Debat dapat digunakan sebagai metode belajar yang bertujuan untuk melatih kemampuan siswa dalam mencari dan menemukan argumen yang kuat dalam memecahkan suatu masalah. Debat dapat menjadi salah satu cara untuk melatih problem solving.
Biasanya, metode belajar dengan debat dibentuk dua kelompok pro dan kontra dengan argumen masing-masing. Kemudian mereka menyampaikan pendapatnya dengan tidak saling menjatuhkan sehingga terlatih pula jiwa demokratis dan saling menghargai perbedaan pendapat.
Metode debat ini sangat efektif bila dilakukan dalam pembelajaran bahasa. Menerapkan metode ini untuk mengembangkan kemampuan berbicara siswa dalam belajar bahasa tertentu dapat menjadi pilihan. Selain itu, metode ini dapat melatih siswa berpikir kritis.
Keempat, Pembelajaran Reflektif
Safery & Duffy (1996) menyatakan bahwa refleksi merupakan salah satu pilar penting dalam pembelajaran yang berwatak konstruktivis, karena refleksi dapat membantu siswa mengembangkan kesadaran metakognitif/ kesadaran tentang bagaimana ia belajar. Â
Sebagaimana pendekatan kontrukstivisme belajar yang menekankan pada pengalaman siswa yang telah dimilikinya, pembelajaran refleksi menghadirkan pembelajaran yang sesuai dengan keadaan lingkungan siswa sehari-hari dan pengalaman siswa secara langsung.
Hal ini sejalan juga dengan model belajar Contextual Teaching and Learning yang menjadi bagian dari teori belajar Konstruktivisme yang mana bangunan materi dikaitkan dengan situasi nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan.
Dengan beberapa model belajar yang dapat diterapkan dalam pembelajaran berbasis teori belajar Konstruktivisme di atas, maka dapat diharapkan akan tercapainya pemahaman yang menyeluruh terhadap ilmu pengetahuan.
Sekian,
Semangat mengabdi :)