Mohon tunggu...
Fariza ika cahyani
Fariza ika cahyani Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswi uin maliki

Halo selamat membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengenal Bimbingan Konseling pada Ranah Anak Usia Dini

20 Februari 2021   18:54 Diperbarui: 20 Februari 2021   19:00 2045
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Bimbingan konseling dapat diartikan sebuah penyuluhan yang dapat memberi solusi atas permasalahan yang sedang dihadapi. Pada bimbingan konseling ini pihak yang lebih ahli atau biasa disebut konselor yang dapat memberikan solusi atas suatu permasalahan yang sedang dihadapi (Muhamad 2014). Bimbingan konseling ini sering kita jumpai dalam ranah pendidikan baik dari PAUD hingga jenjang universitas. Akan tetapi konsep bimbingan konseling dalam ranah PAUD berbeda dengan ranah universitas. Pelaksanaan layanan dan konseling di PAUD tentu tidaklah sama seperti pelaksanaan konseling pada ranah universitas. Anak usia dini masih sangat membutuhkan perhatian yang lebih, baik dari guru maupun orang tua. Pada prosesnya memerlukan keseriusan bagaimana membangun suasana yang nyaman bagi anak.

Pada dasarnya Bimbingan Konseling (BK) di lembaga anak usia dini tidak bisa hanya diberikan kepada mereka yang mempunyai perilaku bermasalah, akan tetapi sudah menjadi keharusan diberikan pula kepada mereka (seluruh anak didik) yang memang sedang dalam masa golden age. Bimbingan Konseling pada anak usia dini didasarkan pada bagaimana agar tumbuh kembang anak mencapai titik yang optimal, baik fisik motorik, psikis maupun sosio-emosionalnya. 

Berbeda dengan konseling pada umumnya, konseling pada ranah anak usia dini bisa dijadikan sebagai deteksi pada anak dengan bertujuan agar perkembangan psikis dan pertumbuhan fisik anak berjalan secara optimal (Eka, Astuti, and chalimah 2016). Agar konseling dapat berjalan kondusif sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, maka lingkungan tempat dilaksanakannya konseling hendaknya juga diperhatikan. Maka dari itu, konseling harus menyesuaikan dengan karakteristik anak usia dini. Pada anak usia dini biasanya menyukai hal-hal yang berwarna-warni dan menyukai sebuah permainan. Maka dari itu perlunya ide kreatif dari konselor untuk menarik perhatian sang anak agar mau terlibat dalam bimbingan konseling.  

Ada beberapa teknik yang harus dilakukan saat melaksanakan bimbingan konseling dengan anak (Surya 1988): 

1. Aktif

Aktif dalam pengertian ini ialah anak diharuskan mampu untuk selalu aktif dalam bimbingan konseling ini. Tidak hanya pada anak, pihak konselor juga harus aktif dalam bimbingan konseling ini. Selain itu dalam bimbingan konseling ini di upayakan untuk menjadikan anak berperan aktif di dalamnya, baik dalam mengambil keputusan, mengungkapkan pendapat ataupun hal lainnya. Semua kegiatan tersebut dilakukan dengan cara yang mengasyikkan yakni dengan bermain. Berbeda dengan bimbingan konseling pada anak SD ataupun SMP, bimbingan konseling pada anak usia dini dilakukan dengan cara yang lebih mengasyikkan yakni sambil bermain.

2. Kreatif 

Kreatif dalam hal ini diartikan sebagai, konselor memberikan suatu kegiatan yang kreatif dan kekinian sesuai dengan kondisi pada zaman sekarang ataupun bisa di campur dengan tradisional. Pada anak usia dini memang berbeda saat bimbingan konseling pada anak yang lebih dewasa atau dalam artian SD, SMP, SMA. Pada bimbingan anak usia dini dilakukan dengan cara bermain, maka perlunya untuk konselor memberikan kegiatan yang kreatif pada anak saat bimbingan konseling. Dengan diberikannya kegiatan yang kreatif, anak akan mengikuti serangkaian kegiatan saat dalam bimbingan konseling. Dengan begitu proses bimbingan konseling dapat berjalan dengan lancar.

3. Efektif 

Efektif dalam hal ini diartikan sebagai kegiatan konseling dapat menjadikan anak menerapkan hasilnya di setiap kegiatannya. Misalnya saat belajar, sejak awal bimbingan konseling anak menjadi malas untuk belajar. Namun lambat laun setelah menjalankan proses konseling, anak akan tidak malas dalam belajar. Dengan begitu kegiatan bimbingan konseling berjalan dengan efektif. Namun jika sebaliknya, setelah melakukan bimbingan konseling anak tidak memiliki perubahan yang baik, maka perlunya menganalisis hal apa yang menjadikan anak menjadi hal tersebut. 

4. Menyenangkan 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun