Pendahuluan
 Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah sampah terbesar di dunia. Menurut data dari Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) yang dihimpun oleh KLHK pada tahun 2023, jumlah timbulan sampah di Indonesia mencapai sekitar 38,6 juta ton. Jika seluruh 514 kabupaten/kota di Indonesia ikut melaporkan, jumlah timbulan sampah nasional diperkirakan bisa mencapai 64,6 juta ton per tahun. Data dari KLHK pada tahun 2024 menunjukkan bahwa komposisi sampah di Indonesia didominasi oleh sampah organik, khususnya sampah sisa makanan yang mencapai 41,27%. Sampah rumah tangga berkontribusi sekitar 38,28% terhadap total timbulan sampah nasional. Meskipun terdapat upaya untuk meningkatkan pengelolaan sampah, data dari SIPSN menunjukkan bahwa pada tahun 2024, 61,37% dari sampah di Indonesia belum terkelola dengan baik dan berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA) secara terbuka. Hal ini menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat. Data ini menunjukan bahwa Indonesia mempunyai tantangan yang besar dalam pengolahan sampah terutama dalam hal pemilahan sampah diranah hulu yaitu rumah tangga
Budaya memilah sampah yang rendah di Indonesia menciptakan tantangan besar dalam pengelolaan sampah dan dampaknya terhadap lingkungan. Sampah yang tidak dipilah dengan baik menyebabkan proses daur ulang menjadi sulit dan tidak efisien. Sampah plastik, misalnya, membutuhkan waktu ratusan tahun untuk terurai, dan sering kali berakhir mencemari laut dan lingkungan lainnya. Selain itu, sampah yang dibuang sembarangan juga menyebabkan pencemaran tanah, udara, dan air. Tanpa pemilahan yang tepat, potensi untuk mendaur ulang sampah ini menjadi sangat terbatas, yang berdampak pada kerugian ekonomi dan lingkungan yang sangat besar.
Tantangan dalam mengubah perilaku masyarakat ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, mulai dari kurangnya fasilitas pengelolaan sampah yang memadai, rendahnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya pemilahan sampah, hingga kurangnya penegakan hukum terkait pengelolaan sampah. Semua faktor ini menciptakan situasi di mana budaya memilah sampah tidak berkembang secara maksimal.
Terdapat banyak upaya yang telah dilakukan untuk mengatasi masalah sampah di Indonesia, termasuk kampanye pengelolaan sampah, program bank sampah dan penerapan kebijakan pengelolaan sampah di kota-kota besar. Akat tetapi, walaupun sudah ada beberapa inovasi dalam pengelolaan sampah, budaya memilah sampah di kalangan masyarakat masih sangat rendah. Salah satu inovasi yang telah dilakukan adalah pemberian tempat sampah terpisah di beberapa area publik, namun implementasinya sering kali tidak efektif karena kurangnya pemahaman masyarakat tentang cara memanfaatkan tempat sampah tersebut dengan benar.
Gap ini menunjukkan bahwa meskipun berbagai inovasi telah ada, ada kekurangan dalam cara mengedukasi masyarakat dan mendorong mereka untuk membudayakan pemilahan sampah di kehidupan sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengisi celah tersebut dengan merancang suatu inovasi yang  terintegrasi antara pendidikan, teknologi dan fasilitas pengelolaan sampah yang lebih ramah pengguna.
Datanglah sebuah sistem aplikasi digital yang memungkinkan masyarakat untuk lebih mudah memilah sampah mereka, dengan bantuan edukasi berbasis teknologi. Aplikasi ini akan menghubungkan pengguna dengan fasilitas pengelolaan sampah yang ada, memberikan panduan tentang cara memilah sampah dengan benar dan memberikan insentif bagi pengguna yang aktif dalam memisahkan sampah mereka. Output dari inovasi ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat dan memudahkan mereka dalam memulai kebiasaan memilah sampah dengan benar.
Isi
Poin Inovasi dalam Budaya Memilah Sampah
 Poin utama dari inovasi ini adalah sebuah aplikasi yang dapat menghubungkan masyarakat dengan berbagai fasilitas pengelolaan sampah yang tersedia. Aplikasi ini memiliki beberapa fitur, antara lain:
- Panduan Pemilahan Sampah: Fitur ini memberikan informasi kepada pengguna tentang cara memilah sampah sesuai dengan jenisnya (organik, anorganik dan B3).
- Sistem Penghargaan: Pengguna yang aktif dalam memilah sampah akan mendapatkan poin yang dapat ditukar dengan  diskon produk ramah lingkungan atau hadiah lainnya.
- Pemantauan dan Pelaporan: Pengguna dapat melaporkan tempat sampah yang tidak terkelola dengan baik atau mengidentifikasi lokasi-lokasi yang kekurangan fasilitas pengelolaan sampah.
Â