Mohon tunggu...
Farid Elsyarif
Farid Elsyarif Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Mahasiswa yang gemar menulis sebagai ekspresi positif

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Larangan Buka Puasa Bersama Pejabat dan ASN, Melatih Hidup Seimbang

24 Maret 2023   09:00 Diperbarui: 24 Maret 2023   09:19 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Arahan Presiden Jokowi tentang larangan buka puasa bersama 2023 bagi pejabat dan pegawai negara selama Ramadan 1444 H menuai pro-kontra. Aturan sederhana saja kok masih ditanggapi pro-kontra. Lucu banget ya. Bila Anda pejabat dan pegawai negara, kan anggap saja larangan ini sebagai spirit untuk mengembalikan sikap hidup sederhana. Apalagi di tengah sorotan pejabat negara dan keluarga yang bergaya hidup mewah dan hedonis. Bila kita masyarakat biasa, berarti kan tidak masalah tetap menjalankan buka puasa bersama. Masyakarat Silakan saja berbuka puasa bersama sebagai bagian untuk silaturahim dan menyemangati ibadah puasa.

Kalau boleh berpendapat, anggap saja larangan itu sebagai spirit untuk melatih keseimbangan dalam perilaku. Kemarin-kemarin kan hampir tidak ada larangan untuk mempertontonkan gaya hidup mewah dan perilaku hedonis. Sehingga jadi gaduh nasional dan berapa banyak pejabat negara yang terpaksa dipanggil KPK dan buru-buru memberi klarifikasi. Nah, sekarang dilarang untuk buka puasa bersama untuk "menjaga perasaan publik" harusnya ya nggak masalah kan. Sekali lagi, anggap saja latihan untuk hidup seimbang. Apalagi di bulan puasa, bagus kan?

Hidup yang seimbang. Mungkin bisa jadi keharusan di zaman begini. Seimbang lahir dan batin. Seimbang dunia dan akhirat. Seimbang urusan pribadi dan urusan publik. Karena sesuatu yang seimbang itu menyehatkan, bahkan membahagiakan. Apapun yang telah terjadi, adalah pelajaran akan pentingnya hidup seimbang. Bahwa dalam hidup ada yag tidak dilarang, ada pula yang dilarang. Latihan untuk hidup seimbang.

Seimbang itu berarti sama berat. Sebanding atau setimpal. Hidup yang seimbang antara ke atas dan ke samping. Sebanding urusan vertikal dan horizontal. Seimbang antara kepentingan pribadi dengan kepentingan umum. Setimpal antara kerja keras untuk mencari dan keberanian untuk memberi. Karena sejatinya, hidup kan memang mencapai keseimbangan dalam segala hal. Seimbang menuntut ilmu dan berbagi ilmu. Seimbang mencari uang dan bersedekah di mana pun. 

Rezeki, uang, atau apapun butuh keseimbangan. Ada saat mencari ada saat memberi. Rezeki itu justru makin berkah, makin ditambah bila mau dibagi. Bukan hanya mencari melulu tanpa mau berbagi. Semua harus seimbang, ada yang masuk ada yang keluar. One in one out.

Memang, seimbang tidak harus sama rata atau sama hasil. Tapi seimbang adalah kesadaran. Bahwa bekerja seolah akan hidup selamanya. Namun harus ingat, beribadah-lah seolah akan mati esok. Maka, tanamlah setiap benih kebaikan di mana pun, hingga kapan pun. Seimbang itu spirit yang diikuti perbuatan. Hanya hidup yang seimbang, pasti membuat pelakunya lebih tenang, lebih tentram. 

Seimbang saja, ketika berbuat kebaikan adalah karunia maka saat disakiti adalah penggugur dosa. Salam literasi #HikmahPuasa #PegiatLiterasi #RamadanCeria

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun