Mohon tunggu...
fatmasari titien
fatmasari titien Mohon Tunggu... Penulis - abadikan jejak kebaikan, jadikan hidup penuh manfaat

ibu profesional, pembelajar dan pegiat sosial.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Saat Terjebak Toxic Relationship dalam Pernikahan

23 November 2020   20:16 Diperbarui: 23 November 2020   20:30 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Toxic relationship berasal dari kata toxic (racun) dan relationship (hubungan). Toxic relationship berarti hubungan yang beracun (tidak sehat).

Toxic relationship umumnya terjadi pada hubungan asmara antar kekasih ataupun antar suami-istri. Namun, bisa juga terjadi dalam hubungan-hubungan yang lain, misal antar sahabat, antar saudara, antar rekan kerja,  antara orangtua dan anak atau antar mertua dan menantu.

Toxic relationship dalam pernikahan biasanya ditandai dengan:

1. Adanya rasa cemburu yang berlebihan

Cemburu memang tanda cinta, tetapi bila berlebihan justru akan menimbulkan tindakan-tindakan yang posesif dan over protektif yang membuat tidak nyaman pasangan dan dirinya sendiri. 

Contoh yang paling sering dijumpai antara lain: sebentar-sebentar menelpon pasangan, menanyakan 'eh kamu lagi di mana? sedang apa? sama siapa?' Atau saat pasangan sedang menerima telepon, langsung ditanya 'dari siapa? mau apa? bla-bla-bla de-el-el. 

Gak enak banget kan kalau dibegitukan sama pasangan.  Apalagi kalau sampai dibuntuti kemana-mana. Hadeh... serasa bagai terpenjara.

2. Adanya rasa dikorbankan dan merasa tidak bisa jadi diri sendiri

Cinta memang menuntut pengorbanan, tapi idealnya ada timbal balik dong. Gak asek kalau cuma salah satu pasangan yang mau berkorban dan mengalah.  

Kalau pasangannya enggak pengertian dan enjoy aja saat melakukan kesalahan, tentu juga akan bikin bete pasangan. Berasa seperti tokoh dalam lagunya seventeen...  mengapa selalu aku yang mengalah,  tak pernahkah kau berfikir sedikit tentang hatiku,  mengapa 'ku yang harus selalu mengalah pantaskah hatiku masih bisa bersamamu....

3. Banyak membicarakan/ mengungkit kekurangan pasangan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun