Bermain merupakan suatu aktivitas yang tidak bisa di terpisahkan oleh anak. Hampir setiap waktu anak melakukan aktivitas bermain tersebut. Banyak dari orang tua yang melarang anak untuk bermain. Mereka berfikir bermain tidak dapat membuat anak menjadi pintar.
Namun pada dasarnya bermain merupakan suatu aktivitas yang bertujuan untuk mengeksplor kemampuan sang anak. Aktivitas bermain dapat membuat anak menjadi senang dan bahagia.Â
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa masa usia dini atau dikenal dengan sebutan golden age ialah masa dimana pertumbuhan otak anak sangat pesat, karena terciptanya bermilyar-milyar sel-sel di dalam otak anak. seperti yang dosen sayang katakan saat perkuliahan siang tadi, pembelajaran pada anak usia dini menggunakan aspek yang sederhana yaitu panca indera, lingkungan sekitar, dan bermain.Â
Dengan aspek-aspek tersebut anak dapat menumbuhkan sel-sel neuron yang bertujuan untuk menstimulus otaknya. Maka dari itu disarankan pembelajaran pada anak dilakukan dengan kegiatan sambil bermain.
Banyak sekali pembelajaran yang dapat anak ambil dari bermain. (Eliasa 1988) Diantara nya, anak dapat Merangsang perkembangan kognitif. Merangsang perkembangan kognitif sangat penting bagi anak.Â
Anak bisa mengenal permukaan yang kasar, lembut atau yang lain. Sehingga anak mampu mencerna nya dengan logikanya dan hal tersebut dapat menjadikan kognitif anak berkembang dengan baik. Â
Selain menumbuhkan perkembangan kognitif anak, bermain juga dapat membuat anak meningkatkan sikap sosial. Sikap sosial dapat berupa belajar berkomunikasi dengan orang lain, belajar berorganisasi dengan yang lain, menimbulkan rasa percaya diri, menstabilkan emosi anak dan anak juga mampu mengatasi konflik nya tersebut.
Perlu diketahui bahwa bermain pada anak memang sangat banyak manfaatnya. Anak bisa eksplor dunianya sendiri dengan bermain. Disamping itu orang tua pasti menginginkan yang terbaik untuk anaknya. maka dari itu, Â perlu bagi orangtua untuk menyeimbangkan keduanya antara bermain dengan belajar. Banyak cara untuk menyeimbangkan antara bermain dengan belajar.Â
Maka dari itu perlu mengasah kreativitas orang tua akan hal tersebut. Selain perlunya kreativitas orangtua juga harus tahu perkembangan anak. dengan mengetahui perkembangan anak tersebut orang tua dapat memberikan pembelajaran yang sesuai dengan usia perkembangannya. Jika orang tua paham akan fase perkembangan anak, dia akan memberikan pelajaran pada anak sesuai fasenya.Â
Misalnya anak tidak bisa untuk langsung membaca, sebelum lancar membaca anak harus mengetahui alfabetnya. Setelah itu lama-kelamaan anak juga bisa membaca.jangan terlalu memaksa anak untuk bisa tetapi dari stimulus pada anak setiap hari.Â
Jika terlalu memaksa takutnya timbul tekanan yang bisa membuat anak menjadi stres. Dengan diberi stimulus setiap hari anak akan paham dan mengerti. Selain pembelajaran yang berkaitan dengan pengetahuan, anak juga bisa belajar dengan hal-hal lain.Â