Mohon tunggu...
Yusuf Fathoni
Yusuf Fathoni Mohon Tunggu... Profesioal -

Mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UNISNU JEPARA

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Waspada, Peran Keluarga dibutuhkan dalam Membentuk Karakter Pada Anak

11 April 2018   15:05 Diperbarui: 9 Juni 2018   19:22 532
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Yusuf Fathoni

Mahasiswa Fak. Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, UNISNU JEPARA

Menurut sebuah survei oleh Clark University, Massachusetts, Amerika Serikat, pada era kemajuan teknologi saat ini, tercatat hanya ada 55 persen remaja yang masih intensif berkomunikasi dengan orang tuanya setiap hari. Hal ini ditegaskan Wali Kota Semarang yang juga akrab disapa Hendi tersebut mengingat adanya beberapa kasus kriminal belakangan ini di Kota Semarang yang melibatkan remaja, bahkan anak-anak di bawah umur. Kasus kriminal tersebut salah satunya adalah kasus pembegalan yang dilakukan oleh dua orang pelajar SMK kepada salah satu supir taksi online di Kota Semarang. (kompas.com, 29/1).

Dari Kejadian diatas menunujukkan bahwa pendidikan sangat penting bagi seorang manusia terutama pada usia berkembang seperti di usia remaja, banyak remaja saat ini yang membuat keresahan dan kegaduan dalam masyarakat. hal ini dikarenakan kurangnya pendidikan yang mereka dapatkan, pendidikan yang dibutuhkan saat ini tidak melulu mengedepankan tentang akademik saja, akan tetapi pendidikan moral sosial yang mereka butuhkan saat ini. generasi sekarang mengalami penurunan bahkan kemrosotan moral sosial terhadap orang lain. hal ini menjadi soal serius bagi para orangtua saat ini.

Pendidikan tidak bisa terlepas dari kehidupan manusia, karena manusia diciptakan untuk belajar, belajar, dan terus belajar. pendidikan juga berpusat pada tripusat pendidikan yaitu, pendidikan dalam keluarga, pendidikan sekolah, dan pendidikan dalam masyarakat. ketiga pendidikan tersebut saling berkaitan dan sama pentingnya bagi kehidupan manusia. terutama pendidikan yang berada dikeluarga, pendidikan di keluaraga merupakan pendidikan yang pertama bagi manusia. dari pendidikan keluarga inilah nantinya manusia akan tercipta karakter yang baik maupun yang buruk, dari sinilah peran keluarga sangat dibutuhkan. banyak remaja diluar sana yang berkelakuan brutal dan anarki yang disebabkan kurangnya perhatian dan pengawasan dari orangtua. Dari orangtua inilah diharapkan dapat memperhatikan dan mengawasi dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam berbagai referensi, para ahli memberikan berbagai sudut pandang tentang pengertian pendidikan keluarga, misalnya Mansur (2005 : 319) mendefiniskan pendidikan keluarga adalah proses pemberian positif bagi tumbuh kembangnya anak sebagai pondasi pendidikan selanjutnya. Pendapat yang hampir sama juga dikemukakan Abdullah (2003:232) yang memberi pengertian pendidikan keluarga adalah segala usaha yang dilakukan oleh orang tua berupa pembiasaan dan improvisasi untuk membantu perkembangan pribadi anak. Pendapat lain di kemukakan oleh An-Nahlawi (1989), Hasan Langgulung (1986) memberi batasan tentang pengertian pendidikan keluarga adalah usaha yang dilakukan oleh ayah dan ibu sebagai orang yang diberi tanggung jawab untuk memberikan nilai-nilai, akhlak, keteladanan dan kefitrahan. 

Kemudian, Ki-Hajar Dewantara (1961) salah seorang tokoh pendidikan Indonesia, menyatakan bahwa alam keluarga bagi setiap orang (anak) adalah alam pendidikan permulaan. Di situ untuk pertama kalinya orang tua (ayah maupun ibu) berkedudukan sebagai penuntun (guru), sebagai pengajar, sebagai pendidik, pembimbing dan sebagai pendidik yang utama diperoleh anak. Maka tidak berlebihan kiranya manakala merujuk pada pendapat para ahli di atas konsep pendidikan keluarga tidak hanya sekedar tindakan (proses), tetapi ia hadir dalam praktek dan implementasinya, terus dilaksanakan oleh para orang tua (ayah-ibu) akan nilai-nilai pendidikan dalam keluarga.

 Meskipun terkadang secara teoritis harus diakui belum sepenuhnya dipahami, bahkan dalam kebanyakan orang tua belum banyak tahu bagaimana sebenarnya konsep pendidikan keluarga itu. Namun, tanpa disadari para orang tua (ayah-ibu) dalam praktek-prakteknya keseharian, para orang tua telah menjalankan fungsi-fungsi keluarga dalam pendidikan anak-anak, karena fungsi keluarga pada hakekatnya adalah sebagai pendidikan budi pekerti, sosial, kewarganegaraan, pembentukan kebiasaan dan pendidikan intelektual anak (Ali Syarifullah, 1994: 110-111).

Pentingnya pendidkan keluarga bagi pertumbuhan dan perkembangan anak di kemukakan lebih lanjut oleh Ki-Hajar Dewantara (1961) bahwa alam keluarga, adalah: 1.  alam pendidikan yang permulaan, pendidikan pertama kalinya bersifat pendidikan dari orang tua yang berkedudukan sebagai guru (penuntut), sebagai pengajar dan sebagai pemimpin, 2.  di dalam keluarga itu anak-anak saling mendidik, 3.  di dalam keluarga anak-anak berkesempatan mendidik diri sendiri, karena di dalam hidup keluarga itu mereka tidak berbeda kedudukannya, 4.  didalam keluarga orang tua sebagai guru dan penuntun, sebagai pengajar, sebagai pemberi contoh dan teladan bagi anak-anak.

Dari beberapa teori yang telah disampaikan diatas, Keluarga adalah lembaga yang utama dan pertama bagi proses awal pendidikan anak-anak. Dan keluarga juga adalah wahana untuk mengembangkan potensi yang dimiliki seorang anak ke arah pengembangan kepribadian diri yang positif dan baik. Dan tak lupa Orang tua (ayah-ibu) memiliki tanggung jawab yang besar dalam mendidik anak-anak dalam keluarga. Fungsi-fungsi dan peran orang tua tidak hanya sekedar memenuhi kebutuhan fisik anak berupa kebutuhan makan dan minum, pakaian, tempat tinggal tapi juga tanggung jawab orang tua jauh lebih penting dari itu adalah berupa perhatian, bimbingan, arahan, motivasi, dan pendidikan, serta menanamkan nilainilai bagi masa depannya. 

Diharapkan para orangtua mampu menjaga dan mengawasi kebiasaan anak-anak yang berada dirumah mulai dari sekarang, dan jangan sampai menyesal kemudian jika anak-anak kita memiliki sikap atau tingkah laku yang menyimpang terhadap masyarakat yang disebabkan kurangnya peran keluarga dalam mendidik anak-anak kita.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun