Mohon tunggu...
farrel rajwa
farrel rajwa Mohon Tunggu... mahasiswa

gatau

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

kenakalan mahasiswa di lingkungan kampus

7 Oktober 2025   07:45 Diperbarui: 7 Oktober 2025   07:45 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masa remaja menuju dewasa muda merupakan fase penting dalam pembentukan identitas seseorang. Di tahap ini, individu mulai belajar mengambil keputusan sendiri, mencari kebebasan, dan membangun karakter. Dunia kampus menjadi ruang yang luas untuk mengeksplorasi potensi tersebut. Namun, kebebasan yang tidak diiringi dengan tanggung jawab justru sering melahirkan berbagai bentuk kenakalan remaja di lingkungan kampus.

Banyak orang berpikir bahwa ketika seseorang sudah menjadi mahasiswa, perilaku kenakalan remaja akan otomatis hilang. Kenyataannya, justru di dunia kampus berbagai bentuk kenakalan mengalami transformasi. Jika di tingkat sekolah kenakalan identik dengan tawuran atau bolos, maka di kampus muncul dalam bentuk yang lebih kompleks dan terselubung.

Contoh yang sering ditemukan antara lain penyalahgunaan alkohol dan narkoba, plagiarisme dalam tugas, kekerasan antarkelompok mahasiswa, pergaulan bebas, hingga tindakan destruktif seperti vandalisme dan merusak fasilitas umum kampus. Selain itu, maraknya budaya hedonisme, gaya hidup konsumtif, serta kebiasaan berpesta tanpa batas waktu juga termasuk dalam kategori kenakalan yang mulai dianggap "biasa" oleh sebagian mahasiswa.

Fenomena ini menunjukkan bahwa masalah kenakalan tidak semata disebabkan oleh usia muda, tetapi lebih kepada krisis nilai dan moral di kalangan mahasiswa, Terdapat berbagai faktor yang mendorong munculnya kenakalan di lingkungan kampus. Pertama, kurangnya kontrol diri. Mahasiswa yang baru memasuki dunia perkuliahan sering kali merasa "bebas" dari pengawasan orang tua. Situasi ini memicu keinginan untuk mencoba hal-hal baru tanpa mempertimbangkan dampaknya.

Kedua, pengaruh teman sebaya. Tekanan dari lingkungan sosial sering membuat mahasiswa ikut-ikutan, baik dalam kebiasaan negatif seperti pesta berlebihan, maupun dalam tindakan yang melanggar aturan kampus.

Ketiga, stres akademik dan masalah psikologis. Tuntutan tugas, tekanan nilai, serta persaingan antar mahasiswa bisa memicu stres yang berujung pada pelarian dalam bentuk perilaku menyimpang.

Keempat, pengaruh media dan budaya populer. Media sosial sering kali menampilkan gaya hidup glamor yang menyesatkan. Banyak mahasiswa yang terjebak dalam citra palsu tersebut dan berusaha menirunya tanpa memahami konsekuensi yang ditimbulkan.

Selain faktor individu, peran lembaga kampus juga tak bisa diabaikan. Ketika pendidikan tinggi terlalu berorientasi pada akademik dan melupakan pembinaan karakter, mahasiswa kehilangan arah dalam menyalurkan kebebasannya secara positif.

maraknya kenakalan mahasiswa bisa mencoreng citra lembaga pendidikan. Kampus yang dikenal memiliki mahasiswa berperilaku negatif akan kehilangan kepercayaan masyarakat. Lebih jauh lagi, hal ini bisa mengganggu iklim akademik dan mengikis nilai-nilai moral yang seharusnya dijunjung tinggi di dunia pendidikan tinggi.

Untuk menekan kenakalan remaja di kampus, dibutuhkan peran aktif dari berbagai pihak. Mahasiswa perlu memiliki kesadaran bahwa kebebasan bukan berarti tanpa batas. Kebebasan harus disertai dengan kemampuan berpikir kritis dan tanggung jawab terhadap diri sendiri maupun lingkungan.

Dosen dan tenaga pendidik sebaiknya tidak hanya menjadi pengajar akademik, tetapi juga berperan sebagai mentor moral yang memberi contoh dan bimbingan. Di sisi lain, orang tua tetap memiliki peran penting untuk menjaga komunikasi dengan anak meski mereka sudah berstatus mahasiswa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun