Mohon tunggu...
Fata Azmi
Fata Azmi Mohon Tunggu... Guru - Belajar, Berlilmu, Bermanfaat

Guru Sekolah Dasar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Apakah Aku Bodoh?

8 Februari 2021   13:00 Diperbarui: 8 Februari 2021   16:29 886
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Menggeletik sebuah pertanyaan dilayangkan oleh seorang anak di media sosial karena nilai yang ia  dapat jauh dari nilai teman-temannya, saya tidak tahu pastinya nilai apa yang menurutnya kurang sehingga terlontar pertanyaan demikian.

Gusar dengan pertanyaan tersebut saya membuat sebuah pertanyaan turunan dari pertanyaan sang anak, Mengapa anak itu  menanyakan apakah dirinya bodoh ? Apakah nilai menjadi jaminan masa depan seseorang? Bagaimana  yang harus dilakukan ketika hidup sudah terlanjur dirasakan tidak berpihak ?.

Mengapa merasa diri sendiri bodoh?
Sebuah keniscayaan manusia hidup dalam keterbatasan dan kekurangan, untuk itu kita dituntut untuk mengoptimalkan potensi diri guna menjadi manusia yang lebih baik dari sebelumnya, namun menjadi paradok ketika cap bodoh sudah ada (ditempelka) sebelum seseorang mendapatkan fasilitas dan kondisi yang mendukung untuk keluar dari zona kebodohan tersebut.

Tidak sedikit lontaran kata bodoh keluar, sebab adanya perbedaan cara pandang dalam menyikapi keberhasilan dalam belajar, tidak selalu dan melulu seseorang yang mendapat nilai kurang di satu bidang pelajaran dipukul rata diseluruh bidang pelajaran, dan dinyatakan mereka akan gagal dalam segala hal.

Kita harus maklum bahwa fakultas kehidupan mengajarkan banyak sekali ilmu dan pengetahuan, menjadi miris jika hanya sekedar beberapa faktor seseorang harus mundur dari gelanggang masa depan karena cap yang terlalu gegabah diberikan  sebelum dinamika hidup yang sebenarnya dilalui.

Setiap manusia terlahir dalam ketidaktahuan, mereka yang berada di tempat dan bersama orang-orang yang tepatlah yang akan mengisi ketidaktahuannya dengan lentera cahaya ilmu yang saling menyinari bukan dengan sekat yang dibuat untuk saling menggelapkan dan menenggelamkan.

Apakah nilai menjadi jaminan masa depan seseorang ?
Kondisi saat ini memperlihatkan bagaimana nilai-nilai tinggi yang tertera pada selembar kertas menjadi standar umum seseorang dikatakan pintar dan berhasil dalam belajar, namun sesungguhnya apalah artinya nilai yang tinggi jika nilai-nilai kehidupan tidak tercermin dalam tingkah lakunyanya.

Mengutip kata KH. Ahmad Rifai Arif pendiri Pondok Pesantren Daar El Qolam,"Izajah hanya kertas, Nilai yang hakiki adalah penghargaan masyarakat mu terhadap jasamu,  Jasadmu boleh hilang tetapi jasamu akan selalu dikenang." Ini menjadi lecutan semangat  bagi kita agar selalu mengeksplorasi diri dalam kebermanfaatan karena bukankah yang terbaik dari kita adalah yang paling bermanfaat.

Bagaimana  yang harus dilakukan ketika hidup yang sudah terlanjur dirasakan tidak berpihak?
Jangan menyerah dan ubah cara pandang melihat keadaan, sudah banyak contoh kesuksesan dan kegagalan  terhampar di depan mata kita, di barisan mana kita akan bergabung tergantung pada kemauan dan usaha kita saat ini.

Berhasil bukan hanya untuk mereka yang mau tapi bagi mereka yang mengupayakan sebaik mungkin, sebaliknya gagal bukan karena tidak ada kesempatan tetapi mereka berhenti dan tidak mengupayakan menjemput harapan.

Percayalah ada banyak cara dan jalan untuk kita mengukir karya, pertanyaannya apakah kita sudah berada pada situasi yang mendukung kita untuk itu, jika belum? Buatlah, Jika sulit upayakanlah. Semoga mereka yang berjuang untuk mencerahkan selalu dikuatkan langkahnya dalam menelusuri keyakinannya.

Panjang umur perjuangan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun