Mohon tunggu...
Fatma Puspita
Fatma Puspita Mohon Tunggu... Lainnya - analis kebijakan madya Kemenko Maritim dan Investasi

pegawai kecil

Selanjutnya

Tutup

Politik

Purel Mas Justine

16 November 2017   19:02 Diperbarui: 16 November 2017   19:18 829
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kita mengenal Justin Trudeau dengan foto-fotonya yang mengisi berbagai pemberitaan internasional. Justin memotret sebuah pernikahan pantai, berpose bertelanjang dada untuk swafoto dengan keluarga, bahkan foto kaos kaki Justin mengisi berita berhari-hari. Setiap saat, tindakan Justin Trudeau mendapat banyak perhatian dari media di Kanada dan seluruh dunia. 

Tapi setelah ditunjukkan bahwa foto-foto Trudeau dipotret oleh fotografer resminya, beberapa orang Kanada mulai bertanya-tanya mengapa media terus mengikuti apa yang mulai terlihat seperti aksi PR yang konstan. Di dunia politik, bahkan run-in paling spontan disiapkan dengan hati-hati, demikian dicatat Robyn Urback, seorang kolumnis untuk Canadian Broadcasting Corporation (CBC). Tapi apakah hal demikian juga terjadi di Indonesia?

Foto-foto petinggi di Indonesia kian terlihat seperti rangkaian PR stunt. Foto Wakil Gubernur DKI Jakarta dengan jurus bangaunya merupakan salah satu foto fenomenal yang mengisi kolom berita foto nasional. Pada sisi lain, Biro Informasi dan Hukum yang menaungi Humas Kementerian dan Lembaga diajak oleh Presiden untuk lebih banyak mengolah pemberitaan dan foto-foto liputan dalam kemasan yang lebih menarik. 

Di Indonesia, media atau setidaknya sosial media tersedot untuk membagikan foto-foto yang 'dipentaskan' menjadi sebuah artikel, tulisan hingga meme yang segera menjadi viral. Pencitraan ulang kementerian/lembaga menjadi tugas para kreatif humas.

Pencitraan lebih dari kosmetik untuk mengubah segala yang jelek menjadi cantik, fabrikasi berita, atau sekedar membentuk suatu karakter sesuai harapan media atau masyarakat. PR tidak bisa menyenangkan semua orang. 

PR untuk lembaga yang masih muda adalah masa-masa  bulan madu perkenalan lembaga dengan berbagai komunitas, berbagai pemangku kepentingan, pemberitaan dan pengemasan bersegment terpusat pada figure utama. Misalnya Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman: Menko Maritim Luhut Binsar Pandjaitan. Titik sentral ini didukung penuh oleh system pendukung dan program kerja yang terpublikasikan dengan rapih. 

Di belahan dunia lain Justin Trudeau memberi umpan dalam siklus berita sebagai momen baru yang bisa diangkat dalam media arus utama dan media sosial seperti  Facebook segera dipenuhi oleh photo shoot dari negarawan muda yang ganteng itu dalam berbagai sesi yang  terasa tidak substantive, publik Kanada mulai merasa jenuh. Padahal media mudah beralih pada  pertanyaan krusial yang diajukan mengenai pemerintahannya, seperti bagaimana pemerintah Kanada bersikap dalam melawan perubahan iklim (COP 23)?

Bagaimana dengan Indonesia? Bagaimana dengan kehumasan pemerintah? Mari,  bekerja sama atau #kerja3sama  merapatkan barisan  sebagai satu tim yang melakukan yang terbaik untuk menumbuhkan citra. Kita bersama-sama membangun kepercayaan publik terhadap pemerintah agar tidak hanyut dalam derasnya manipulasi berita baik pada kanal arus utama maupun media sosial. Adalah tanggung jawab kita untuk menguraikan antara PR dan berita dan gambar-gambar dari fotografer resmi atau setengah resmi. Karena kita bisa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun