Tak dapat dipungkiri bahwa gender sangat berpengaruh luas terhadap kehidupan kita saat ini. Hal tersebut dapat dibuktikan  dari beberapa fenomena kecil yang masih sering kita temukan. Seperti posisi perempuan dalam keluarga yang pada umumnya masih berada di bawah laki-laki, artinya peran perempuan dalam hidup berumah tangga masih dibatasi, misalnya dalam berumah tangga perempuan tidak boleh berkerja, harus tetap dirumah, bisa memasak, membereskan  semua pekerjaan rumah, dan mengurus anak.Â
Pengertian gender sendiri merupakan karakteristik pembedaan antara perempuan dan laki-laki yang bukan berdasar pada hal  biologis, namun lebih ditekankan pada perbedaan peranan dan fungsi. Jadi gender tidak dibedakan dari segi biologisnya melainkan ciri-ciri atau karakteristik mereka sebagai seorang perempuan dan  laki-laki  dalam berpakaian, bertingkah laku.Â
Misalnya perempuan identik dengan memakai rok, jika perempuan memakai celana tidak akan pernah merubah kodratnya sebagai makhluk Tuhan yang berjenis kelamin perempuan, sebaliknya laki-laki yang memakai rok juga tidak akan merubah kodratnya sebagai seseorang yang berjenis kelamin laki-laki.Â
Namun adanya gender akan membedakan dalam hal itu. Oleh karena itu gender penting untuk dipahami agar dapat melihat apakah perbedaan yang telah dibuat oleh masyarakat itu membawa dampak buruk atau menimbulkan perilaku diskriminasi terhadap salah satu pihak.
Pola asuh yang menerapkan kesetaraan gender sangat dibutuhkan dalam hal ini, mengingat pola asuh sebagai salah satu faktor pembentuk perkembangan perilaku anak kedepannya.Â
Hal penting yang perlu orang tua ketahui dalam pemberian pola asuh terhadap anak  adalah bersikaplah seimbang tidak perlu melarang terlalu keras atau memberikan kebebasan secara berlebihan, karena hal ini akan menimbulkan dampak buruk terhadap perilaku anak kedepannya.Â
Lalu bagaimana cara menerapkan pola asuh yang seimbang? Salah satunya dengan tidak membedakan anak dalam hal pekerjaan, misalnya kalau anak laki-laki tidak boleh membantu memasak, pekerjaan memasak hanya boleh dilakukan oleh perempuan.Â
Nah, hal tersebut akan membuat anak terpaku hanya pada pekerjaan tersebut saja, anak tidak diberi kesempatan yang sama untuk mencoba. Beri tahu dan contoh bahwa memasak juga bisa dilakukan oleh laki-laki, tidak hanya ibu ayah juga bisa memasak.
Tetaplah memberi kesempatan untuk mencoba dengan memperhatikan fisik atau kekuatannya jangan memaksa, karena memang ada beberapa pekerjaan yang tidak bisa dikerjakan oleh anak perempuan begitupun sebaliknya, misalnya pekerjaan mengangkat beban berat yang biasanya dilakukan oleh laki-laki karena fisik yang perempuan cenderung lebih lemah daripada laki-laki.