Mohon tunggu...
Farkhan Abdurochim Alfarauq
Farkhan Abdurochim Alfarauq Mohon Tunggu... Lainnya - Fresh Graduate UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

akal pemikiran manusia bagaikan langit cerah yang luas. menulis adalah cara untuk menjaganya tetap cerah.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Bertindak Irasional Ketika Jatuh Cinta Menurut Teori Tindakan Sosial Weber

3 Februari 2021   16:00 Diperbarui: 3 Februari 2021   16:45 785
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Manusia adalah makhluk yang unik, manusia diberikan kelebihan oleh sang pencipta berupa akal untuk berpikir sebelum bertindak. Manusia bebas bertindak sesuai dengan kehendaknya sendiri yang biasanya terdapat motif alasan dibalik apa yang manusia itu lakukan. 

Contohnya seorang laki-laki memberikan perhatian lebih kepada wanita dengan maksud agar si wanita itu tersenyum atau kita rela melakukan hal yang tidak masuk akal untuk menarik perhatiannya. Dari dua contoh diatas kita bisa mengetahui bahwa tindakan manusia ini terjadi akibat adanya motif yang mendorongnya. Tindakan ini tentu memiliki sebuah arti atau makna.

Coba kita pikir, pernahkah kita bertindak tanpa berpikir terlebih dahulu, pernahkah kita bertindak dengan suatu pertimbangan atau kita bertindak karena ingin sekedar berubah saja ?. 

Pasti sebagian dari kita pernah melakukannya. Lalu bagaimana kita menjelaskan sebuah fenomena yang biasa terjadi kepada orang yang sedang jatuh cinta. Biasanya mereka menjadi irasional dan bertindak berdasarkan perasaan daripada akal mereka. Hal ini bisa kita kaji dalam sosiologi, Max Weber adalah salah satu tokoh dalam sosiologi yang menjadikan tindakan sosial dalam pokok pembahasannya.

Menurut Weber (Damsar:2015),  tindakan sosial tidak selalu memiliki dimensi rasional tetapi terdapat berbagai tindakan nonrasional yang dilakukan oleh orang, termasuk dalam tindakan orang dalam kaitannya dengan berbagai aspek dari kehidupan, seperti politik, sosial, dan ekonomi. Weber mengemukakan 4 tipe tindakan sosial yaitu tindakan tradisional, tindakan afektif, tindakan rasional nilai, dan tindakan rasional instrumental.

Sebelum kita mengetahui tentang 4 tipe tindakan sosial itu, mari kita lihat contoh kasus tindakan manusia. (1) Mizuhara adalah seorang keturunan Jepang, ia lebih memilih makan menggunakan sumpit daripada garpu karena sudah biasa dilakukan dan menjadi kebiasaan disana, (2) Handa adalah seorang pemuda yang sedang membutuhkan uang, pada saat yang bersamaan ia menemukan dompet di jalan. 

Tapi ia mengembalikan dompet itu karena ada nilai dan norma yang tertanam dalam dirinya, (3) Eren rela melakukan apa saja demi membuat pasangannya senang, bahkan ia rela terlihat aneh untuk menghibur pasangannya, (4) Miwa merupakan seorang mahasiswa, ia memiliki cita-cita ingin mempunyai banyak relasi dan akhirnya bergabung dengan organisasi extra kampus.

Apakah sudah telihat apa motif pendorong dari tindakan sosial diatas ? mari kita analisis secara seksama. Pada tindakan (1) terlihat bahwa ia lebih memilih menggunakan sumpit daripada garpu karena terbiasa. Tipe tindakan ini disebut dengan "Tindakan tradisional" karena ia melakukan karena terbiasa dan selalu melakukannya. 

Pada tindakan (2) walaupun ada kesempatan dan ia sangat membutuhkan, tapi ia tidak melakukannya karena ada nilai dan norma yang menjadi acuan. Tipe tindakan ini adalah "Tindakan rasional nilai". Pada tindakan (3) penggunaan perasaan lebih dominan daripada refleksi intelektual atau akal, tindakan ini disebut "Tindakan afektif" tindakan ini biasanya dilakukan karena rasa cinta, marah, takut maupun gembira tanpa pertimbangan rasional. Pada tindakan ke (4) pertimbangan sangat terlihat dalam tindakan ini dan dilakukan secara sadar, tipe tindakan ini adalah "tindakan rasional instrumental".

Menurut teori tindakan sosial Weber diatas dapat kita ketahui bahwa manusia dalam melakukan sesuatu atau bertindak pasti didasari oleh motif tertentu yang tidak selalu memiliki dimensi rasional. Walaupun manusia memiliki akal, akan tetapi manusia tidak mempertimbangkan akal dan lebih berpikir berdasarkan perasaannya pada kasus tertentu. Hal ini cukup menjelaskan sebuah fenomena kenapa manusia bersifat irasional ketika ia sedang jatuh cinta.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun