Kecerdasan buatan (AI) kini banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari media sosial, layanan kesehatan, hingga sistem perbankan. Namun, di balik manfaatnya, AI juga menimbulkan persoalan serius, yaitu terkait privasi data. AI bekerja dengan cara mengumpulkan serta menganalisis data dalam jumlah besar. Hal ini dapat menimbulkan risiko penyalahgunaan, kebocoran, bahkan pengawasan berlebihan yang mengancam hak privasi individu.
Pertama, AI sangat bergantung pada data dalam jumlah masif untuk meningkatkan kinerjanya. Banyak aplikasi berbasis AI yang mengakses data pribadi pengguna tanpa disadari. Salah satu contohnya adalah aplikasi pengenalan wajah Clearview AI yang sempat menuai kontroversi karena mengambil miliaran foto dari internet tanpa izin pemiliknya. Kasus ini membuktikan bahwa pengembangan teknologi AI dapat melanggar privasi individu.
Kedua, data pribadi juga rentan disalahgunakan untuk kepentingan komersial maupun politik. Kasus Cambridge Analytica pada tahun 2018 menjadi bukti nyata. Saat itu, data jutaan pengguna Facebook digunakan untuk kepentingan politik melalui iklan yang dipersonalisasi. Hal ini menunjukkan bahwa data pribadi tidak lagi sepenuhnya menjadi milik individu, melainkan dapat dijadikan komoditas yang bernilai tinggi.
Ketiga, risiko kebocoran data akibat lemahnya sistem keamanan juga perlu diperhatikan. Di Indonesia, pernah terjadi kasus kebocoran data registrasi SIM Card pada tahun 2022 yang melibatkan lebih dari 1,3 miliar data masyarakat. Walaupun tidak semuanya berhubungan langsung dengan AI, perkembangan teknologi membuat skala kebocoran semakin besar dan sulit dikendalikan. Jika tidak diantisipasi, celah keamanan semacam ini dapat semakin mudah dimanfaatkan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
Dapat disimpulkan bahwa AI memang membawa banyak manfaat, tetapi sekaligus menghadirkan ancaman baru terhadap perlindungan data pribadi. Kasus Clearview AI, Cambridge Analytica, hingga kebocoran data di Indonesia menjadi bukti bahwa ancaman terhadap privasi benar-benar nyata. Oleh karena itu, diperlukan regulasi yang lebih ketat, transparansi dalam penggunaan data, serta peningkatan kesadaran masyarakat untuk menjaga keamanan informasi pribadi. Dengan demikian, AI dapat dimanfaatkan sebagai alat kemajuan tanpa mengorbankan hak privasi individu.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI