Mohon tunggu...
Faridah NurAzizah
Faridah NurAzizah Mohon Tunggu... Mahasiswa PKN STAN

Fokus pada bidang keuangan negara

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Strategi Kepemimpinan dalam Era VUCA: Studi Kasus Pemulihan Ekonomi Amerika Serikat Pasca-Pandemi Covid-19 oleh Joe Biden

2 Agustus 2025   13:51 Diperbarui: 2 Agustus 2025   13:51 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Tidak akan ada kehidupan tanpa perubahan, dan takut akan apa yang berbeda atau asing berarti takut akan kehidupan – Theodore Roosevelt (Meliala, 2023). Berdasarkan kutipan kata-kata dari Roosevelt, perubahan adalah sesuatu hal yang mau tidak mau harus dihadapi oleh setiap manusia. Suatu hal yang pasti akan terjadi dalam kehidupan adalah ketidakpastian. Oleh sebab itu, memiliki mental adaptor yang baik sangat diperlukan dalam menghadapi ketidakpastian yang sering kali terjadi. Kondisi lingkungan yang terus mengalami perubahan dan tidak dapat diprediksi ini dituangkan dalam istilah VUCA, yang merupakan sebuah akronim dari kata volacity, uncertainty, complexity, dan ambiguity (Moedasir, 2022). 

Situasi terkini yang sangat menggambarkan sifat VUCA dari dunia adalah adanya virus SARS-CoV-2 yang peredarannya mulai terendus pada 2019 lalu (Adnan et al., 2021). Dari sisi volacity atau volatilitas, pandemi covid-19 memberikan dampak yang persebarannya begitu cepat serta tidak memandang latar belakang dari masyarakat terdampak dalam waktu yang begitu instan. Baik itu masyarakat kelas atas, menengah, atau pun bawah, seluruhnya mendapatkan imbas atas adanya kondisi ini. Bahkan, adanya covid-19 ini membuat 2,1 juta orang kehilangan pekerjaan mereka dalam beberapa bulan awal penyebaran virus. Sedangkan dari aspek uncertainty atau ketidakpastian, pandemi yang terjadi menyebabkan timbulnya kebingungan terkait asal muasal virus, strategi pengendalian, serta kebijakan tepat yang seharusnya diimplementasikan. Teori konspirasi, spekulasi ilmiah, dan informasi yang tidak konsisten terkait asal virus menciptakan kebingungan publik. Ditambah lagi dengan kebijakan yang senantiasa berubah mengikuti keadaan yang dinamis, seperti aturan PSBB yang berbeda di tiap daerah menimbulkan ketidakjelasan yang memperburuk kepercayaan publik terhadap pemerintah. Selanjutnya, keterpenuhan aspek complexity atau kompleksitas dari adanya covid-19 yaitu kesulitan dalam mengelola berbagai kepentingan yang saling bertentangan. Pemerintah dihadapkan pada dilema besar, antara mendahulukan kesehatan masyarakat atau justru mempertahankan aktivitas ekonomi. Terakhir, mengingat adanya ketidakkonsistenan dalam prioritas dan respons kebijakan, kondisi pandemi ini dinyatakan memenuhi sisi ambiguity atau ambiguitas sebagai salah satu bagian dari VUCA. Salah satunya yakni kebijakan larangan mudik akan tetapi di lain sisi terdapat kebijakan perizinan transportasi umum untuk beroperasi.

Sebagai seorang pemimpin yang kompeten dalam menghadapi segala perubahan, khususnya akibat adanya covid-19, alangkah baiknya pemimpin tersebut dapat menerapkan prinsip ‘The 8-Step Process for Leading Change’ yang dikemukakan oleh John P. Kotter dalam bukunya yang berjudul “Leading Change”. Langkah pertama yang harus ditempuh oleh pemimpin yakni membangun rasa urgensi, dengan cara meyakinkan semua pengikut dalam suatu organisasi bahwa perubahan itu penting dan harus segera dilakukan. Hal tersebut dapat dilakukan melalui pemberian penjelasan bahwa situasi yang dihadapi oleh organisasi saat ini bersifat sangat mendesak sehingga perubahan adalah satu-satunya jalan yang dapat ditempuh. Selanjutnya, langkah kedua yang harus dilakukan yaitu membentuk tim yang kuat untuk memimpin perubahan. Tim tersebut terdiri dari orang-orang yang memiliki pengaruh, kemampuan, dan komitmen yang tinggi untuk bekerja sama memandu proses perubahan. Setelah itu, pemimpin harus membuat visi dan strategi yang jelas untuk menghadapi perubahan sebagai langkah ketiga. Visi yang dibuat hendaklah memberikan arah yang jelas dan tujuan yang inspiratif bagi semua pihak. Langkah keempat, pemimpin harus dapat menyampaikan visi yang telah dibuat tersebut dengan baik agar semua pengikut memahami perubahan yang diinginkan dan merasa dilibatkan. Setelah visi tersampaikan, langkah kelima yang wajib dilakukan oleh pemimpin yakni menghilangkan hambatan-hambatan yang berpotensi menghalangi perubahan. Seperti aturan yang kaku atau kebiasaan lama yang telah mendarah daging pada organisasi. Tim juga perlu diberi dukungan dan sumber daya yang cukup untuk menjalankan rencana perubahan. Langkah keenam, pemimpin hendaknya merencanakan target-target jangka pendek yang lebih mudah untuk dicapai dalam waktu singkat. Keberhasilan memenuhi target tersebut akan memberikan motivasi kepada semua pengikut dan menunjukkan bahwa perubahan akan membawa hasil nyata. Selain itu, sebagai langkah ketujuh, pemimpin harus mengonsolidasikan kemenangan tersebut untuk mendorong lebih banyak perubahan yang dapat dilakukan dengan mengatasi masalah lebih besar atau memperluas inisiatif perubahan ke area lain. Langkah terakhir yang harus ditempuh oleh pemimpin adalah menjadikan perubahan sebagai bagian dari budaya organisasi dengan memastikan bahwa nilai-nilai dan praktik baru yang dihasilkan dari perubahan tertanam dalam budaya organisasi. Pemimpin harus menegaskan terkait pentingnya perubahan dengan menunjukkan hubungan langsung antara perubahan dan keberhasilan organisasi (Kotter, 1997).

