Mohon tunggu...
fatmi handaryani
fatmi handaryani Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi

Be yourself

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Eksistensi Pemikiran Tradisional dan Inovatif Santri terhadap Pengaplikasian Tafaqquh Fiddin

19 Januari 2021   21:21 Diperbarui: 19 Januari 2021   21:23 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Salah satu tradisi agung diindonesia adalah tradisi pengajaran islam seeperti yang muncul dipesantren dijawa dan lembaga lembaga serupa diluar jawa serta semenanjung malaya. Alasan pokok muncul pesantren ini adalah untuk mentransmisikan Islam tradisional sebagaimana yang terdapat dalam kitab kitab klasik yang ditulis berabad abad yang lalu. kitab kitab ini diindonesia dikenal sebagai kitab kuning . 

 sebagai lembaga pendidikan yang berbasis agama ,pesantren merupakan pusat pelembagaan nilai nilai dan penyebaran agama islam. namun, dalam perkembangan lembaga ini semakin memperlebar wilayah garapanya yang tidak selalu mengselerasikan mobilitas, vertikal , tetapi juga mobilitas horizontal. 

pesantren tradisional adalah lembaga pesantren yang masih mempertahankan pengajaran kitab kitab klasik ini sebagai inti dari pendidikan . sedangkan pesantren adalah lembaga pendidikan tradisional islam untuk memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran agama islam (tafaqquh fiddin ) dengan menekankan moral agama islam sebagai pedoman hidup bermasyarakat sehari hari  . sedangkan pesantren berati tempat para santri. 

keunikan dunia pesantren bisa ditemukan dari 3 unsur penting yang tidak bisa dipisahkan, yaitu santri sebagai anak didik , kiai sebagai pendidik, dan kitab kuning sebagai kurikulum . ketiga komponen ini mnejadi karakteristik dan kekhasan tersendirri dari lembaga pendidikan yang lain, istilah santri sebagai anakdidik tentu berbeda dengan siswa dilembaga formal. seseorang disebut santri apabila belajar dengan kiai secara  personal maupun kelembagaan , baik santri tersebut masih menimba ilmu dipesantren maupun telah lulus atau keluar dari pesantren .

Tafaqquh fiddin : misi utama santri

 santri adalah tokoh keagamaan yang identik dengan tafaqquh fiddin yaitu mempelajari ilmu agama. kurikulum pesantren berkisar pada penguasaan 3 ilmu dasar , yaitu tauhid (teologi),fiqih daan tasawuf dalam tataran praktisnya ilmu fiqih mendominasi semua kajian yang ada dengan alasan.  pertama , ilmu fiqih ilmu yang paling dinamis ,kareana ia menjadi petunjuk moraal bagi dinamika sosial (alfa'ul mukallafin) yang selalu berubah dan kompetitif.

 kedua,  ilmu fiqih sangat rasional , mengingat ia adalah ilmu iqtisabi  (ilmu hasil kajian, analisis  dan peneletian) .disini terjadi kontak sinergis antara sumber tradisional dan rasionalisme seorang mujtahid. ketiga, fiqihlah ilmu yang menekankan pada aktualisasi , real action atau bisa dikatakan alamiyah dan bersifat praktis sehari hari.  ketiga elemen prinsip ini dapat ditemukan dalam definisinya . al-fiqhu , al-ilmu , bi al-ahkam , al-syariiyyah ,al-amaliyyah ,al-muktasab min adillatiha al-tafsiliyyah, fiqih adalah ilmu hukum hukum syara' yang bersifat praktis yang digali dari dalil dalil yang terperinci. pengembangan apapun yang dilakukan pesantren tidak boleh meninggalkan identitas utamanya sebagai lembaga tafaqquh fiddin.

konsentrasi utama pesaantren tetap pada jalur kulturalnya , yaitu pendidikan agama dengan dua sasaran , yaitu, (tranfer pengetahuan dan transformasi moral ) dan pengabdian sosial dengan tulus ikhlas . pesantren sampai sekarang menjadi satu satunya lembaga yang diharapkan mampu melahirkan sosok ulama yang berkualitas, dalam arti mendalam pengetahuan agamanya, agung moralitasnya dan besar didekasi sosialnya . 

walaupun banyak corak dan waarna profesi santri setelah belajar dari pesantren. namun figur kiai masih dianggap sebagai bentuk paling ideal apalagi detengah krisis ulama sekarang ini. santri progresif dan dinamis adalah santri  yang mampu mengamakan islam secara kaffah,kompherensif dan idealnya menjadi manusia paripurna . 

 imam bawani menuturkan diantara indikasi - indikasi ideal yang harus terpatri dalam diri pribadi santri adalah mampu menciptakan ide  (make the idea) bersikap kritis,kreatif, konstruktif ,obyektif,analisis dan bertangggung jawab (responsibilites)  perbedaan santri dengan cendikiawan lainya adalah adanya komitmen believing keimanan dan keinginan untuk memperjuangkan islam yang tinggi  (li'i'lai kalimatillah) serta setiap aktifitas yang mereka lakukan berpedoman pada sistem nilai dan moral ilahiyyah .  

memang harus diakui saat ini, alumni psantren yang mampu muncul sebagai seorang kiai yang berkualitas baik dalam ilmu, moral dan dedikasi sosialnya sedikit jumlahnya. moderenisasi pesantren mempengaruhi visi seorang santri biokrat, kaum profesional, intellektual dan wirausahawan.  ragam profesi yang mereka sandang ini meunjukan elastisitas dan fleksibilitas  pesantren dalam membentuk generasi masa depan bangsa . identitas pesantren sebagai lembaga tafaqquh fiddin dipertanyakan banyak pihak.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun