Mohon tunggu...
Ade Candra
Ade Candra Mohon Tunggu... Insinyur - pegawai Negeri Sipil (PNS) di Dinas Pertanian Kabupaten Pasaman

Saya orang yang berjiwa sosial, suka bermasyarakat dan dengan menulis ingin berbagi informasi bermanfaat dengan Khalayak Ramai

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sektor Pertanian di Indonesia Perlu Regenerasi

25 Maret 2023   11:46 Diperbarui: 25 Maret 2023   12:00 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: AsiaQuest Indonesia

Saat ini sector pertanian menghadapi berbagai kendala mulai dari perubahan iklim ( Climate Change ), Kelangkaan pupuk dan mahalnya harga  Saprodi serta naiknya harga BBM yang berimbas pada melonjaknya biaya Transportasi. 

Seiring dengan itu ada tantangan besar yang menanti di depan mata, yaitu usia Rata-rata petani di Indonesia sudah mulai renta, faktanya 70 persen sector pertanian masih diusahakan oleh generasi tua. Anak -- anak muda atau kaum Milenial  belum banyak yang tertarik dengan dunia tersebut.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS)  tahun 2020, 64,50 Juta penduduk Indonesia berada dalam kelompok Umur pemuda. Namun dari angka diatas, persentase pemuda yang bekerja  di sector pertanian hanya 21 %. 

Menilik angka ini tentu menjadi perhatian serius bagi berbagai pihak karena usia tua bisa dikatakan tidak lagi produktif bekerja atau mengelola bisnis pertanian.

Seiring dengan itu  teknologi pertanian terus berkembang,  seiring dengan terjadinya modernisasi disektor pertanian tersebut. Dilansir dari Swadaya Online pertanian modern dicirikan antara lain, pertama,  memanfaatkan produk unggul yang produktivitasnya tinggi. Kemudian pemanfaatan  alat-alat dan mesin pertanian modern. Alat pertanian modern dapat mendongkrak produktivitas karena bisa mengurangi biaya produksi dan mepercepat proses efisiensi.

Ciri ketiga pertanian moder adalah pemanfaatan Internet Of Things (IoT ), Big data artificial intelligence, sensor dan hal yang terkait inovasi teknologi 4.0. terkait dengan sistim pertanian modern ini pengerjaan dan manajemennya lebih baik dilaksanakan oleh milenial karena mereka memang melek teknologi dan  lebih memahami tentang teknologi pertanian modern terebut. 

Sebaliknya bagi generasi Tua, kebanyakan mereka belum mengetahui tentang alat atau mesin pertanin moderm, generasi tua tidak melek internet. Mereka lebih cenderung mengusakan sector pertanian dengan cara konvensional yang mengandung unsur kebiasaan dan Tradisonal.

Jika kondisi ini terus dipertahankan tentu Pertanian Indonesia akan ketinggalan jaman dan bisa dipastikan tingkat produksi tanaman pertanian terus mengalami penurunan karena sistim konvensional yang diterapkan oleh Petani Tua  sulit beradaptasi dengan perubahan iklim, kurang efisien dalam pengelolaan lahan dan seringkali terkendala dengan  masalah pemasaran. 

Untuk factor terakhir yang disebutkan saat ini petani milenial sudah menerapkan aplikasi pemasaran online yang dapat menjangkau seluruh wilayah di Indonesia dalam  kurun waktu relative singkat.

Bandingkan dengan petani generasi tua yang selalu mengandalkan pasar tradisional untuk menjual produk nya, tidak jarang pula tergantung kepada toke, tengkulak atau pedagang pengumpul dan efeknya skala usaha tani tidak bisa diperbesar. 

Menyikapi hal diatas perlu "pemain pengganti" atau regenerasi tenaga dalam sector pertanian dengan lebih banyak memainkan peran generasi muda dalam sector agribisnis dan usaha tani. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun