Mohon tunggu...
Fathan Ali
Fathan Ali Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Jurusan HI UPN “Veteran” Yogyakarta

Orang yang sangat senang dan tertarik dengan topik-topik berbau luar negri, konflik, budaya, dan teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Rusia, Dibalik Konflik antara Ukraina-Rusia

5 Oktober 2022   01:19 Diperbarui: 5 Oktober 2022   02:23 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

 Pada hari Kamis (24/02/2022), Rusia telah benar-benar menyerang Ukraina. Hal ini diawali dengan diumumkan nya operasi secara resmi oleh Vladimir Putin. Setelah itu, serangan dari Rusia diawali dari ledakan di berbagai kota di Ukraina, seperti kota Odessa, Kharkiv, Kyiv, dan kota Mariupol.

 Jika kita mendalami terhadap konflik yang terjadi kita akan   menemukan   dua   poin   penting   yang   merujukan   kita   kepada   kepentingan Rusia yaitu pelabuhan dan gas alam. Dua poin ini akan menuntun kita mendalami kepentingan Rusia dibalik tindakannya yang   masih   dipertanyakan   oleh sebagian besar orang. Pada   poin  yang   pertama  yaitu   pelabuhan,   akan   menuntun  kita   pada segi ekonomi Rusia. 

Pada segi ekonomi Rusia terutama dalam hal perdagangan jalur laut diketahui  sebagian besar  perdagangan yang dilakukan melewati jalur Utara meliputi pelabuhan  Kaliningrad, Murmansk, dan Saint  Petersburg, jalur yang ditempuh kapal -- kapal untuk berlayar tergolong sangat jauh karena mereka harus memutari   hampir   setengah   negara   Rusia   untuk   mencapai   tujuannya,   sehingga menyebabkan   keterlambatan   atau   keterhambatan   dalam   proses   perdagangan terutama   perdagangan   jalur   laut.   

Hal   ini   juga didukung pada   segi   kemiliteran Rusia khususnya mengenai Armada Laut Hitam karena dengan keterbatasan Rusia mengenai pelabuhan ditambahkan   juga   sebagian   besar   pelabuhan   Rusia  tidak cukup   untuk   menampung   seluruh   Armada   Laut   Hitam   seperti   Pelabuhan Novorossiysk   yang   diikuti   dengan   pembangunan   infra struktur   yang   kurang memadai.

 Pada segi ekonomi dan militer ini pada akhirnya menjadi alasan Rusia untuk mengintervensi konflik Ukraina dan menganeksasi Crimea, di mana fokus Rusia   yaitu   pada   pembahasan   sebelumnya   mengenai   pelabuhan   Sevastopol, mengingat kembali sebagian besar wilayah Timur dan Selatan Ukraina termasuk dengan Crimea merupakan orang -- orang berketurunan etnis Rusia menjadi alasan lain  bagi   Rusia   untuk   dengan   mudah   untuk   menggenggam   pelabuhan   tersebut tanpa membayar atau membuat kontrak dengan Ukraina mengenai perihal Armada Laut Hitam.

Di satu sisi juga keuntungan yang didapat oleh Rusia menjadi dua kali lipat karena mengingat dengan  aneksasi   Crimea   terhadap   Rusia yang didukung oleh referendum Crimea pada tahun 2014 mengenai Crimea memisahkan diri dari Ukraina   dan  bergabung   dengan   Rusia   dengan  hasil   keputusan   96,6%,  akan membuka   jalur   perdagangan   baru dan jendela   baru   bagi   pertumbuhan   dan perkembangan   ekonomi   Rusia.

Perdagangan   yang   sebelumnya  harus   melewati sebagian   besar   jalur   Utara,   dengan  adanya   Crimea  merujuk   pada  Pelabuhan Sevastopol   membawa   banyak   keuntungan   bagi   Rusia,   sekalipun   referendum tersebut tidak bersifat legal karena ditolak oleh 193 negara di majelis umum PBB. Pada poin  yang   berikut  yakni gas alam,  akan   membawa kita pada tindakan Rusia   untuk   mengejar   kepentingan   dalam   hal   pengaruh   geopolitiknya   pada kawasan Eropa. 

Rusia dikenal sebagai salah satu pemasok energi terbesar di dunia, di   mana   dengan   gelarnya   ini   diketahui   Rusia   memanipulasi dalam mengalokasikan gas alamnya untuk kepentingan geopolitiknya, tuduhan tersebut datang   oleh   sebagian   besar   negara   anggota   UE   dan   juga   dari   AS,   dengan kedatangan   musim   dingin   kali,   benua  Eropa   berada   pada   ambang   kehancuran karena   kedatangan   musim   dingin   kali   ini   bersamaan  dengan   timbulnya  krisis energi pada kawasan Eropa.

 Pada tanggal 30 Oktober 2021 operator pipa Jerman menemukan bahwa aliran gas alam dari Rusia ke Eropa terhenti pada pipa Yamal Eropa yang merupakan pipa gas yang membawa gas dari Polandia ke Jerman akan tetapi   perusahaan   yang   mengelola   yakni Gazprom   menyatakan   bahwa   mereka telah   melakukan   kewajiban   mereka   sesuai   kontrak   yang   ada   sehingga   hal ini memicu munculnya   berbagai   tuduhan  oleh Pihak Jerman, Amerika Serikat,  IEA,   beserta  anggota  parlemen   Eropa   mengenai manipulasi energi   yang   dilakukan   Rusia.

Upaya untuk mengejar kepentingan Rusia juga tercermin dalam kontrak transportasi gas yang ditandatangani pada bulan September dengan Hongaria, yang menandatangani kontrak 15 tahun dengan Gazprom untuk membeli 4,5 miliar meter kubik gas setiap tahun. Strategi Rusia adalah memonopoli gas ke Ukraina, karena melalui kontrak ini, gas yang diimpor tidak akan melalui pipa gas Ukraina, tetapi melalui kawasan Eropa tenggara, pipa Balkan. 

Strategi Rusia berdampak signifikan terhadap perekonomian Ukraina, sehingga Ukraina tidak mendapatkan pemasukan dari biaya ekspor karena gas tidak melalui pipa mereka, namun pernyataan Rusia menegaskan bahwa kontrak yang dicapai tidak ada hubungannya dengan konflik yang terjadi, tindakan Rusia  ini   merupakan   pelampiasan kekesalannya   terhadap   pengaruh  AS yang memperhambat   pemaksimalan   pengaruh   geopolitiknya   pada   

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun