Mohon tunggu...
Fariz Ragil Ramadhani
Fariz Ragil Ramadhani Mohon Tunggu... Jurnalis - Digital Marketing Manager PT Bimasakti Multi Sinergi

CRM, Social Media Management & Advertisement, Content Creation, Design Graphic, SEO, SEM, Database Management, Product Analysis, Brand Communication

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Ternyata Orang Indonesia Masih Belum Percaya Berbagai Hal "Online"

19 Februari 2019   17:05 Diperbarui: 19 Februari 2019   17:53 432
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Businessman Online. Source: Freepik.com

Seperti yang terlihat saat ini, bahwa dunia modern telah berkembang sangat pesat, berkembangnya teknologi ini telah dirasakan oleh berbagai bidang kehidupan baik ekonomi, politik, pendidikan serta berbagai bidang lainnya. Nah, dengan perkembangan ini, ternyata terdapat fakta yang mengejutkan, yakni sebagian persen orang Indonesia belum percaya online. Apa alasannya?

Kata melek teknologi sebenarnya bisa diartikan menjadi beberapa artian, misalnya diartikan sebagai seseorang yang belum bisa menggunakan teknologi sama sekali, atau bisa juga diartikan sebagai seseorang yang belum bisa memanfaatkan teknologi untuk hal yang bermanfaat, misalnya untuk mencari penghasilan.

Berbicara tentang orang Indonesia belum percaya online, hal ini disampaikan oleh beberapa pakar ahli. Nah, fakta mengejutkan tersebut bisa Anda pahami dengan ulasan berikut ini!

Hanya 10% Orang Indonesia yang Melek Teknologi  
Innovator and Expert in Computer Technology, Michael S. Sunggiardi, menyatakan bahwa hanya sekitar 10% dari 239 juta penduduk Indonesia yang telah melek teknologi. Itu artinya, hanya sekitar 23,9 juta orang penduduk Indonesia yang telah menggunakan teknologi dengan baik.

Kendati demikian, sebenarnya diperkirakan telah ada 80 juta orang yang telah mengakses internet, namun angka tersebut tidak menunjuk bahwa mereka benar-benar mampu memahami teknologi secara baik. Sebab 72 juta orang tersebut hanya menggunakan internet untuk aktivitas jejaring sosial saja.

Selain itu, disampaikan pula oleh Michael S. Sunggiardi, sejak masuknya komputer ke Indonesia yakni sejak tahun 1982, hanya 10 dari 497 kota besar di Indonesia saja yang telah mengadopsi teknologi tingkat tinggi. Wilayah tersebut didominasi oleh Pulau Jawa dan Sumatera.

Sementara itu, di luar wilayah tersebut, yakni Indonesia timur tepatnya, teknologi masih sangat minim, bahkan mendekati minus.

Kira-kira apa yang menjadi kendala perkembangan teknologi tersebut? Salah satu mengapa serapan teknologi informasi sangat minim di wilayah timur adalah, belum terbangunnya infrastruktur yang memadai. Nah, untuk mengatasi hal tersebut, rencananya di tahun mendatang, pemerintah akan membangun jaringan serat optik nasional, dengan menjangkau seluruh provinsi yang ada di Indonesia termasuk 440 kota atau kabupaten.

Masyarakat Indonesia Belum Percaya e-Commerce
Fakta bahwa orang indonesia belum percaya online adalah, rendahnya transaksi jual beli secara online atau melalui e-commerce. Hal ini disampaikan oleh Direktur Utama Groupon Indonesia, Indrasto Budisantoso yang mengatakan bahwa sistem belanja melalui internet masih sulit untuk dipercaya oleh masyarakat dibandingkan melalui metode konvensional. Hal ini dikatakan, bahwa hanya sekitar 50% masyarakat Indonesia saja yang telah menggunakan akses jual beli online. Salah satu penyedia e-commerce Indonesia, yaitu Fastpay, juga menyatakan bahwa butuh pengenalan secara offline kepada masyarakat agar mulai sadar dan paham menggunakan e-commerce untuk kemudahan memenuhi kebutuhan. 

Secara lebih rinci lagi, Indrasto juga mengatakan alasan mengapa 50% orang Indonesia tak percaya online shop adalah dikarenakan sekitar 34,6% responden mengaku takut tertipu bila membeli produk secara online, sedangkan 21,6% orang lainnya tak percaya membeli secara online karena memang belum melihat produknya secara langsung.

Meski demikian, ternyata di 2011 pasar e-commerce telah mencapai US$0,62 miliar, bahkan tahun lalu bisa mencapai US$1,58 miliar. Ini artinya, setiap tahun penggunaan e-commerce akan selalu meningkat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun