bentuk perhatian guru. Tak heran, guru zaman dulu sangat berwibawa di mata siswa dan masyarakat. Bayangkan, jika guru sudah menatap siswa dengan tatapan diam, maka siswa pun akan dengan segera menyadari kesalahannya. Tak ada yang melaporkan atau menuduh guru telah melakukan pelanggaran HAM karena sang guru menegur atau memberikan sanksi atas kesalahan siswanya.

Tetapi apa boleh buat, zaman telah berubah. Dulu guru adalah suri tauladan yang wajib di hormati dan di sayangi bagai kedua orang tua kita, namun kini terbalik seiring perbedaan zaman dengan kemoderenan dunia, mereka menganggap guru adalah "alat" akademik, yang hanya di gunakan saat mereka butuh dengan tidak memandang bahwa guru adalah manusia yang mulia. Menghormoti, menyayangi, mencintainya hal yang seharusnya oleh dewasa ini lakukan kepada guru didalam maupun di luar ruangan.

Dunia pendidikan digemparkan berita dengan berbagai kasus dan bidang yang terjadi pada guru dalam waktu yang belum lama ini. Kepalan tangan seorang murid yang di luncurkan ke wajah mulia guru telah kita dengar, ini menandakan hilangnya moral dan etika murid kepada gurunya dan mungkin mereka lupa bagaimana memuliakan dan menghormati guru. 

Kita harus sadar 'ada kesalahan' yang harus kita pelajari, ternyata tidak hanya Pendidikan akademik saja yang kita perhatikan, Pendidikan moral tidak kalah penting dari akadeik. Mengajarkan murid bagaima, dimana, kapan, dan mengapa mereka memuliyakan sosok guru.

Kita patut belajar memuliakan guru dari negeri Jepang. Ketika bom atom dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki pada tahun 1945, Kaisar Hirohito memerintahkan Menteri Pendidikan menghitung jumlah guru yang masih hidup. Para guru dikumpulkan dan diberikan tugas berat untuk membangun Jepang menjadi bangsa yang unggul.

Mengembalikan perspektif kemuliaan, kewibawan, dan kehormatan guru adalaha tugas wajib yang harus di lakukan oleh komponen masyarakat. Pemerintah, pihak Pendidikan, masyarakat, dan keluarga harus memandang serius masalah ini, berhati-hati dalam meberikan suguhan kepada seorang siswa, karena baik secara angsung atau idak langsung meraka akan menyerap apa yang mereka lihat, tayangan televisi, medsos, pergaulan masyarakat, dan yang paling utama adalah lingkungan keluarga. 

Seorang guru pun harus pandai berkomunikasi dengan muridnya, agar tidak terjadi kesalah pahaman dalam pembelajarn dan pergaulan, agar semua Tindakan tidak berujung kepalan tangan. Jangan sampai dunia pendidikan Indonesia tercoreng dengan ungkapan "guru sibuk mengajar, sedangkan siswa asyik menghajar. Jangan sebut-sebut masa depan kalo kita lupa akan kehormatan dan kemualiayaan guru.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun