Oleh : Â Farhan Muharam Saleh 1 dan Junianto 2
1). Â Mahasiswa Program Studi Perikanan UNPAD
2). Dosen Program Studi Perikanan UNPAD
Somay adalah jajan yang sering kita temukan di jalan-jalan. Asal muasal makanan ini berasal dari negeri Tiongkok di negeri asalnya tersebut siomay terbuat dari daging babi cincang, kemudian diganti dengan daging ikan seperti tenggiri bahkan ada yang menggunakan daging udang dan ayam. Di Indonesia siomay pada umumnya terbuat dari daging ikan tenggiri.
Ikan tenggiri adalah ikan laut yang umum ditemukan di laut tropis termasuk di Indonesia. Ikan tenggiri di Inondesia sendiri memiliki nilai ekonomis dan umum dijadikan bahan makanan karena memiliki rasa yang gurih dan kandungan gizi yang dapat memenuhi kebutuhan protein hewani. Kandungan gizi yang terkandung dalam ikan tenggiri menurut Purwaningsih (2010) adalah air sebesar 75,38%; protein 20,19%; lemak 2,03%; dan abu 1,54%. Menurut Junianto (2003) dalam Purwaningsih (2010) secara umum, ikan dapat dikategorikan menjadi ikan berprotein rendah yang memiliki memiliki kadar protein < 15% dan ikan berprotein tinggi dengan kadar protein  sebanyak 15-20% hingga lebih dari 20%. Ikan tenggiri termasuk dalam ikan berprotein tinggi karena kadar proteinnya lebih besar dari 20% yakni 20,19%.
Ikan tenggiri juga memiliki asam amino esensial dan non esensial yang diperlukan tubuh manusia diantaranya isoleusin yang memiliki peran dalam pertumbuhan bayi dan keseimbangan nitrogen bagi orang dewasa. Lisin yang berperan untuk crosslinking protein dalam biosintesis karnitin, menyembuhkan penyakit herpes kelamin. Valin untuk penyakit anemia, mengantikan posisi glutamat dalam hemoglobin. Metionin untuk kenormalan metabolisme, antioksidan dan menghilangkan kantuk (Purwaningsih 2010).
Siomay di Indonesia umumnya berbahan baku ikan tenggeri meski pada awalnya di Tiongkok siomay dibuat dari daging babi. Karena Indonesia memiliki penduduk dengan mayoritas beragama Islam menjadikan bahan baku siomay pun diganti dengan yang halal seperti ikan tinggiri. Ikan tenggiri dipilih menjadi bahan baku utama dalam pembuatan siomay di Indonesia karena ikan tenggiri umum ditemukan di perairan Indonesia. Selain itu, ikan tenggiri menjadi bahan untuk siomay karena memiliki rasa yang gurih, tekstur rapat, dan sedikit kenyal, serta mampu menimbulkan aroma yang tajam (Nesianti 2015).
Siomay di Indonesia termasuk makanan sampingan atau jajanan. Siomay umumnya dijual di atas gerobak pedagang kaki lima dengan sauce kacang dilengkapi dengan kecap dan memiliki pelengkap seperti kentang rebus, tahu kol/kubis, telur dan paria. Dewasa ini perkembangan siomay di Indonesia masih tetap begitu-begitu saja, umumnya siomay direbus atau digoreng seperti biasa belum ada modifikasi lebih "wow" untuk menambah variasi makanan ini. Untuk menambah kesan kekinian siomay dapat dimodifikasi dengan dibalut tepung roti yang jatuhnya seperti makanan jajanan khas Korea yaitu Corndog yang saya sebut SIOMAYO. Inovasi yang diterapkan pada siomay memiliki rasa yang dapat diterima khalayak ramai. Saus kacang pada inovasi juga diganti dengan saus sambal dan mayones serta pelengkap siomaynya dapat berupa kentang goreng.
Promosi untuk produk inovasi baru yang optimal adalah dengan kekuatan media sosial dan bermitra dengan ojek online. Sekarang ini sebuah produk dapat dengan mudahnya viral melalui penyebaran media sosial yang semakin mudah. Media sosial yang paling umum digunakan dalam promosi adalah Instagram karena umum digunakan masyarakat Indonesia khususnya anak muda selain itu Instagram (IG) juga media sosial yang menampilkan gambar atau video sehingga dapat menyampaikan informasi secara padat dan jelas. Kesimpulanya "Siomayo" adalah konsep modifikasi siomay kekinian yang dapat menambah nilai jual siomay dengan rasa yang dapat diterima khalayak ramai.
Referensi:
Nesianti, A. 2015. Pengaruh Penambahan Puree Labu Siam (Sechium Edule) Terhadap Sifat Organoleptik Siomay Ikan Tenggiri (Scomberomorus commersoni). E-Jurnal Boga, Vol.4 (3): 79-84.
Purwaningsih, S. 2010. Kandungan Gizi dan Mutu Ikan Tenggiri (Scomberomorus commersonii) Selama Transportasi. Seminar Nasional Perikanan Indonesia 2010.
