Mohon tunggu...
Fatkhur Rahman
Fatkhur Rahman Mohon Tunggu... Freelancer - Penerjemah Lepas EN >< ID

Penerjemah Lepas EN >< ID

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Merayakan Kemerdekaan, Mengapresiasi Sastra

14 Agustus 2018   20:30 Diperbarui: 14 Agustus 2018   20:32 609
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penampilan salah satu peserta

Dalam rangka memperingati hari ulang tahun ke-73 kemerdekaan Indonesia, Kecamatan Pare menggelar serangkaian lomba selama hampir sebulan penuh. Salah satu lomba yang dihelat adalah baca puisi tingkat sekolah menengah pertama/madrasah tsanawiyah. 37 peserta berpartisipasi dalam acara di Pendopo Kecamatan Pare pada 13 Agustus 2018 tersebut.

Sebelum acara dimulai, partisipan wajib mengisi daftar hadir dan mendapat nomor giliran. Setiap SMP/MTs mengirim maksimal 4 wakilnya (2 putra dan 2 putri). Mereka dapat memilih salah satu dari enam puisi, yaitu Karawang-Bekasi (Chairil Anwar), Terbanglah Indonesia (Rayhandi), Pahlawan Terbaik (Chairil Anwar), Indonesia, Aku Masih Tetap Mencintaimu (Ahmadun Yosi Herfanda), Doa di atas Perjuangan (Risang Raditya Abisatya), Walet Putih (Alfaizin Sanasre). Selama menunjukkan kebolehannya, kontestan tidak diperkenankan menggunakan alat pengiring.

Mereka dinilai berdasarkan tiga komponen penilaian: penghayatan, vokal, dan penampilan, oleh dua orang juri, Supri dan Andi Taky, keduanya pegiat Sanggar Seni Kreativitas Rakyat Pare (Sastra Pare). Ridwan, salah satu panitia, mengatakan bahwa kedua sosok ini, yang notabene tidak berasal dari lembaga pendidikan manapun, dipilih untuk menjunjung tinggi sportivitas. Selain itu, para juri juga tidak mengetahui sekolah asal para peserta karena pembawa acara hanya menyebutkan nomor urut dan nama peserta.

MTs Negeri 1 Kediri (dulu MTsN Model Pare) mendominasi 3 besar pemenang dengan Keydy Rachelvin sebagai juara pertama dan Talitha Ma'wa Siti Mahirah sebagai juara ketiga. Sedangkan peringkat ke-2 diraih Natalia Puspita Rini dari SMP Negeri 4 Pare.

Foto bersama pemenang, guru pendamping, dan juri
Foto bersama pemenang, guru pendamping, dan juri
Secara umum, Supri dan Andi mengapresiasi keberanian peserta dan memandang mereka sudah tampil bagus. Namun, acting yang ditunjukkan tampak berlebihan (overacting). Seusai sesi foto, Supri juga tidak lupa menyarankan guru-guru pendamping agar membekali muridnya dengan olah vokal sebelum tampil membacakan puisi. Latihan vokal membuat kenyaringan, artikulasi dan intonasi dapat didengar dengan jelas, sehingga pesan puisi tersampaikan dengan baik.

Supri sedang memberikan saran pada guru pendamping
Supri sedang memberikan saran pada guru pendamping
Menurut Dewantoro, salah satu guru pendamping, perhelatan seperti lomba baca maupun tulis puisi tidak sekadar untuk mendapat juara atau poin, tetapi juga menggali potensi dalam diri para siswa sebagai apresiator karya sastra. Ia berharap agar jumlah peserta tidak dibatasi, sehingga akan lebih banyak bakat di bidang sastra yang bisa tereksplorasi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun