Mendiamkan seseorang tanpa adanya komunikasi serta interaksi sama sekali di antara kedua belah pihak, mungkin akan menyakiti perasaan salah seorang di antaranya dan seseorang lainnya mungkin akan merasa bahagia atas ketenangan yang Ia dapatkan tersebut. Bagi pihak korban tak khayal Ia akan merasakan kebingungan mengapa seseorang tersebut mendiamkannya tanpa adanya alasan yang jelas dan bahkan jika hal tersebut dilakukan oleh orang tersayangnya Ia akan dirundung perasaan yang sedih.Â
Sehingga jika perasaan bingung dan sedih yang pihak korban alami secara terus menerus, tanpa adanya kejelasan dari sang pelaku nantinya akan melukai batin sang korban. Jika sudah seperti itu tak hanya kesehatan mental yang terganggu, kesehatan fisik sang korban pastinya ikut terganggu. Sungguh berbahaya bukan dampak dari tindakan mendiamkan seseorang seperti itu.Â
Mengenal silent treatment, sebutan untuk tindakan mengabaikan orang lain yang seolah-olah pelaku tidak peduli pada seseorang tersebut dan benar-benar memutus kontak melalui segala bentuk komunikasi. Biasanya pelaku silent treatment mendiamkan sang korban tanpa adanya kejelasan, yang membuat sang korban merasa kebingungan bahkan merasa bersalah. Mungkin bagi pelaku saat Ia memilih sebuah tindakan seperti ini, Ia merasa bahwa inilah tindakan yang tepat untuk seolah-olah menghukum sang korban atas apa yang telah dilakukan.Â
Mungkin dengan melakukan silent treatment pelaku berhasil untuk tidak berkata kasar pada sang korban dan tidak meluapkan emosional pada sang korban. Namun tindakan seperti itu adalah sebuah tindakan yang salah dan tidak akan dapat menyelesaikan masalah yang ada di antara kedua belah pihak, justru akan menambah masalah yang ada. Disebutkan juga pada channel Youtube bernama Analisa bahwa silent treatment adalah salah satu bentuk kekerasan emosional yang tanpa disadari membuat efek psikologis yang tidak nyaman bagi para korbannya. Lantas bagaimana cara agar mengatasi silent treatment ini, dikutip dari idntimes.com dan perspektif saya di antaranya adalah :Â
1. Minta sang pelaku mengatakan perasaannyaÂ
Pada suatu kesempatan ajaklah Ia sang pelaku silent treatment untuk berbicara mengutarakan segala perasaan yang mengganjal di hati. Saat Ia sedang mengutarakan berbagai perasaan yang Ia pendam, kita harus tetap mendengarkan dan berempati. Saat Ia merasa bahwa kita melakukan kesalahan yang membuatnya kecewa, jaga emosi kita agar keadaan tidak menjadi panas.Â
2. Biarkan sang pelaku menenangkan dirinya sendiriÂ
Jika cara pertama tidak berhasil, mungkin pelaku merasa takut jika saat Ia mengutarakan perasaannya akan melukai hati kita dan memperburuk keadaan yang ada. Maka dari itu, kita hanya bisa membiarkan sang pelaku untuk menenangkan dirinya sendiri dan kita tidak boleh memaksakan kehendak. Jika di kemudian hari Ia sudah merasa tenang, kita boleh untuk membujuknya untuk menceritakan apa yang sebenarnya terjadi.Â
3. Sebutkan bahwa situasi ini sangat menyulitkanÂ
Pada saat kita berhasil mengkomunikasikan tentang situasi ini, kita perlu menyampaikan juga bahwa sebenarnya situasi seperti ini sangat menyulitkan. Jujurlah pada Ia sang pelaku bahwa kita mengalami kesulitan mengatasi kondisi yang seperti ini, katakan kepada Ia bahwa kita ingin memperbaiki keadaan yang ada menjadi lebih baik.Â
4. Lakukan pendekatan yang lembutÂ