Salah satu pemimpin yang berhasil melintasi rintangan pandemi covid-19 adalah Joe Biden, seorang Presiden Amerika Serikat, yakni negara dengan pemulihan perekonomian tercepat pasca pandemi (Indraini, 2021). Keberhasilan yang diraih oleh Amerika Serikat tersebut tak lain dan tak bukan disebabkan oleh penerapan prinsip ‘The 8-Step Process for Leading Change’ oleh Biden. Sebagai langkah pertama, Biden membangun rasa urgensi dengan mengidentifikasi dampak besar pandemi terhadap perekonomian dan kehidupan masyarakat. Biden menegaskan bahwa langkah cepat diperlukan untuk menghindari keruntuhan ekonomi lebih lanjut, seperti yang disampaikannya dalam pidato-pidato tentang pentingnya menangani pandemi secara terkoordinasi. Langkah kedua, Biden membentuk tim yang kuat dalam menangani kegoyahan ekonomi akibat adanya pandemi. Ia menunjuk tokoh-tokoh ahli untuk mengisi posisi kunci, seperti Janet Yellen sebagai Menteri Keuangan dan Cecilia Rouse sebagai Ketua Dewan Penasihat Ekonomi. Dengan dipilihnya tim ekonomi yang berpengalaman, diharapkan mampu memberikan solusi strategis untuk menghadapi krisis. Langkah ketiga, menciptakan visi dan strategi yang jelas, yang terlihat dari pengesahan American Rescue Plan senilai $1,9 Triliun. Program ini bertujuan untuk memberikan bantuan langsung tunai kepada warga negara, mendukung usaha kecil, memperluas asuransi pengangguran, dan mempercepat distribusi vaksin. Biden juga memprioritaskan investasi dalam infrastruktur untuk mempercepat transformasi ekonomi jangka panjang. Setelah membuat visi yang strategis, Biden kemudian menjajaki langkah keempat dengan mengkomunikasikan visi tersebut sebaik mungkin melalui kampanye komunikasi publik yang intensif. Biden dan timnya bahkan menggunakan berbagai saluran media untuk menjelaskan manfaat dari American Rescue Plan dan kebijakan-kebijakan pendukung lainnya. Guna memperlancar pelaksanaan visi, langkah kelima yang dilaksanakan oleh Biden yaitu menghilangkan hambatan-hambatan yang ada dengan mendorong kolaborasi bipartisan di Kongres meski menghadapi tantangan politik. Biden juga memastikan distribusi vaksin dilakukan secara cepat dan merata, sehingga pembukaan kembali aktivitas ekonomi dapat dilakukan dengan aman. Tak lupa, Biden pun merencanakan target-target jangka pendek yang lebih mudah untuk dicapai dalam waktu singkat. Melalui bantuan langsung tunai dan perluasan program asuransi pengangguran, hasil yang signifikan terlihat jelas berupa penurunan tingkat pengangguran dan pemulihan sektor usaha kecil, peningkatan motivasi bagi masyarakat, serta peningkatan kepercayaan terhadap pemerintah. Sebagai langkah ketujuh, Biden mengonsolidasikan kemenangan untuk mendorong lebih banyak perubahan melalui pengesahan Infrastructure Investment and Jobs Act. Dengan berfokus pada pembangunan infrastruktur, Biden menciptakan lapangan kerja baru dan memperkuat ekonomi secara berkelanjutan. Terakhir, Biden mampu menjadikan perubahan sebagai bagian dari budaya organisasi dengan mendorong reformasi jangka panjang, seperti transisi menuju energi bersih dan kebijakan pajak progresif untuk mendukung keadilan ekonomi. Dengan menerapkan kedelapan langkah ini, Biden pun berhasil memimpin Amerika Serikat menuju pemulihan ekonomi cepat dan berkelanjutan pasca-pandemi.

Daftar Pustaka

Adnan, R. S., Anam, F. K., & Radhiatmoko, R. (2021). The Vuca Era Creates Covid-19 Pandemic in Indonesia Being Complicated. Sosiohumaniora, 23(3), 437. https://doi.org/10.24198/sosiohumaniora.v23i3.29744

Indraini, A. (2021). Yuk Ditebak, Negara Mana yang Ekonominya Paling Cepat Pulih dari Corona? Finance.Detik.Com. https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-5507367/yuk-ditebak-negara-mana-yang-ekonominya-paling-cepat-pulih-dari-corona

Kotter, J. P. (1997). Leading Change. Gramedia Pustaka Utama.

Meliala, G. V. (2023). Perubahan di Tengah Kenyamanan: Tidak Ada Rintangan yang Amerta. Warior.Id. https://warior.id/perubahan-di-tengah-kenyamanan-tidak-ada-rintangan-yang-amerta/

Moedasir, A. (2022). VUCA Adalah: Pengertian, Langkah, Dampak. Majoo.Id. https://majoo.id/solusi/detail/vuca-adalah

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun