Mohon tunggu...
St. Fatimah
St. Fatimah Mohon Tunggu... Guru - Fatimah Latif

Practise makes you perfect

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Sebuah Pembuktian

18 November 2020   15:08 Diperbarui: 18 November 2020   15:10 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dalam hidup itu terkadang  ada yang suka  dan tidak senang akan kehadiran kita. Begitu juga yang dialami bu Refa. Bu Refa ini seorang guru di sebuah sekolah kecil. 

Dia adalah seorang guru baru yang diangkat sebagai PNS, walaupun dia sebelumnya adalah seorang tenaga honorer yang mengabdi puluhan tahun lamanya. Kami menyebutnya guru baru tapi stok lama.

Meski dalam lingkungan tempat kerjanya ada yang tidak menyukainya tapi bu Refa tidak pernah ambil peduli. Baginya hal seperti itu adalah hal yang lumrah dalam suatu kelompok tertentu.

Dia terkadang mengatakan ”kerjakan saja apa yang menjadi tanggung jawab kita, apapun penilai orang-orang, itu hak mereka dan tak perlu diambil hati karena Tuhan tahu niat kita”. Itulah dia sosok yang cuek tapi penuh tanggung jawab terhadap pekerjaan.  

Baginya orang yang tidak suka akan keberadaannya adalah orang yang iri akan apa yang dia punya. Dia sering mengatakan kalau orang-orang yang bergibah tentangnya adalah orang-orang yang rugi, di saat dirinya digibah dia akan mendapatkan aliran pahala yang sangat berlimpah.

Dia sering diremahkan akan kemampuannya dalam dunia pendidikan. Tapi dia tak pernah peduli. Dia selalu percaya bahwa akan ada saatnya untuk membungkam mulut-mulut mereka dengan prestasinya suatu saat nanti.

Hal yang diyakininya selama ini ternyata betul-betul terjadi. Pada awal tahun 2016 dia berhasil menjadi salah satu guru dengan nilai tertinggi hasil Ujian Kompetensi Guru. Dia akhirnya  menjadi salah satu utusan ke tingkat propinsi untuk mengikuti pelatihan sebagai Instruktur Nasional.

Akhirnya saat itu tiba, orang-orang yang selama ini meragukan kemampuannya tak bisa berkata-kata. Mulutnya seakan terbungkam dengan hasil ujian itu. Allah telah  menjawab setiap doa-doanya. Keyakinannya selama ini behasil membuat orang melirik akan kemampuannya. Dia orang yang cerdas tapi tak suka banyak bicara, baginya kualitas diri tak perlu diumbar pada orang tapi dibuktikan dengan prestasi.

Bagi kita orang yang tak bereaksi dengan keadaan sekeliling selalu dianggap remeh. Penampilan luar selalu jadi patokan dalam menilai seseorang. 

Kita sering menghakimi orang dari tampilannya padahal boleh jadi sesuatu yang nampak biasa dari luar memiliki sesuatu yang luar biasa di dalamnya. Seperti kata pepatah don’t judge book by cover. Jangan menilai orang berdasarkan tampilan luarnya tapi kenali mereka sebelum menarik kesimpulan.

Tak peduli seberapa pintar dirimu, seberapa kaya, atau seberapa cantik kamu itu bukanlah ukuran kualitasmu. Karena pada dasarnya di atas langit masih ada langit. Kepintaran, kekayaan atau kecantikan hal yang tak bisa diukur. Kamu merasa pintar itu menurutmu, tapi mungkin saja ada yang jauh lebih pintar darimu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun