Mohon tunggu...
Fariza ika cahyani
Fariza ika cahyani Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswi uin maliki

Halo selamat membaca

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Bentuk Komitmen Sejak Dini untuk Kehidupan Dewasanya

10 Februari 2020   22:49 Diperbarui: 10 Februari 2020   22:55 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Emosi adalah reaksi obyektif terhadap pengalaman yang disesuaikan dengan perubahan psikologis dan tingkah laku. Emosi berkembang sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya.

Menurut Bronfenbreuner (Santrock,2006) ada beberapa sistem yang berpengaruh terhadap perkembangan anak yaitu, mikrosistem mesosistem, ekosistem, makrosistem dan kronosistem.

Adapun hal yang sangat berpengaruh dalam emosi anak usia dini adalah mikrosistem. Mikrosistem dapat diartikan sebagai pengaturan tempat individu yang menghabiskan banyak waktu, baik dengan keluarga, teman sebaya, tetangga, maupun sekolah. Dalam hal tersebut emosi sang anak dapat berkembang di lingkungan tersebut.

Banyak kejadian yang dapat membuat emosi bagi sang anak. Contohnya pada saat sang orang tua mengajak anak kesalah satu supermarket untuk membeli sesuatu. Pada saat sudah sampai kasir, seperti biasa di depan kasir terdapat kinderjoy. Kinderjoy adalah sebuah makanan yang sangat disukai sang anak.

Karena didalam kinderjoy terdapat mainan yang tersembunyi, sehingga sang anak tertarik akan hal tersebut. Dengan harga yang fantastis sekitar diatas 10 ribu. Menurut orang tua sang anak, kinderjoy sangat tidak worth it.

Di dalam kemasan hanya berisi sebuah mainan kecil dan 2 buah bola-bola coklat kecil. Jika hal tersebut tidak dituruti atau dengan kata lain sang orang tua tersebut tidak membelikannya, maka anak tersebut akan cranky.

Dengan begitu ada acara atau taktik agar sang anak mudah menuruti apa kata orang tua, yaitu:

1. Beri komitmen pada anak sejak awal, contohnya " Nak mau ikut ibu ke supermarket tidak?, kalau mau ikut harus nurut apa kata ibu."

2. Atau bisa dengan cara perkataan lain, contohnya, " Nak, mau ikut ibu tidak ke supermarket?, kalau mau ikut ibu, ibu hanya beli beberapa barang saja, tidak beli kinderjoy atau yang lainnya. Kalau kamu rewel atau nangis minta ibu untuk belikan barang yang kamu inginkan, ibu akan ninggalin kamu di supermarket sendirian."

Jika anak tersebut menangis, maka ibu tetap akan komitmen yang sudah disepakati sejak awal tadi, bahwa ia akan meninggalkannya di supermarket sendirian. Pasti lama-kelamaan sang anak akan menghampiri ibunya.

Dengan dilatihnya sang anak untuk berkomitmen sejak usia dini, maka lama-kelamaan anak akan terbiasa menjaga komitmen kelak di kehidupan dewasanya mendatang.

"Waktu menjadi kata kunci untuk memahami emosi, karena dalam waktu manusia menyimpan pengalaman."

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun